Ayla's (part 2) (last)

20 3 0
                                    

[Now Playing : Repair - Keenan Te]

***

"The only reason we get through life is because we all have those special people who make the journey worthwhile."

Sejak hari itu, Ayla mulai jarang melihat Ariem. Laki-laki itu awalnya sering datang mengunjungi kelasnya dan mengobrol dengan anak laki-laki lainnya, namun akhir-akhir ini mulai jarang terlihat. Ayla tidak heran karena dia pikir Ariem pasti juga punya kesibukan di kelasnya, apalagi sekarang mereka mulai mendekati ujian semester satu. Ayla mulai menambah kefokusannya dan persiapannya dalam menghadapi ujian nanti. 

"Nanti undang temanmu ke rumah."

Ayla terkejut dengan ucapan ibunya barusan, sebelumnya belum pernah dia merayakan ulang tahunnya setelah dia masuk SD. 

Ayla mengundang teman-teman terdekatnya dan Ariem, tentu saja. Perempuan itu awalnya mengira Ariem tidak akan datang, namun dugaannya salah. Dia datang dengan buket bunga berwarna merah muda. Sudah jelas, ejekan itu datang bertubi-tubi dari teman lainnya yang datang juga. 

Singkat cerita mereka menikmati makanan yang Ayla dan ibunya hidangkan dan mereka saling memberikan tuan rumah kado satu per satu. Terakhir ditutup dengan mereka saling melempar tepung, pesta tepung perempuan itu menyebutnya. 

Ayla mengejar Ariem yang melempar tepung di atas kepalanya, dia tidak peduli ejekan lagi, dendamnya harus terbalaskan. Apalagi, ulang tahun laki-laki itu lima hari sebelumnya. Jadi sekalian saja pikirnya. 

Benar-benar hari yang Ayla tidak akan pernah lupakan, sesuatu telah membuatnya terasa sangat spesial. 

***

"A single photograph can tell a story better than a thousand words." (Desconhecido, Miss Saigon)

Ayla sangat berdebar, hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Pembagian rapor. Sebelum berangkat, perempuan itu berdoa dengan sangat khusyu' supaya Tuhan memberinya hasil yang memuaskan. Jum'at cerah yang menenangkan, seperti biasanya. Pemandangan para siswa dengan seragam pramuka terlihat sangat ramai, mengingat para orang juga ikut hadir dalam pengambilan nilai ujian anak mereka. 

Ayla bersyukur, namanya menempati posisi kedua  terbaik di kelasnya. Tentu saja, Dasha berada di peringkat pertama seperti biasanya, Ayla belajar banyak dari perempuan luar kota itu. Saat para orang tua masih berbicara dengan wali kelas mereka di dalam, Ayla bersama teman sekelas lainnya menunggu di luar. 

"Itu Ariem." Mata Ayla secepatnya melihat ke arah datang laki-laki itu setelah mendengar kalimat tadi. Laki-laki beralis tebal itu menyapanya, lesung khas Ariem muncul. 

"Kamu dapat peringkat berapa?" tanya Ayla antusias, lalu Ariem menaikkan telunjuk, jari tengah, dan manis.

"Keren," sanjungnya. 

"Kamu?" tanya balik lawan bicara yang berbeda sembilan senti dengannya. 

Ayla memberitahunya dan laki-laki itu tidak berhenti memujinya tanpa menghilangkan lesung di pipi kirinya itu. 

Setelah itu, salah satu temannya mengusulkan Ayla dan Ariem untuk berfoto bersama. Ayla tanpa pikir panjang langsung menolaknya, dia tidak ingin membuat Ariem merasa tidak nyaman dengannya. Dia rasa berfoto bersama adalah ide yang tidak bagus. 

Für Ayla [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang