letzten

12 2 0
                                    

Dear Ayla,

Sudah lama ya, semenjak aku menulis kembali surat untukmu. Jari-jari ini akhirnya bisa digunakan kembali untuk menulis ini. Bagaimana kabarmu? Sudah setahun berlalu sejak reuni SMP itu. Aku harap kamu dalam keadaan sehat saat itu, berada di tempat ini terasa begitu membosankan, jadi hari itu aku melihatmu dari media sosial. Kamu terlihat begitu bahagia bersama teman-temanmu, bahkan dengan teman lelakimu. Setelah melihatnya, aku kembali bertanya-tanya. 

Apa kamu sedang menyukai seseorang?

Aku melihat cuaca mendung dari jendela, pemandangan dari lantai tiga tidak begitu terhalang pohon dan para awan pemurung itu terlihat sangat jelas dari sini. Apakah suasana hatiku seperti keadaan cuaca sekarang begitu tahu bahwa kamu juga menyukai orang lain. Mungkin cuacanya terlihat lebih mengerikan, seperti badai dan tornado yang meratakan seluruh kota. 

Ayla, aku harap setelah ini kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Aku ingin mengenalmu lebih dalam lagi. 

Namun entah kenapa ... rasanya seperti sangat sulit. 

Setelah beberapa proses yang rumit ini, akhirnya aku bisa beraktivitas seperti manusia normal lagi. Entah apa yang sudah terjadi, hari itu pas sekali teman SMP kita mengajak bertemu untuk bersenang-senang. Di hari itu, kita bertemu lagi. Aku bersyukur untuk hari itu Tuhan masih memberi kesempatan untuk melihatmu sekali lagi. Semoga kita bisa terus bertemu dan menghabiskan waktu bersama-sama. 

Banyak hal menyenangkan yang kita lakukan seperti menaiki wahana, photo booth, dan makan malam di tepi dermaga sambil menikmati matahari terbenam. Momen berharga, aku belum pernah menghabiskan waktu bersamamu selama itu. 

Aku juga merasakan perubahan darimu. Kamu sudah tidak begitu pemalu seperti SMP dulu, kamu juga menggunakan make-up, dan nada bicaramu kian melembut. Kamu bahkan sudah tidak ragu memandangku begitu aku bicara, itu membuatku sedikit gugup. 

Tidak terasa waktu sekolah mendekati akhirnya. Setelah makan malam bersama itu, kita saling memberitahu tujuan setelah lulus nanti. Kamu mengatakan akan melanjutkan pendidikan dan kamu memberi tahu ingin menjadi ahli gizi. Seperti biasa, aku memandangimu penuh kekaguman dan membayangimu sebagai ahli gizi di masa depan. 

Perempuan cerdas, tekun, juga manis sepertimu tentu cocok menjadi ahli gizi. 

Di malam itu, ide berbahaya yang terkubur dari SMP kini kembali bangkit. Aku langsung memegang dadaku, memejamkan mata sambil merasakan detak demi detak yang berasal dari dalam. Ide yang kukubur setelah lulus SMP itu ... kembali terlintas sesaat bersamaan kedua mata kita yang saling bertemu. 

Aku akan menyatakan perasaanku padamu. 

Niat itu rasanya seperti menggebu-gebu, debaran kian menguat, suara yang tidak bisa keluar. 

Aku kira malam itu akan berakhir seperti yang kubayangkan, namun siapa sangka wajah panik kalian yang terakhir kuingat begitu lucu begitu melihatku jatuh tersungkur. Astaga, aku sangat malu begitu terbangun dengan nebulizer di wajahku. 

Maaf membuatmu khawatir malam itu, Ayla. 

-Ariem

Für Ayla [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang