Untuk Ayla,
Apa kamu ingat, saat kelas delapan kamu mengadakan acara makan-makan di rumahmu?
Aku sangat antusias, rasa penasaranku hari itu akhirnya terjawab. Bagaimana penampilan rumahmu dan wajah ibumu yang ternyata sangat mirip denganmu.
Makanan yang kamu hidangkan sangat enak, sayur bening dan ikan goreng dengan sambal ulek. Sederhana namun itu adalah nikmat tak tergantikan, makan di rumah orang yang kamu sukai.
Setelah makan, aku masih ingat dengan jelas teman-teman menyimpan sebuah kejutan. Mereka membeli tepung dan menaburkannya di atas kepalamu. Kita tertawa, di bawah panas matahari yang menusuk. Namun kita sama sekali tidak memperdulikannya, kamu bahkan mengejarku untuk menaburi tepung juga karena lima hari yang lalu adalah ulang tahunku juga. Astaga, aku harap aku bisa dikejar lagi seperti dulu.
Begitu banyak kenangan, kita mengabadikannya dengan mengambil gambar. Aku juga masih ingat, aku yang memotretmu bersama ibumu.
Aku begitu senang, tapi momen itu hanya terjadi sekali hingga sekarang.
Jika saja aku punya time stone milik Doctor Strange, aku akan mengulang kejadian itu berulang-ulang kali.
Ayla, aku harap kita bisa mengulang momen itu suatu hari nanti. Aku harap kita bisa merayakan momen itu lebih meriah dari sebelumnya, lebih menikmati setiap detik saat momen itu terjadi, dan lebih mensyukurinya bahwa kita masih bisa bersama hingga sekarang.
... walaupun aku ingin selamanya.
-Ariem
KAMU SEDANG MEMBACA
Für Ayla [END]
Short StoryKegelisahan atas kerinduan yang mengganggu, dikeluarkannya kertas dan pena untuk menuangkan paragraf berisi momen-momen bersama dan bagaimana perasaan hangat itu tumbuh. Sang penulis berharap dengan menulisnya, kerinduannya dapat menghilang perlahan...