Chapter 4: Senyuman

111 61 40
                                    

Happy reading
.
.
Jangan lupa Vote and tinggalkan komen ya;)
..

Nara dan Areksa pun sudah kembali ke sekolah, lalu Areksa membantu mengisi bensin motor Nara dan setelah di isi Areksa menyalakan motor Nara yang sudah bisa nyala lagi.

"Akhirnya.. makasih banyak ya kak, nanti uang bensinnya aku ganti besok disekolah ya" ucap Nara.

"Sama-sama, ga perlu di ganti" sahut Areksa sambil menyalakan motornya. "Sana duluan" lanjutnya sambil menyuruh Nara untuk terlebih dahulu pergi.

"Beneran gapapa kak? Aku gan-" Areksa memotong perkataan Nara.

"Sttt.. udah sana pulang, tar ke maleman, gausah diganti Li..Livya!" ucapnya yang melihat nametag dibaju Nara, dan menyebut nama depannya.

Nara tersenyum, dan menggangguk, lalu ia melajukan motornya di susul oleh Areksa.. Areksa memberhentikan motornya lagi di dekat pos satpam. "Udah reksa?" tanya pak Yono.

"Udah pak makasih ya.. bapak langsung pulang saja, ini sudah malam" ucap reksa yang di angguki pak Yono.

Nara yang melihat Areksa berhenti di dekat pos satpam melalui spion motornya, tersenyum.
.
.
Ketika Areksa dijalan untuk pulang, ada sekelompok pria yang mengikutinya, saat berada dijalanan sepi, sekelompok itu langsung menghadang Areksa dan ia sontak memberhentikan motornya.
Areksa mencoba tidak meladeninya, namun sekelompok itu malah menyerang Areksa, membuat ia tersungkur pada aspal jalanan.

Sekelompok itu ada 5 orang sedangkan Areksa sendiri, ia bingung harus berbuat apa. Namun ia memberanikan diri karena ia pernah berlatih taekwondo dan membuka helmnya untuk melawan.

Sekelompok itu menyerah dan langsung kabur.

"Mungkin gua kalah sekarang, tapi tunggu aja nanti" ucapnya pelan seseorang.

Areksa yang mendapatkan banyak luka di wajah dan tangannya terjatuh karena kakinya yang gemetar. Ia mengatur napasnya dan mencoba untuk berdiri namun terasa lemas, akhirnya Areksa memilih untuk beristirahat dan duduk di dekat motornya.

Nara yang sudah sampai dirumahnya sedari tadi, dan meminta izin untuk membeli makanan di supermarket dekat rumahnya.
"Bun.. aku izin ke supermarket ya mau beli camilan"

"Iyaa.. tapi hati-hati ya"

"SIAPP! Bundaa" ucap Nara dengan tangan yang menghormat.

"Eh.. tolong beliin keju sama saus tomat ya, soalnya habis" kata bunda sambil memberikan uang pada Nara, Nara pun menggangguk dan langsung pergi ke supermarket dengan berjalan kaki karena itu tidak jauh.

Dan ternyata saat Nara selesai membeli keperluannya dan berjalan pulang ia melihat motornya Areksa. Lalu Nara menghampiri, dan terkejut saat melihat Areksa yang terluka.

"Kakk.. kamu kenapa kok banyak banget lukanya" ucap nya khawatir.

Areksa menatap wajah Nara, "Livya?..gua gapapa." Ucapnya dengan menyebut nama depan Nara.

Ucapan Areksa membuat Nara mengerutkan keningnya, "Hah! Apa yang gapapanya coba.. wajahmu penuh luka!" Katanya yang sedikit menekan.

"Aku antar pulang ya, obati lukanya sebelum nanti bisa inpeksi" lanjut Nara.
Areksa hanya menggangguk.

"Bisa bawa motornya ga?" tanya Areksa yang sudah dibantu berdiri oleh Nara. "Eum. Bisa."

Lalu Nara mengantar Areksa dengan motornya itu.

Setelah sampai Nara membantu Areksa dengan merangkulkan tangan Areksa pada bahunya. Dan menekan bel rumah Areksa, pintu itu di bukakan oleh pembantu di rumah Areksa.

Cahaya Rona BianglalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang