Chapter 5

186 29 2
                                    

Happy Reading

.

.

.

Sudah 2 hari Winter menginap di rumah orangtuanya dan menghabiskan akhir pekan bersama mereka, selama itu dia dan Giselle tidak bertemu satu sama lain. Di hari senin, pagi-pagi sekali dia pulang ke rumahnya sendiri-lebih tepatnya rumah yang Giselle beli untuk mereka tinggal.

Setelah dia berganti pakaian untuk pergi ke sekolah, dia berjalan ke ruang makan dan melihat Giselle duduk di sana.

"Oh, kamu sudah bangun?" Dia berjalan dengan melompat-lompat kecil mendekati sang istri, namun Giselle mengabaikannya.

"Oke, aku sedang bicara dengan hantu. Aku pasti sudah gila." Lanjutnya.

Dia duduk di samping Giselle yang hanya menatapnya. Itu membuat Winter merasa sedikit tidak nyaman.

"Kau terlihat cantik hari ini," gumam Giselle tiba-tiba yang masih bisa di dengar oleh Winter

"Apa kamu mabuk? Pasti kamu mabuk tadi malam, benar kan?" Dia membelalakkan matanya. Apa yang ada dalam pikiran ahjumma ini?

Lalu, Giselle berdiri dan berjalan pergi meninggalkan dia sendiri.

"Apa-apaan ahjumma itu?" Dia menggelengkan kepala karena tidak percaya Giselle memuji dirinya.

"Kupikir dia akan tersipu malu atau apa pun yang berhubungan dengan itu, tapi ternyata... hah, dia memang lain dari gadis lainnya." desis Giselle saat dia sudah berada di dalam mobil.

Dia melajukan mobilnya menuju perusahaan dengan sedikit tak percaya karena Winter malah mengira dia sedang mabuk.

Setelah selesai sarapan, Winter segera berangkat ke sekolah bersama sahabatnya. Di sepanjang perjalanan, dia menceritakan tentang apa saja yang dia alami pagi tadi. Ningning tersenyum aneh saat Winter masih saja menggerutu tentang Giselle saat mereka sampai di kelas.

"Menurutku dia jatuh cinta padamu." Ningning menyenggol lengannya sambil bercanda.

“Anak kecil sepertiku bukanlah tipenya, jangan asal bicara, Ning-ah.” Winter terkekeh, "Dia jadi sangat aneh."

"Cinta itu buta, Winter-ah." Ningning menepuk bahunya, "Kamu tidak merasakan apapun saat berada didekatnya, seperti berdebar mungkin?"

"Bagaimana bisa aku merasakan itu jika dia terus saja bersikap brengsek padaku?" Winter memutar matanya, "Perjalananku masih panjang, aku tidak mau membuang-buang waktuku untuknya. Tidak ada gunanya."

Percakapan mereka terpotong oleh guru yang datang ke kelas mereka bersama seorang anak laki-laki, sepertinya teman sekelas baru. Para siswa saling berbisik, terlebih lagi para gadis di kelasnya yang melihat anak baru itu. Dia adalah anak laki-laki yang tampan, tinggi dan memiliki senyum yang manis.

"Anyeonghaseyo, aku Lee Haechan." dia membungkuk, "Senang bertemu denganmu."

Anak bernama Haechan itu mengambil tempat duduk yang berseberangan dengan tempat Winter duduk. Dia di baris kedua sedangkan Winter di baris ketiga. Mata mereka bertemu, Winter tersenyum padanya yang dibalas senyuman oleh murid baru tersebut.

Accidentally In Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang