Chapter 10

203 24 0
                                    

Happy Reading

.

.

.

Menyetujui saran dari Giselle untuk berkunjung ke rumah orangtuanya, Winter kini sedang bersiap diri. Saat hendak keluar kamar, ponselnya berdering yang ternyata itu panggilan dari Ningning. Dia segera menjawab panggilan itu.

"Ne, Ning-ah."

"Winter-ah, aku mendapat pesan dari seonsaengnim kalau kamu tidak ikut latihan hari ini. Benar?"

Winter mengangguk, "Ne, hari ini aku tidak bisa mengikuti latihan karena aku akan pergi dengan Giselle."

"Omo omo..." Ningning terkikik, "Geurae, bersenang-senanglah dengannya, bye."

"Apa yang...." Winter memutar bola matanya saat menyadari Ningning sudah mengakhiri panggilannya.

"Yak, apa kau sudah selesai Winter Kim? Cepatlah, kita harus sampai di rumah sebelum makan siang." teriak Giselle dari ruang tamu.

"Ne! Tunggu sebentar," jawab Winter yang kembali mengecek barang bawaannya lalu sedikit berlari keluar

"Kajja, kenapa kamu masih disini?" Ucap Winter saat melihat Giselle berdiri di ambang pintu.

"Cepatlah, Giselle unnie. Appa eomma-mu pasti sudah menunggu kita."

Giselle menghela napas, "Dasar anak kecil, padahal dia yang lama."

Giselle mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, tidak ada diantara keduanya yang membuka suara. Hingga akhirnya Giselle melihat gadis disampingnya terus memainkan jarinya di pangkuannya.

"Kamu gugup?" Giselle bertanya tetapi matanya fokus ke jalanan didepan yang cukup ramai.

"Anni," jawab Winter, meskipun sebenarnya dia memang merasa gugup

Giselle terkekeh dan merasakan ponselnya bergetar tanda ada panggilan masuk. Kebetulan saat ini lampu lalu lintas berwarna merah, dia segera meraih ponselnya dan terkejut ketika nama Yeji tertera di layarnya.

Dia melirik sekilas ke arah Winter yang juga menatapnya. Dia memalingkan wajahnya dan berpikir untuk tidak menjawab panggilan itu sekarang. Dia mengubah ponselnya menjadi mode diam lalu memasukkannya ke dalam tas.

"Siapa itu? Kenapa tidak menjawabnya?" Tanya Winter menatapnya penasaran

“Bukan orang penting,”

"Bagaimana kalau itu penting? Mungkin saja dia...

"Bisakah kau diam sebentar?" Sentak Giselle dengan kesal.

Winter terdiam tak percaya akan apa yang baru saja dia dengar. Giselle membentaknya karena pertanyaan sederhana yang dia lakukan. Ini semakin membuat Winter bingung  bagaimana sifat Giselle sebenarnya.

Cih, sifat pemarahnya muncul lagi. Jika tidak mau menjawab panggilan itu tidak perlu membentakku

"Mi-mianhae, Winter-ah." Giselle merasa bersalah karena membentak Winter, "Jinjja, mianhae. Aku...

“Fokus saja pada jalan di depan.” jawab Winter ketus, dia memalingkan wajahnya ke luar jendela dan perlahan ia tertidur.

Giselle hanya meliriknya dan memilih untuk tidak menganggu Winter, dia tahu bahwa sikapnya barusan sudah sedikit keterlaluan. Tidak seharusnya dia sampai meninggikan suara pada gadis disampingnya yang tidak melakukan kesalahan apapun.

Accidentally In Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang