Chapter 8

147 21 1
                                    

Happy Reading

.

.

.

Seperti hari-hari biasanya, Winter bangun pagi untuk bersiap ke sekolah. Dia turun ke lantai bawah dan menghela nafas ketika mengetahui Giselle sudah lebih dulu pergi ke kantor. Dia mendekat ke meja makan dan mengernyitkan dahinya saat ada sebuah note tertempel di samping tudung saji, dia menarik kertas itu dan membacanya.

Anyeong, uri gang-aji! Tolong fokus saja pada studimu daripada membayangkan istrimu yang seksi ini. Aku sudah membuatkan sarapan untukmu. Kau tenang saja, aku tidak menaruh racun apapun di sana, jadi makan makanannya dan jangan lupa minum susunya agar kau tumbuh dengan baik. Aku pastikan sarapan yang ku buat ini benar-benar enak. Makanlah semuanya, aku akan menghukummu jika kau tak menghabiskannya. Arra?

Dari Istrimu yang cantik rupawan dan sangat baik hati ♡

Winter semakin mengerutkan keningnya dan mendecih setelah membaca note yang Giselle tulis, "Mwoya? Apa dia demam setelah memelukku tadi malam?"

Dia duduk lalu membuka tudung saji di hadapannya dan mengangkat kedua alisnya saat melihat sepiring nasi goreng kimchi dengan telur dadar diatasnya. Dia tersenyum setelah mencicipi nasi goreng tersebut.

Rasanya tidak terlalu buruk untuk orang yang tidak pernah memasak. Atau mungkin dia sering memasak tapi aku tidak pernah tahu? Ah mwola, aku hanya perlu memakannya dan pergi ke sekolah

Winter menikmati sarapan yang telah disiapkan oleh Giselle dengan lahap, bahkan sesekali dia menganggukkan kepala saat menyuapkan nasi goreng tersebut. Tak lupa ia juga meminum susu yang masih hangat, dia kembali tersenyum setelah menyelesaikan sarapannya.

"Geundae, Apa alasan yang membuat dia menyiapkan sarapan untukku?" Gumam Winter heran saat berjalan keluar rumah.

Winter selalu berangkat ke sekolah dengan menggunakan bus, meskipun Giselle sudah menyiapkan mobil dan sopir untuknya namun dia menolak dengan alasan bahwa lebih nyaman menggunakan bus. Setelah beberapa menit perjalanan, dia turun dari bus dan berjalan santai melewati gerbang sekolah.

"Winter, anyeong." Sapa Haechan dari arah tempat parkir, laki-laki itu menghampiri Winter dan Ningning yang kebetulan bertemu di gerbang sekolah tadi.

Winter tersenyum membalas sapaan Haechan sedangkan Ningning menyenggol lengannya dan meminta penjelasan.

"Anyeong, kamu... Ningning, kan?" Sapa Haechan pada Ningning

Ningning memperhatikan Haechan dari ujung kepala sampai ujung kaki sebelum mengangguk. Itu membuat pria dengan senyum manis itu merasa tidak nyaman berada di dekat Ningning, cara gadis itu memandangnya sangat menyeramkan, pikir Haechan.

"Haha, Ningning memang seperti itu. Jadi jangan diambil hati, Chan-ah." Winter mencoba menjelaskan maksud dari tatapan sahabatnya.

"Anyeong, Haechan-ssi." Ningning menyapanya sambil tersenyum.

Haechan menghela nafas lega setelah satu menit adu pandang dengan Ningning. Dia akan terbiasa dengan tatapan tajam gadis itu karena Ningning adalah teman dekat Winter.

"Kajja, kita ke kelas sebelum bel berbunyi." Ucap Winter yang diangguki oleh kedua temannya.

Haechan dengan cepat mengambil tempat di antara Winter dan Ningning, mereka berjalan beriringan sembari membicarakan beberapa hal. Namun obrolan itu lebih banyak dilakukan oleh Winter dan Haechan hingga membuat Ningning merasa sedikit diabaikan.

Accidentally In Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang