Happy Reading
.
.
.
Tanpa terasa, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Kembang api berwarna-warni mulai bersinar di langit sungai Han, mata Winter berbinar saat melihatnya. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa foto.
"Wah, neomu yeppeo." gumamnya.
Giselle dengan hati-hati menggenggam tangannya, Winter menunduk menatap tangan mereka lalu beralih ke sekeliling. Dia merasa sedikit iri melihat banyak pasangan yang bersenang-senang bersama di sini. Sedangkan dia, ini bukanlah kehidupan pernikahan yang saling mencintai. Mereka di sini hanya untuk bersenang-senang sebagai...
Bahkan dia tidak tahu bagaimana menggambarkan hubungan mereka.
"Gomawo," cicit Winter dan dengan ragu menatap wanita disampingnya
"Untuk apa?" Giselle tanpa mengalihkan pandangannya dari langit malam
"Untuk memperlakukanku dengan baik sekarang," Winter mengaku, "Aku tahu kita tidak dalam kondisi yang baik sebelumnya. Aku senang kamu menjadi wanita yang baik padaku."
"Terima kasih juga," Giselle tersenyum kecil, "Karena menjadi gadis yang sabar terhadap sifat pemarahku. Aku senang kau ada di sini untuk tinggal bersamaku."
"Senang rasanya memiliki unnie yang menjagaku sekarang." goda Winter
Cih, dia menganggapku sebagai kakaknya, Giselle mengerutkan alisnya, Aku adalah istrimu berani sekali kau memanggilku unnie
"Geurae, aku juga senang rasanya memiliki yeodongsaeng sepertimu." Giselle tersenyum palsu
Wah, ku pikir dia akan marah saat aku memanggilnya unnie bukan istri, Winter terkejut dengan respon Giselle saat ini, Apa dia benar-benar... Ah anni, dia tidak pernah menyukaimu, Winter-ah
"Giselle, ayo berfoto bersama." Winter memeluknya dari samping, namun Giselle menolak karena dia tidak suka berfoto.
"Ah ayolah, Giselle unnie. Ini kencan pertama kita." Dia mulai menunjukkan wajah imutnya, "Mari kita jadikan ini sebagai kenangan indah kita, ne?"
Giselle tersenyum senang bisa sedekat itu dengan wajah Winter saat mereka berpose di depan kamera. Dia bahkan mencubit pipi tembem istrinya membuat suasana hatinya cerah bagaikan mentari pagi.
"Winter-ah," Giselle menatapnya lembut saat mereka sampai di rumah, "Gomawo."
Winter tersenyum canggung, dia bergegas menuju kamarnya dan menghela nafas lega setelah menutup pintu. Dia menampar wajahnya untuk memastikan apakah kejadian yang baru saja dia alami nyata atau hanya sebuah mimpi. Dia meringis kesakitan dan menyadari bahwa itu benar-benar nyata. Kini Giselle tidak lagi bersikap dingin padanya.
Di sisi lain, Giselle memasuki kamarnya dengan senyum masih menghiasi wajahnya. Dia membuka galeri foto dan memandang foto dirinya yang tersenyum dan Winter bersandar di bahunya. Kini kenangan di sungai terus berputar di benaknya, benar-benar terasa seperti kencan pasangan. Dia senang bisa melihat senyum bahagia Winter. Dia bersyukur mereka tidak berdebat atau berselisih seperti sebelumnya. Rencana yang sudah dia buat berjalan sesuai harapannya.
Dia tidak bisa berhenti tersenyum, ia terlihat berbeda dari sebelumnya yang selalu menunjukkan wajah dingin pada istrinya. Dia mengakui bagaimana cara dia menatap wajah Winter.
"Jadi, beginikah caraku memandangnya?" Dia tersenyum tulus, "Tatapan yang indah."
Dia mengganti wallpaper ponselnya dengan selca mereka. Setelah selesai mandi, dia melihat ponselnya berdering dan tertera nama Yeji disana. Dia segera menjawab panggilan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally In Marriage
RomanceGiselle seharusnya menikah dengan Kim Minju tetapi putri sulung keluarga Kim itu melarikan diri dengan kekasihnya di hari pernikahan mereka. Winter tidak punya pilihan lain selain menggantikan kakaknya untuk menutupi rasa malu yang mungkin ditangg...