Chapter 12

200 26 1
                                    

Happy Reading

.

.

.

"Unnie pasti sangat menderita setelah kejadian itu, mommy."

Winter terdiam tak percaya mendengar cerita lengkap Nyonya Uchinaga. Dia tidak pernah mengira istrinya akan menghadapi mimpi buruk seperti itu. Giselle pasti sangat patah hati dan merasa bersalah pada gadis itu.

"Lalu, dia bertemu kakakmu, Minju." Nyonya Uchinaga menghela nafas. "Dia jatuh cinta padanya tetapi banyak hal terjadi."

“Aku meminta maaf atas nama Minju unnie, mommy.” Dia membungkuk sedikit, “Aku tidak tahu kalau dia berencana merusak pernikahannya. Selain itu, aku tidak terlalu terlibat dengan urusan orang dewasa.”

"Anni, itu bukan salahmu. Kami yang seharusnya meminta maaf padamu," Nyonya Uchinaga memegang tangannya dan meremasnya sambil melakukan kontak mata dengan Winter, "Kami membuatmu terjebak dalam pernikahan di usiamu yang masih muda. Jika kami memikirkan tentang bagaimana pendapatmu, hal ini tidak pernah terjadi. Mianhae, Winter-ah."

"Mommy," dia tersenyum, "Aku senang bisa bersamanya. Aku bahagia dengannya."

"Tolong jangan tersinggung dengan sikapnya atau kecewa padanya. Sebenarnya uri Giselle itu adalah orang yang baik dan peduli." Nyonya Uchinaga menggigit bibirnya dan membuang muka, "Mommy tahu ini terlalu berat untukmu tapi mommy harap kamu mencoba menerimanya."

"Aku akan selalu melakukannya, mommy."

●●●

Suasana di dalam mobil sangat sunyi. Tidak ada yang berani angkat bicara terlebih dahulu. Giselle memusatkan pandangannya ke jalan sementara Winter masih teringat cerita ibu mertuanya.

Jika dia bertemu Lia dalam mimpinya sendiri, dia dengan senang hati berterima kasih atas kesetiaannya kepada Giselle. Bahkan saat nafas terakhirnya, Giselle terlintas di benaknya sebelum mengucapkan selamat tinggal. Dia melirik Giselle yang masih fokus mengemudikan mobilnya di jalanan yang tak terlalu ramai. Dia sedikit terkejut saat mendengar Giselle berbicara.

"Kajja, kita sudah sampai." Giselle menarik handle rem dan melepaskan seat beltnya

"Kafe?" Gumam Winter heran

"Ne," Giselle tersenyum, "Belum terlalu malam. Ayo kita minum dan makan bersama."

Winter mengangguk kecil dan mengikuti istrinya yang berjalan masuk ke dalam kafe. Giselle memilih untuk berada di lantai dua yang sedikit pengunjung, setelah memesan mereka terdiam beberapa saat.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Giselle menatapnya dan Winter mengangguk menunggunya melanjutkan, "Apa yang mommy katakan padamu?"

"Kamu ingin aku mengatakan yang sebenarnya atau berbohong?" Tanya Winter balik dengan jahil

"Semua orang ingin mengetahui kebenarannya," Giselle bersandar di kursinya, "Geundae, kalau kau tidak mau mengatakannya tak masalah."

"Hm... Choi Lia." Jawab Winter pelan sambil menatapnya dengan mata khawatir, berharap Giselle tidak marah padanya karena telah mengetahui masa lalunya.

Giselle terdiam beberapa saat, "Jadi, apa pendapatmu tentang aku?"

Dia mencoba menenangkan diri, menarik dan membuang napas pelan tanpa membuat Winter merasa tidak nyaman.

"Aku bukan orang baik, kan?"

"Kamu pacar setia yang pernah ada," Winter tersenyum, berusaha membuat Giselle tersenyum lebar di hadapannya. "Itu sudah takdir, jangan pernah menyalahkan takdir yang telah Tuhan nyatakan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Accidentally In Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang