Bab 6 - Flashback (1)

123 2 0
                                    

Bab 6 - Flashback (1)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 6 - Flashback (1)

"Satu-satu gue sayang Bunda...dua-dua juga sayang Bunda...Tiga-tiga tetap sayang Bunda...empat-empat baru Ayah....Lima-lim---".

Ragas yang hari itu sangat terlihat seperti anak yang periang tiba-tiba terdiam mematung. Bahkan tas kertas yang dibawanya saat pulang dari MOS sudah tidak lagi berada di dekapannya. Padahal dia menyanyi sambil memeluk tas kertas yang sudah rusak itu. Hari ini adalah hari terakhirnya mengikuti kegiatan MOS untuk bisa masuk pada Sekolah Menengah Atas, jadi dia dengan sengaja merusak tasnya tapi tetap dibawa pulang untuk dilihatkan pada Bundanya yang begitu cantik menurutnya.

Tapi saat menyanyi sambil berjalan menuju rumahnya, Ragas harus terdiam cukup lama. Bagaimana tidak ?
Tepat di depan Rumahnya kini sudah banyak orang bahkan Ragas bisa melihat disana ada banyak polisi dan garis kuning yang Ragas sedikit tau apa maksudnya. Tapi dia seakan membeku dengan pemandangan ini.

Kenapa harus di depan rumahnya ?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa harus di depan rumahnya ?

"Ohh jadi Ayah gak jemput Ragas karna ngurusin orang-orang yang ramai ini. Awas aja, Ragas akan suruh Bunda untuk hukum Ayah".

Ragas berjalan dengan langkah yang begitu berat. Walau tetap berpikir positif tapi tetap saja jantungnya seakan tidak ikut bersahabat kali ini.

Ragas maju selangkah lebih dekat. Dia bisa melihat saat ini semua mata sedang mengarah padanya.
Melihat itu, Ragas berhenti dan membalikkan tubuhnya.

"Arrghh...kenapa pada liatin gue coba...demi apapun gue akan marah banget sama Ayah udah ngizinin orang-orang ini ngumpul disini"

Kembali menarik nafasnya, Ragas berniat kembali membalikkan tubuhnya, tapi belum sempat berbalik. Ragas sudah merasakan pelukan hangat dari seseorang yang jauh lebih tinggi dari dirinya.

Ragas merasakan tangan itu sedikit dingin dan sudah lumayan keriput.

Berusaha melonggarkan pelukannya, Ragas justru merasakan pelukan itu semakin erat.

"Eyang mengenali kamu walau baru melihatmu, nak...kamu mirip sekali dengan Ayahmu".

Mendengar itu, Ragas lumayan terkejut. Apa dia adalah Eyang Sarah yang diceritakan Ayahnya selama ini ? Jika benar, kenapa baru muncul ?

RAGAS ; DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang