Bab 12 - Kelemahan

82 3 0
                                    

Bab 12 - Kelemahan

Happy Reading 🖤

Kedua mata yang semula tertutup kini mulai terbuka perlahan, bulu mata lentik itu perlahan terbuka sampai menunjukkan bola mata kecoklatan yang begitu indah. Sayangnya pancaran yang keluar dari kedua bola mata itu justru memancarkan keresahan, lelah, takut bahkan kebencian. Begitulah yang bisa terlihat saat Ragaskara membuka kedua matanya.

Pandangannya beralih ke seluruh ruangan. Tidak salah lagi, sekarang dia berada di kamarnya. Tapi tunggu dulu, seingatnya Ragas berada di Markas bukan di rumah Mama Kinan.

"Akhirnya lo bangun juga, dasar lemah !!"

Ragas hanya mampu berdecak kesal saat Rendra sudah muncul dari balik pintu dengan kata-kata menyebalkan itu.

"Ngapain lo di rumah gue ?"

"Menurut lo ??"

"Kalo gak ada kepentingan mending lo keluar"

"Nggak !! gue udah janji sama Mama Kinan buat jagain bocah bancinya ini"

"Brengsek!!"

Prangg

Kini Ragas sudah melemparkan gelas yang tidak bersalah itu kearah Rendra. Untung saja Rendra sudah siap menghadapi kelakuan manusia gila satu ini, jadi gelas yang terbang itu tentu saja tidak mengenainya.

"Kenapa marah ? Salah ?"

"Maksud lo apa ngomong gitu ?"

"Karna hanya banci yang nyerang cewek segitu gilanya...apa lagi sebutannya ?"

"Tau apa lo sama hidup gue ?"
"Gue gak mau tau juga"
"Ren, pintu keluar masih sama"

"Gue gak akan pulang sebelum mama Kinan balik"

"Maksud lo ? Mama belum balik ? Dia kemana ?"

"Mau tau aja atau mau tau ba--"
"Mama kemana !!??"
"Ck ! Ngurusin kekacauan yang lo buat"

"Maksud lo ?! Mama ??"

Belum mendapat jawaban dari Rendra, laki-laki gila itu sudah turun dari ranjangnya tanpa ganti baju atau sekedar cuci muka, untung saja wajah tampannya mendukung walau dia masih dalam mode baru bangun.

Tapi sebelum pintu utama dia yang buka, pintu itu lebih dulu dibuka dari arah luar.

"Mama..."

Tanpa aba-aba Ragas sudah masuk ke pelukan Mamanya seperti anak kecil yang baru saja membuat kesalahan. Tapi pelukan itu perlahan lepas saat matanya menangkap satu objek yang berjalan di belakang Mama Kinan.

Dengan kilatan yang penuh amarah, Ragas menatap tajam pada satu wanita yang bahkan tidak berani menatapnya itu. Tangan yang tadinya memeluk Mamanya seperti anak kecil kini berubah menjadi kepalan yang sangat kuat seolah siap menghancurkan makhluk cantik di didepannya.

Menyadari itu, Kinan berbalik dan meraih tangan putranya untuk berbalik ke arahnya.

"Kenapa dia ?!"
"Mama yang bawa "
"Mama mau bunuh Ragas ??"
"Masuk dulu"
Tanpa menunggu respon anaknya itu, Kinan maju untuk meraih tangan Kiara yang sudah berubah seperti tangan mayat itu.

Dengan memberikan anggukan seolah mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja, Kinan menuntun Kiara untuk masuk ke rumah itu, walau kini dia tau semarah apa Ragas dengan semua ini. Tapi disisi lain ini cara satu-satunya untuk membantu Ragas keluar dari zona traumanya.

Setelah berbalik dan mendapati Ragas yang kini justru berjalan menjauh dari pintu utama membuat Kinan lumayan pusing dengan anak laki-lakinya satu ini.

"Kembali Ragaskara Abrisam, ini perintah!!"

RAGAS ; DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang