Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bab 11 - Angel ? It's You
Happy Reading luvv 🖤
♡♡♡
05.00 AM
Dingin, itulah hawa yang kini menusuk kulit pucat seorang Kiara Anindita. Walau belum sepenuhnya membuka mata tapi dia sudah bisa mencium bahwa aroma tempat ini sangat beda jauh dengan wangi kamarnya.
Sementara di sampingnya juga ada seorang ibu yang menurutnya sangat cantik. Ah apa dia kini sudah berada di alam lain.
"Sudah bangun ?"
Pertanyaan dari Kinan berhasil membuatnya mematung seketika. Apa dia sedang berhalusinasi ? Suara lembut itu bahkan baru kali ini dia dapatkan. Selama ini hidupnya hanya penuh cacian dan bentakan.
"Sa-saya...."
Melihat kegugupan gadis itu, Kinan hanya mampu tersenyum. Andai saja putra gilanya itu tau dia sedang beramah tamah dengan gadis yang di bencinya pasti si maung itu akan menggila lagi.
"Tidur lagi aja dulu...nanti mama pesankan makanan kalau udah pagi ya"
[Mama ?]
Bahkan mamanya sendiri enggan mengakui itu. Tapi siapa wanita ini ? Apa dia malaikat ?
Sementara Kinan yang melihat raut bingung itu hanya mampu kembali tersenyum. Walau tidak bisa di pungkiri dia juga merasa aneh harus berkata lembut seperti itu dengan satu anak yang wajahnya sangat mirip dengan wanita yang sudah membuat sahabatnya begitu menderita selama hidupnya. Tapi ini baru asumsinya, berharap ini hanya kemiripan.
"Ma-maaf.."
"Masih mau tidur lagi atau mau mandi aja ? Mama sudah pesankan baju untukmu juga jadi kamu bisa ganti baju...tapi untuk makanan mama belum bisa pesan...nanti kalau udah pagi aja ya ".
Lagi-lagi tatapan kebingungan kembali hadir di wajah Kiara. Apa sekarang dia lagi terdampar di kerajaan dan bertransmigrasi jadi putri kerajaan ? Ah pikiran yang konyol !
Tapi mau tidak mau dia harus membersihkan tubuhnya yang sudah sangat kelelahan itu. Urusan dimana dan siapa yang ada di tempat itu nantidipikirkan lagi. Intinya Kiara butuh mandi, siapa tau dengan mandi otaknya bisa bekerja dengan baik.
♡♡♡
Usai membersihkan dirinya, Kiara berjalan perlahan keluar dari tempat ini. Tapi berada di ujung tangga itu, Kiara teringat pada sekelebat bayangan semalam. Dimana dia dipaksa di tarik, dicekik bahkan hampir terbunuh di ruangan yang kini pintunya masih terbuka di bawah sana. Dengan modal berpegangan pada pembatas tangga, Kiara memaksakan dirinya untuk turun dari tempat ini. Walau sudah sering mengalami kekerasan tapi Kiara tidak mau mati konyol di tangan orang yang bahkan tidak di kenalnya, bagaimana dia bisa mati sementara Ayahnya butuh di selamatkan juga.
