02.Hari yang kurang baik

337 25 8
                                    


متى ستأتي السعادة، لقد سئمت انتظار ما لست متأكدًا من أنني سأحصل عليه

"Kapan bahagia itu datang, aku sudah lelah menanti apa yang tidak pasti akan ku miliki"

Muhammad Alwi Al Fatih



Lucu ya?katanya mau melindungi kok malah menyakiti?

Suara ricuh hari ini adalah mapel matematika dimana mereka semua fokus berisik mengobrol dengan teman-temannya termasuk Raka bersama Vito teman sebangkunya.

Tidak enak hati sebenarnya, mereka ngerasa nggak ya,kalau mereka itu gak sopan ngobrol saat ada guru, "Baik anak-anak coba siapa yang bisa kerjakan satu soal yang akan ibu kasih, nanti ibu kasih hadiah"mereka terlampau sibuk sampai Bu Dian terdiam dan akhirnya duduk menatap para muridnya yang sama sekali tidak mendengar semua yang dia jelaskan tadi.Saat dia ingin menegur dengan cepat Al maju dengan segera mengambil spidol yang ada di meja guru.

Walau begitu Bu Dian senang setidaknya ada satu anak yang mendengarkannya sejak tadi, "liat apaan sih,sok pinter banget adik lu" bangku belakang Raka seolah tidak suka dengan Al sejak pertama kali Raka menceritakan keburukan adiknya.

Dia terdiam sesaat melihat soal kelas 11 SMA, "Ibu mau tes Al ya?soal inikan materi kelas sebelas"Bu Dian tersenyum dia bahkan sudah tau bagaimana kemampuan Al, dia sudah sering menjuarai olimpiade matematika tingkat nasional.

"Kerjakan dulu, kalau kurang paham bisa tanyakan ibu"jujur mendengar ucapan itu dia tenang dari seorang wanita yang dia sebut ibu, walau hanya sebatas guru.

Fungsi invers, "Bu, ini dikalikan dengan y kan?"Bu Dian menatap soal itu sekilas lalu mengangguk.

Diketahui :
F(x) = 3x + 2/ 4x - 5

Di tanya : F-¹(x)...?

Di jawab :
F(x) = 3x + 2/ 4x - 5

Y= 3x + 2/ 4x - 5
     Y(4x - 5) = 3x + 2
     4xy - 5y  = 3x + 2
     4xy - 3x  = 5y + 2
     X(4y-3)   = 5y + 2

X = 5y + 2/ 4y - 3

F-¹ (x) = 5x + 2/ 4x - 3 ; x ≠ 3/4

Dia meneliti setiap jawaban yang dia berikan sembari menutup sepidol, "Sudah Bu"Bu Dian tampak mengoreksi dan akhirnya mengangguk.

Dia cukup puas dengan jawaban Al meski Al belum pernah dia ajarkan soal seperti ini sekalipun, "Jawabannya benar,ini hadiahnya,em, kamu mau kan ikut olimpiade lagi mewakili sekolah?ada di bulan februari besok, nanti ada yang bimbing kok buat belajar" Al menerima coklat dari Bu Dian lalu  terdiam dia tampak berfikir namun dia mengangguk saja, lagian Februari kan masih lama.

"Ya Bu"Bu Dian tampak senang dengan semangat Al. Sudah tujuh kelas di kelas sepuluh yang dia tawarkan untuk mengikuti olimpiade matematika tidak ada yang mengajukan diri.

Mereka menatap Al dengan tatapan tidak suka, mereka hanya membatin, kenapa sih Al tidak masuk ke kelas kepinteran saja dia jadi pembeda di kelas ini, bagaimana tidak rata-rata anak pintar seperti Al itu introvert dan cupu.

"Kalian ini harusnya seperti Al, dia semangat belajar dan niat sekolah, orang tua kalian udah bayar mahal-mahal kalian males-malesan, gak kasian sama orang tua kalian? mereka capek-capek kerja biar pinter tapi anaknya begini..." Bu Dian terdiam sambil menata buku-bukunya.Bu Dian pun akhirnya berpamitan pergi dengan mengucap salam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TULISAN PENA TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang