01.Deret luka tertutup tawa.

493 37 10
                                    


البكاء لا يعني أنك ضعيف، لكن البكاء هو أفضل وسيلة للتعبير عن الحزن وليس الغضب

"Menangis bukan berarti lemah,
Tapi menangis adalah cara terbaik untuk meluapkan kesedihan daripada kemarahan"

-Muhammad Alwi Al Fatih-


Sekuat karang saja akan terkikis oleh derasnya ombak.

Lalu bagaimana?

Seseorang selalu dipaksa untuk mengerti dengan keadaan buruk yang selalu menimpa orang lain di keluarganya.Hampir kata cacian dan bentakan terdengar menyayati hatinya yang seakan teriris oleh keluarganya sendiri.

Matanya masih menatap lembaran- lembaran tugas kelas dari guru yang dia kerjakan sendiri sampai larut malam, dimana orang yang dia panggil kakak itu tidak pernah membantunya, selalu mengandalkan! sebenarnya Al sangat membenci manusia yang selalu mengandalkan orang lain demi keuntungannya.Kalau begini dia tidak ikut mengerjakan tapi, saat mengumpul tugas dia membagikan jawaban dengan teman-temannya, biar apa begitu?biar dikira baik?ah sudahlah banyak siswa di Sekolah juga begitu.

Dengan, mengatas namakan tugas yang di kerjakan orang dengan namanya agar semua orang berterima kasih padanya.

Tengah malam, dia baru mendengar suara brisik dari depan rumah, seperti biasa mungkin itu adalah teman-teman saudara kembarnya, dia tampak syok saat melihat saudaranya di papah masuk dengan kondisi tidak sadarkan diri.

Dia berlari menuruni tangga dengan cepat, nafasnya hampir tercekat akibat berlarian, "kakak!"dia berdiri diambang pintu dengan tatapan khawatir.Dia menatap kakaknya dengan mata berkaca-kaca, antara mengantuk dan sedih.

Salah satu teman Raka menanggapi keberadaan Al yang begitu khawatir dengan kondisi Raka, "Dia jatuh waktu balapan tadi tapi udah di obatin dokter kok"bagaimana tidak menangis kakaknya sangat ngeyel punya SIM saja tidak, sudah buat masalah.

Lelaki paruh baya itu keluar rumah dengan anak sulungnya yang berumur kisaran 19 tahun. Sebenarnya dia muak dengan ulah anak tengahnya, melihat kakinya yang pincang karena tertimpa motornya yang cukup besar, "Raka masuk!kamu juga! dan kalian jangan ajak anak saya balapan gak jelas lagi!"mereka segera pergi dari sana dengan begitu saja.

"Al bantu-

-tidak usah!"
Belum selesai berbicara Raka sudah menyela ucapan adik kembarnya, Nanda menatap Raka dengan tatapan tajam sudah berapa kali diingatkan tapi untuk kali ini dia akan menyita motor milik Raka.

"Motor kamu papa sita!"ah sial banget aset kesayangannya disita sekarang.
Dia melangkah ke kamarnya dengan kaki yang sedikit pincang.

Diambang pintu, Al sedikit menatap kakaknya yang terbaring, dia sangat kelelahan sampai tertidur dengan posisi yang kurang nyaman, "Kak" lirih tidak terdengar.

Dia sudah menduga kakaknya akan demam, apalagi kakaknya kembali dengan posisi kehujanan.Raut wajahnya khawatir samar-samar dia melihat kakaknya membuka mata tapi, siapa yang dia sebut?ibunya.

Hati Al rasanya ingin menangis, seandainya dia tidak sakit mungkin kakaknya bisa memeluk ibunya, "bundaa..."lirihnya sambil menangis di sela-sela tidurnya.Al menggenggam tangan kakaknya, dia mengerti efek demam kakaknya ini pasti akan membuatnya merasakan sakit usai jatuh dari sepeda motor.

Kepalanya rasanya seperti baling-baling, pandangannya seakan berputar-putar hanya samar-samar wajah adiknya yang terlihat, sampai benar-benar terlihat dia merasakan adiknya mengompres keningnya sejak malam tadi, dia terlihat kelelahan setelah mengurusnya semalaman.

TULISAN PENA TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang