Chapter I

7.7K 484 7
                                    

"Marie, kau tidak apa-apa?"

Seorang nona muda berpakaian berkabung menghampiriku, Ia adalah Charlotte Barnett, adik tiri yang berusia delapan belas tahun.
Tidak seperti ibunya, Charlotte memiliki kepribadian yang lembut dan baik hati.
Hanya ia yang berani membela saat aku di cemooh para pekerja dikastil.
Sedari kecil, tidak ada yang mau menjadi pelayan pribadiku, sehingga aku terbiasa mengerjakan semuanya sendirian.

Charlotte Barnett adalah seorang Lady yang banyak disenangi rakyat ditanah kekuasaan Ayah. Selain memiliki paras yang sangat cantik, ia juga sering membantu rakyat yang kesusahan.

Marie, keponakan yang dibawa sang kepala pelayan, Nina.
Bangga menjadi pelayan pribadi Charlotte, ia tidak segan melakukan apapun demi melindungi Charlotte.
Bagi Marie, kebahagiaan Charlotte, adalah kebahagiaannya juga.

"Iya nona, aku baik-baik saja."

Sahutku yang baru kali ini menatap Charlotte dari dekat. Tanpa sadar aku memadangi wajahnya, dan seketika itu aku tertunduk.

"Marie, bukankah kita telah berjanji saling memanggil nama saat hanya ada kita berdua, kitakan bersahabat?"

Ujar Charlotte tersenyum seraya menggenggam tanganku.

"I,iya Charlotte, maafkan aku."

Meski berbicara dengannya menggunakan tubuh Marie, aku merasa senang, Karena adik tiriku ini sering membelaku.

"Bagus Marie!"

Ucap charlotte yang tertawa keras hingga membuatku terkejut.

"Akhirnya kita bisa menyingkirkan si Jalang Liliana."

Sontak aku terdiam sejenak, Charlotte yang kupikir seorang malaikat ternyata iblis yang sedang menyamar.

"Anda benar nona, ma,maksudku Charlotte, akhirnya tidak ada lagi orang yang membuat malu keluarga count."

Jawabku yang dengan terpaksa berpura-pura dipihaknya, demi membuatnya tidak curiga.

"Yaaah meski sayang sekali ayah juga pergi, namun yang terpenting Kakak bisa segera menjadi count berikutnya, dan ibu terbebas dari gelar selir. Jadi aku tidak perlu malu lagi berhadapan dengan tunanganku."

Duke muda utara bernama Cedric Eleanor Rothesay, merupakan satu dari dua keluarga duke yang berkuasa dan sangat dihormati di kekaisaran.
Ia adalah tunangan Charlotte Barnett, pernikahan mereka telah diatur oleh kaisar sebagai hadiah dari keberhasilan Duke menaklukan pasukan pemberontak.

Keluarga Count Barnett adalah bangsawan terkaya di kekaisaran, tidak akan ada bangsawan yang menolak jika dijodohkan dengan putra-putri dari keluarga itu.

Seharusnya Putri tertualah yang akan menjadi calon istri dari duke muda itu, namun Charlotte yang telah jatuh cinta pada duke yang terkenal akan ketampanan dan kehebatannya diseluruh kekaisaran tidak senang, Iapun menghasut Barbara untuk meracuni Liliana sehingga Liliana terlihat seperti penyakitan, Sampai akhirnya Kaisar mengizinkan anak perempuan bungsu dari keluarga count menggantikannya.

"Akan kubuat senyumanmu menjadi air mata darah, charlotte."

Aku menahan amarahku, Dendamku semakin memuncak, aku berjanji akan menghancurkan keluarga ini.

"Kau cepet sembuh ya Marie, aku senang kau yang menata rambutku."

Ujar Charlotte tersenyum sembari memainkan surai indahnya.

"Baik Charlotte, aku akan segera sembuh."

Jawabku dengan senyuman yang  terpaksa.

Charlotte telah meninggalkan kamarku, seketika aku mengganti pakaianku dengan seragam pelayan, dan perlahan aku mengendap keluar menuju kamar Barbara.

Tampak orang-orang sibuk merapikan kamarku dan ayah, kutatap lukisanku yang telah dibakar, serta barang-barang ayah yang dibuang ketempat sampah.

"Marie, apa yang kau lakukan disini? Sepertinya kau terlihat dalam kondisi baik."

Tutur Kepala pelayan, yang membuatku tertegun kaku karena tidak tahu harus berkata apa.

"Masuklah ke kamar Madam, ambilkan undangan yang ada dimeja rias dan berikan padaku."

Seketika aku menggangguk dan segera meninggalkan Nina, dengan cepat aku berlari menuju kamar Barbara.

Kamar Barbara adalah kamar ibuku, countess terdahulu, banyak yang telah berubah dari kamar itu.

Barang-barang mewah dan gaun-gaun mahal tersusun rapi dilemari Barbara.
Meski aku telah melihat sepucuk undangan dimeja rias Barbara, namun aku menggeledah laci yang terletak disamping tempat tidurnya, hingga tampaklah perhiasan yang dipakai ibuku dulu.

Semakin jauh aku menggeledah, semakin banyak barang-barang diluar nalar yang tak kuketahui,
Hingga kutemukan sebuah botol Botulinum Toxin yang telah kosong.

"Inilah cairan yang membunuh keluargaku secara perlahan."

Botulinum Toxin adalah racun yang dapat menyerang otak dan sumsum tulang belakang, selain itu dapat menyebabkan kejang atau lumpuh. Jika tidak diobati akan menyebabkan kematian.

Aku mengambil botol itu dan menyembunyikannya kedalam seragamku, perlahan aku keluar dari kamar Barbara sembari membawa undangan yang ternyata dari Duke untuk Charlotte Barnett.
Duke mengundang Charlotte makan malam bersama dikastilnya, Duchy Utara.

____________________________________

pecintasenjamu

Balas Dendam Seorang Pelayan [NOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang