Chapter IX

4.6K 367 6
                                    

County terlihat damai, dan jabatan para pekerja telah berganti.

Edith yang kini menjadi kepala pelayan tampak sibuk dengan pekerjaan tambahannya.

"Nona, anda mendapatkan surat dari kediaman Marquess Willfred."

Seru seorang pelayan baru seraya berlari kearahku dan Charlotte, yang seketika itu sedang menikmati teh Darjeeling ditaman belakang.

Segera Charlotte meraih surat itu. Ia tersenyum setelah membacanya, hingga kemudian diserahkannya surat itu padaku.

"Waah, nona Julia Willfred mengundang anda minum teh."

Ucapku bangga, bermaksud menyanjungnya.

Julia Willfred adalah putri semata wayang Marquess Phillip Willfred. Ia Lady yang seumuran dengan Charlotte, meski saling iri dengki dan berlomba untuk menunjukkan kehebatan, namun banyak bangsawan yang mengira mereka bersahabat, karena dimanapun Julia berada, Charlotte selalu didekatnya.

"Marie, katakan pada kusir segera menyiapkan kereta kuda, aku akan ke Dream Catcher untuk membeli gaun baru."

Seru Charlotte seraya membuang surat undangan itu, seakan sebuah sampah yang tak berguna.

                            ***

Dream Catcher adalah butik terbaik di kekaisaran Glitzy, hanya bangsawan kelas ataslah yang dapat memasuki toko tersebut.

"Silahkan Nona Barnett, kami memiliki koleksi yang akan anda sukai."

Ujar pemilik Dream Catcher yang  melayani Charlotte secara langsung.

Netra biru bak lautan dalam menatap sebuah gaun yang belum pernah dilihatnya dipergaulan kelas atas.

"Gaun ini indah, aku ingin mencobanya."

Ucap Charlotte sembari menyentuh ujung gaun itu.

"Maaf nona, gaun itu adalah pesanan Putri Mahkota, saya akan menunjukkan gaun lain yang baru saja kami rilis."

Mendengar kalimat yang dilontarkan sang pemilik butik, seketika itu Charlotte mengerutkan dahinya, bola matanya berputar, Menunjukkan rasa malas dan kesal.

"Tunjukkan jalannya!"

Seru Charlotte dengan nada yang terpaksa, dan perlahan aku mengikuti langkahnya.

Beberapa gaun telah ia coba, namun belum ada yang memuaskan hatinya.

"Nona, sebenarnya kami memiliki koleksi lain, Namun kami berencana menunjukkannya kepada nona Julia Willfred."

Mendengar nama Julia membuat Charlotte semakin naik darah.

"Aku yang tiba duluan, jadi tunjukkan gaun itu padaku!"

Dengan nada menekan, suaranya terdengar angkuh.

"Baik nona".

Sahut pemilik butik itu yang seketika melangkah laju kesebuah ruangan.

Aku dan dua pekerja Dream Catcher membantu Charlotte mencoba gaun-gaun itu.

"Sungguh anda sangat cantik, tampaknya gaun ini telah menemukan pemiliknya."

Ujar pemilik Dream Catcher yang sedari tadi duduk memperhatikan kami.

"Baiklah, aku akan mengambil semua gaun ini dan langsung membawanya, kirim tagihannya ke kediaman count."

Ucap Charlotte yang terlihat puas karena berhasil mendapatkan gaun tersebut sebelum Julia.

                            ***

Pesta minum teh yang diadakan Julia Willfred telah dimulai, dan seperti biasa, aku pergi bersama Charlotte untuk mendampinginya.

"Selamat datang nona Barnett, saya senang anda menghadiri acara minum teh yang sederhana ini."

Ujar seorang Lady yang memiliki surai indah bergelombang bewarna emas, Ia adalah Julia Willfred.

Dengan perlahan Charlotte duduk dikursi yang telah disiapkan, beberapa Lady yang telah sampai duluan menatap kearah Charlotte.

"Nona Barnett gaun anda begitu indah."

Seorang Lady dari kediaman Baron memuji gaun yang seharusnya milik Julia.

"Benar, dimana anda mendapatkan gaun itu Nona?"

Timpal Penelope yang merupakan putri seorang Viscount.

"Aku mendapatkannya di Dream Catcher!"

Tegas Charlotte dengan percaya diri.

"Waah pantas saja gaun anda sangat indah."

Pungkas Penelope, ia tampak kagum dengan gaun yang dikenakan Charlotte.

"Anda sangat cantik dan cocok berdampingan dengan Duke."

Lady lain menimpali pembicaraan itu.

"Benar, Duke yang seperti pangeran dari negeri dongeng akan menikah dengan Nona dari keluarga count yang cantik, aku sungguh iri."

Para Lady seketika itu heboh membicarakan tunangan Charlotte.

Hal itu membuat Charlotte tersenyum bangga, dan Julia yang merupakan tuan rumah seketika kesal karena para lady memilih membicarakan tentang oranglain daripada membahas teh yang baru dibawa Ayahnya dari negeri tetangga.

"Charlotte, aku mendengar rumor dari para pelayan, katanya anda diusir oleh tunangan anda saat menginap di Duchy."

Timpal Julia memotong pembicaraan itu, ia menutup mulutnya dengan telapak tangannya sembari tersenyum.

"Apakah itu benar nona? Aku pikir itu hanya kabar burung".

Sahut Lady dari keluarga Baron.

"Apa yang terjadi nona? Mengapa duke mengusir anda?"

Para nona yang sedari tadi sibuk membanggakan gaun serta tunangan Charlotte, mengubah topik dengan rumor yang sedang beredar, melihat hal itu membuatku tersenyum senang.

"Tidak sia-sia aku menyebarkan berita ini kepada para pelayan yang bekerja di kediaman bangsawan lain."

"Omong kosong apa yang kalian bicarakan?"

Charlotte yang frustasi, seketika itu murka seraya memukul meja.

"Jika itu sebuah kebohongan, mengapa anda terlihat sangat kesal?"

Seru Julia yang tersenyum sinis.

Charlotte tak bisa menahan ekspresi wajahnya yang sedang marah, seketika itu ia beranjak dan meninggalkan pesta minum teh Julia.

Aku yang menatap Charlotte berlari ke arah kereta kuda miliknya, perlahan mengikutinya dari belakang.
Tampak senyuman Julia begitu puas membalas perbuatan Charlotte yang menghancurkan pesta minum tehnya.

____________________________________

pecintasenjamu

Balas Dendam Seorang Pelayan [NOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang