🌀03. Tampting

886 98 13
                                    






🌀

Joanna dengan gusar mengetuk pintu kamar hotel nomor 711. Ia tak menyangka pria itu akan memilih hotel sebagai tempat pertemuan mereka padahal bisa saja Joanna menolak dan minta bertemu di kafe tapi ia pun tak yakin pria itu kan menyetujuinya.

Pintu dibuka menampilkan wajah yang ingin sekali Joanna tampar dan injak-injak dengan sepatu stiletto miliknya. 

"Masuk, kau terlambat 10 menit" Maz memberikan jalan agar Joanna masuk.

"Kau boleh mendenda ku kalo kau mau" balas Joanna sengit.

"Aku lebih suka menghukum mu" Maz mengatakannya sambil berjalan dibelakang Joanna menggiring wanita itu masuk ke kamar. Ia dapat mencium aroma parfum Joanna "Damn wangi mu enak"

"Tak usah basa-basi apa mau mu?!" bentak Joanna galak.

"Tak sabaran sekali" Maz malah meraih pinggang Joanna sampai wanita itu mendongak memandang Maz dengan tatapan marah.

"Lepaskan brengsek!! aku tak punya waktu. Ayo kita akhiri apapun permainan yang sedang kau mainkan. Aku tak tertarik!"

"Hahaha membosankan.. karena kau sudah datang rasanya sayang kalo kita hanya bicara" Maz pun mencumbu ceruk leher Joanna menyesap wangi yang begitu enak.

Joanna berontak mendorongnya kuat. Hidung lancip Maz yang menempel dileher membuatnya geli. Joanna berusaha tak mengeluarkan suara desah tapi bibir Maz yang giat menghisap leher putih Joanna membuat dirinya teringat tanda merah di dada yang membuktikan betapa liarnya pria ini semalam.

"Aah" suara itu lolos dari bibirnya tanpa bisa ditahan dan seringai Maz muncul dengan tatapan dendam yang tak tertangkap bola mata Joanna karena sedang memejam menerima sentuhan basah lidah Maz. Tangannya tetap berusaha mendorong pria itu tapi tentu saja percuma dekapan Maz begitu erat.

"Stop... Maz... enough" pintanya tak berdaya. 



Joanna akhirnya dapat mendorong Maz  setelah menendang tulang kering kaki pria itu. Begitu terlepas ia lalu menamparnya keras. Si brengsek itu hanya membalasnya dengan seringai.

"Tamparan mu seperti belaian bagiku"

"Apa mau mu?! cepat hapus video itu!!"

"Sayang sekali itu koleksi berharga ku" tatapan mereka bertemu dengan tegang "Dan juga untuk memperingatkan mu Joanna Park, kalo aku memegang kelemahanmu, Aku bahkan memiliki bukti cek yang kau berikan... Cukup meyakinkan kalo kau suka bermain dengan pria bayaran dibalik semua image sempurna mu"

"Apa yang kau inginkan Kim Mingyu?" Maz terbahak.

"Sepertinya kau mencari tahu tentang ku. Sayangnya kau tak akan menemukan apapun selain nama asli ku, benarkan?"

'Sialnya itu benar' 

Joanna membaca laporan sekretarisnya sesaat di parkiran hotel. Dan benar laporan itu hanya menampakkan nama asli, latar pendidikan yang mentereng dan pekerjaan sebagai pemilik perusahaan rintisan yang jika disebut semua orang akan tahu dan mungkin juga setiap orang memiliki aplikasi perusahan Maz didalam ponselnya. Intinya uang mengalir setiap detik ke saku pria dihadapannya ini. 

Latar keluarganya tak disebutkan dan hampir semua media sosialnya disetting private. Hal ini menyadarkan Joanna kalo apa yang sekretarisnya temukan harusnya sudah Joanna ketahui jika saja ia mengingat artikel Forbes tentang orang-orang muda yang sukses.

D E C E P T I O N [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang