🌀
Acara tahunan ini sudah beberapa kali diadakan tetapi tahun ini banyak kedatangan wajah baru hasil dari akusisi agensi import pesaing. Maz berkeliling ditemani sekretaris nya menyapa seraya matanya tajam menyisir semua orang berharap menemukan wajah yang diincar nya.
Ia akhirnya bertemu dengan Manager Na dan Giselle menyapa mereka sebentar dan mendapatkan informasi kalau Joanna tak bisa hadir karena ada di luar kota. Maz pun mengangguk tak memperlihatkan wajah kecewa. Ia juga baru sadar kalo nomor ponselnya diblokir oleh Joanna karena itu ia tak bisa lagi menghubungi.
"Mampir lah kekantor kami, bukanlah anda dan Nyonya Joanna sangat akrab" pinta Manager Na membuat Maz tertawa kecil 'Terlalu akrab bahkan, sampai mereka berbagi ranjang bersama'
Kakeknya terlihat berbincang akrab dengan Tuan Park dan Mama Mazen, ia tak ingin mengganggu lalu bersiap- siap untuk menyampaikan sambutan mewakili kakeknya.
Maz melangkah ke podium dan semua orang langsung memberikan perhatian pada sosok Maz yang tampan dan tinggi. Maz menyapa dan berterimakasih atas kedatangan mereka, ia pun mulai mengucapkan kata sambutannya.
Tuan Park menatap dengan kagum. Ia tak lagi merasa kecewa karena perjodohan yang gagal dengan Joanna. Ia malah bangga pemuda itu telah tumbuh dengan baik dan memiliki bakat bisnis kakeknya. Almarhum temannya Kim Woosung pasti merasa bangga memiliki anak seperti itu.
Tepuk tangan meriah mengakhiri kata sambutan dari Mazen Kim, pria itu turun dari podium. Mata Tuan Park masih mengikuti. Tampak Tuan Kim memberikan pelukan hangat pada Maz dan membawa pemuda itu kehadapan ibunya Mazen yang berdiri bersama seorang wanita muda yang sangat elegant.
Maz diperkenalkan ke pada wanita muda itu, mereka saling menyapa terlihat berbincang lama. semua itu tak luput dari tatapan Tuan Park.
"Tuan Park tak menyangka akan bertemu anda disini" sapa Giselle. Tuan Park menoleh dan melihat karyawannya Joanna di sana.
"Aku diundang oleh Mazen dan Tuan Kim"
"Ooh, tapi sayang sekali Nyonya Joanna tak bisa datang ya"
"Iya, tapi Joanna memang perlu istirahat. Aku senang anda berdua bisa menghandle perusahaan dengan baik tanpa kehadiran Joanna"
"Ini semua berkat pengawas anda Tuan Park" jawab Manager Na yang kemudian dengan sopan permisi karena ada rekanan yang mencari mereka.
Tuan Park menjelajah menikmati pesta sebentar sebelum kemudian mencari Tuan Kim untuk pamitan dan menemukan pria tua itu sedang ngobrol dengan ibunya Mazen, istri dari almarhum temannya Woosung yang selalu tinggal di Amerika.
"Gadis itu pintar karena lulusan Brown. Aku beruntung bertemu dengannya di pesawat dan ternyata ayahnya juga pemilik bisnis besar di Korea. Kuharap mereka akan cocok dan kita bisa segera melihat Mingyu menikah"
"Berapa usia gadis itu?" tanya kakek Kim.
"Dua enam tahun"
"Sudah cukup waktunya menikah. Jika ternyata mereka cocok tak ada alasan lagi menunda ke jenjang yang serius. Buatlah beberapa acara untuk bisa membuat mereka terus bertemu"
Tuan Park yang mendengar perbincangan itu, urung mendekat dan memilih berbalik. Ia menyapa sekretaris Kakek Kim dan minta izin supaya dipamitkan. Ia beralasan kakinya agak lelah dan ingin segera pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E C E P T I O N [✔]
FanfictionDia mengira targetnya telah masuk jebakan tanpa menyadari bahwa dialah sebenarnya yang terkena perangkap. Who VS Who.