🌀
Seminggu telah berlalu Joanna masih belum bisa membuka boikot bahan baku dari agensi import Kimora. Ia sudah berusaha tidak stress tapi tekanan darahnya jadi rendah dan dokter memberinya beberapa obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Maz tersenyum sendiri ia tak menyangka pengambil alihan sejumlah lisensi import dari Agensi pesaingnya yang hampir kolaps menguntungkan nya karena ternyata berimbas ke bisnis Joanna. Ia akan semakin mudah mempermainkan wanita itu sekarang. Tanpa sadar senyumnya semakin melebar.
"Tuan, bukankan itu Nyonya Park, yang sering bertemu dengan anda" kata supirnya membuat Maz menoleh dan melihat wanita dengan stelan mahal keluar dari rumah sakit khusus untuk program kehamilan dan bank sperma.
'Shit sedang apa dia di sana?' batinnya. Mobil berbelok, mata Maz masih memperhatikan sosok Joanna dan tulisan di atas gedung rumah sakit itu.
Ia jadi teringat Ethan sobat karibnya. Ketika mereka kuliah Ethan sering dikompori oleh gank-nya untuk mendonorkan bibit di sana karena saking tampan pemuda itu.
"Sayang banget kalo benih mu dibuang percuma lebih baik disimpan di sana biar anak-anak yang lahir nanti bisa seganteng kamu"
"Kampret, ngasal banget usulan kalian"
"Sekalian amal, susah tau nyari bibit ganteng asli kayak kamu tuh, makanya kamu harus hemat"
"Hemat apaan woy" Ethan bukannya gak paham tapi sobat-sobatnya emang rada sesat.
"Hemat jangan dibuang-buang terus bibit ganteng nya, mereka mendingan ditabung di sana "
"Mabok emang kalian, omongan pada ngelantur! Aku masih waras woy, tak ingin keluargaku garis keturunannya jadi berantakan"
"Hahaha" Maz dan kawannya yang lain malah menertawakan sikap konservatif Ethan.
Joanna terlihat memasuki kafe. Maz meminta supirnya memarkirkan mobil di sana dan mengambil kuncinya. Ia menyuruh si supir untuk naik taksi pulang ke kantor.
Mazen Kim mengikuti Joanna masuk kafe. Sosok cantik nampak duduk disudut sendirian memainkan ponsel. Maz pun mendekat.
"Wah kejutan sekali melihat kau disini" Joanna mendongak kaget lalu mendengus setelah tahu siapa yang menyaps "Sepertinya kau sedang putus asa, sampai mendatangi bank sperma" komen Maz langsung dipelototi Joanna.
"Kau sudah mirip sasaeng yang suka menguntit" sindir Joanna.
"Haha aku melihat mu sedang berjalan disudut lampu merah dan sedikit penasaran apa yang seorang janda lakukan di rumah sakit khusus program kehamilan"
"Itu bukan urusanmu! "
"Tentu saja bukan, aku pun tak ingin tahu"
Pesanan kopi Joanna datang , wanita itu lantas bangkit tetapi lengannya ditahan Maz.
"Duduklah" Joanna menolak dengan alasan waktunya sibuk.
"Aku akan membelinya waktumu. Duduk dan ngobrol dengan ku" Joanna mendecik. Mereka tak pernah ngobrol jika berduaan karena suara yang keluar jika sedang bersama hanyalah desahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E C E P T I O N [✔]
ספרות חובביםDia mengira targetnya telah masuk jebakan tanpa menyadari bahwa dialah sebenarnya yang terkena perangkap. Who VS Who.