🧩22. Te Amo

570 74 17
                                    



Sampai juga ke ending

Selamat membaca

Jangan lupa vote dan komen

(Ini cuma fiksi jgn ditiru yg tidak baiknya.) 





🧩

Mengurus bayi itu tak semudah yang mereka bayangkan. Bangun malam, memberikan asi, mengganti popok, menidurkannya, harus mengajaknya bermain belum lagi jika baby Woobin mendadak rewel. 

Awalnya Joanna dan Maz terlihat gugup tetapi seiring waktu mereka mulai terbiasa dengan rutinitas itu. 

Baby Woobin jika menangis cukup keras membuat semua orang di rumah hapal apa maunya. Joanna pun kembali mengambil cuti kerja, semua kegiatan kantor masih diserahkan pada pengawasan ayahnya. 

Kehidupan dua bulan mereka cukup hetic sejak kehadiran Woobin, ditambah Maz juga sibuk di kantor karena Kakek Kim mulai mendelegasikan beberapa pekerjaannya pada Maz. Sampai-sampai Maz merasa tak cukup tidur. 



Pagi ini diakhir pekan Maz terbangun agak siang dan yang dilihat pertama kali oleh matanya adalah pemandangan baby Woobin yang sedang menyusui dipangkuan Joanna yang duduk di sofa kamar. 

"Oh Tuhan, jam berapa sekarang?" ia bertanya sambil duduk di sisi tempat tidur dan memandang keduanya. 

"Hampir Jam sepuluh, cuci muka sana lalu kita makan"

"Memangnya kamu belum makan pagi Ann?"

"Tadi sarapan kok, cuma sekarang sudah merasa lapar lagi" Maz terkekeh mendengarnya. 

"Tentu saja karena baby Woobin pasti mengambil jatah makanmu, lihatlah dia terlihat lahap dan bahagia" Maz mendekati keduanya dan membungkuk. Maz menggapai tangan mungil baby Woobin yang sedang meraba ke dagu Joanna. 

"Hai baby, sepertinya kau juga sudah mengambil jatahku" gerutu Maz iseng. Joanna sampai menarik sudut bibirnya mendengar protes Maz. 

Maz lalu mencium dahi Woobin kemudian beranjak ke toilet. Joanna memperhatikannya dengan cemberut 'Kenapa hanya dahi Woobin yang mendapat kecupan?'



Usai menidurkan Woobin di kamarnya, Joanna menyandarkan tubuh di sandaran tempat tidur dan tak sadar mengerjap ngantuk. 

Maz yang baru keluar dari kamar mandi melihatnya dan tersenyum. Istrinya pasti kelelahan dan ngantuk. Tak ingin mengganggu dibiarkannya Joanna istirahat. 

"Maz!" panggilan Joanna menghentikan langkah Maz menuju pintu. Ia pun berbalik. 

"Sayang, aku pikir kamu tertidur"

Maz pun mendekat dan duduk disamping Joanna saling berhadapan. 

"Lelah ya?" tanyanya.

Joanna mengangguk pelan "Tapi aku bahagia. Terimakasih sudah membantu"

"Itu bukan membantu tapi sudah kewajibanku. Apa kau mau makan siang dibawa kemari?"

Joanna menggelengkan kepala, mata mereka masih saling mengunci. 

D E C E P T I O N [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang