🌀21. Thankful

496 81 6
                                    




🌀

Seminggu sejak pertemuan itu Joanna masih tinggal di rumah orang tuanya karena mamanya khawatir dan tak mau Joanna jauh dari pengawasan. 

Maz hampir setiap hari  menelpon dan datang menemui untuk menemaninya sekitar 2-3 jam sampai Joanna lelap sambil membelai-belai perutnya. 

Pencatatan pernikahan mereka akan didaftarkan akhir pekan ini dan semua berkas diurus oleh sekretaris Hwang dibantu juga Giselle. 

Maz tak ingin terlalu memaksakan Joanna untuk membalas perasaannya. Ia membiarkan hubungan mereka mengalir begitu saja pelan dan santai. 

Tiga hari yang lalu kakeknya memberikan hasil test DNA calon bayi Joanna dan ia merasa lega membaca hasilnya. Ia tak meragukan Joanna tapi Maz juga tahu keluarganya membutuhkan kepastian itu agar semua pihak merasa tenang. 



Seharian ini Joanna dibuat gelisah karena  Maz tak juga menelpon dan hanya sekali mengirimkan pesan singkat. 


Bagaimana baby Woobin? 

Lagi tenang


Setelahnya pria itu tak lagi menghubungi, sampai menjelang jam 7 malam tak juga sosok Maz datang. Joanna bekali-kali melihat ke pintu berdebar ingin mendengar langkah kaki Maz. Sampai sejam kemudian tak juga datang atau pun memberi kabar membuatnya memutuskan untung menelpon lebih dahulu.

Teleponnya ternyata langsung diangkat.

"Ya Ann, ada apa?"

"Ada apa? Apa aku tak boleh menelpon mu?" tanyanya jadi kesal. 

"Tentu saja boleh, tumben menelpon duluan" Suara Maz masih terdengar santai. 

"Kau tak akan datang kemari?" Joanna tak ingin basa-basi. 

"Aku ada meeting mendadak, setelah itu aku janji akan mampir. Memangnya kenapa Ann?"

"Emm Baby Woobin nya kangen" Ada nada merengek manja yang sampai ke telinga Maz. 

"Ooh ?" Maz tersenyum lebar mendengar alasan Joanna. "Baby Woobin, apa mamanya yang kangen?" godanya. 

"Kau mau datang gak sih?" tanya Joanna galak. 

"Ups kalo begitu biar ku batalkan saja meeting nya. Mereka juga pasti sudah ingin pulang"

"Siapa peserta meeting nya?"

"Kenapa kau jadi penasaran?"

"Laki-laki atau perempuan?"

"Hahahaha Ann, jangan bilang kau sedang cemburu" keheningan di seberang membuat Maz terpaksa menjelaskan "Hanya para manager dari cabang yang sedang berkunjung ke Seoul, aku belum sempat menyapa mereka karena sibuk dari tadi. Mereka hanya pria tua seusia kakek dan ayahmu. Kau tak perlu khawatir"

"Aku tak khawatir, baby Woobin yang khawatir ayahnya akan kelelahan"

"Iya-iya aku akan datang sebentar lagi, okay baby"

"Baiklah sampai jumpa" Joanna mematikan panggilan. Ia tak tahu kalo Maz di seberang sana sedang senyum-senyum sendiri. 

Joanna menyandarkan tubuhnya sembari membaca laporan yang dikirim Giselle ke emailnya. Ia menyalakan musik untuk mengusir rasa bosan.

D E C E P T I O N [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang