🧩12. Tear

680 116 19
                                    





🧩

Tuan Kim ingin perusahaannya membantu program pemerintah untuk meningkatkan angka kelahiran di negara ini dengan memberikan bantuan support makanan bayi dan uang saku selama satu tahun untuk pasangan yang mendaftar ke dalam program pemerintah tersebut. Karenanya Daehan Corp akan bekerjasama dengan beberapa rumah sakit. 

"Ikutlah dengan kakek ini program CSR group kita dan kita harus mengkampanyekan ini" 

Itulah sebabnya setelah sebelumnya berkunjung dan bertemu dengan beberapa calon rekanan. Maz kini sedang berada di rumah sakit yang Maz ingat kalo ini rumah sakit yang didatangi oleh Joanna.  

Begitu keluar dari ruang pertemuan dan menuju lobby, Maz bertanya ke manager operasional yang mendampinginya. 

"Banyak kah wanita single yang berminat mempunyai anak dan mengunjungi bank sperma disini? Ini satu-satunya rumah sakit yang menyediakan fasilitas itukan?" tanya Maz. 

"Kami memang banyak dikunjungi tetapi kebanyakan mundur karena biayanya tapi banyak juga yang mundur karena ternyata merasa tak siap setelah konsultasi. Kami sengaja menyediakan psikolog untuk mendampingi mereka dalam kesiapan mental"

"Adakah yang baru-baru ini berhasil dengan program tersebut, saya jadi ingin bertemu dengan pasiennya"

"Sebenarnya ada klien potensial tetapi ditengah jalan dia memutuskan berhenti sebelum dilakukan penyuntikan karena ternyata dia sudah hamil oleh pasangannya"

"Oh ya?" 

"Beliau wanita yang cukup terkenal...tapi maaf kami tak bisa menyebutkan siapa namanya?" Bisik manager itu sambil tersenyum. Tapi hal itu membuat Maz terdiam sesaat. 

Sejujurnya Maz penasaran apakah yang dimaksud itu Joanna? Karena waktu ada gosip mencuat mengenai pro dan kontra program ini, nama Joanna cukup terseret.

Maz ingin bertanya lebih lanjut tetapi ditahannya karena ia tahu itu menyangkut kerahasiaan pasien. Maz pun akhirnya cuma ikut tersenyum tipis. 

"Kalau ada pasien yang berhasil kami ingin sekali tahu karena kami akan memberikan support dana bagi mereka"

"Baiklah, akan kami informasikan nya. Terimakasih atas perhatiannya anda"

Maz mengangguk sopan dan bergegas menjajaki langkah kakeknya yang berjalan bersama direktur rumah sakit dihadapan mereka. 






🧩

Setelah beberapa kali berkencan dan bersenang-senang bersama Airin, hati Maz sepertinya tetap tak juga bisa tersentuh. Semakin sering ia bersama Airin semakin besar ia merasa bersalah pada Joanna. Ucapan dua sobatnya tempo hari telah mengusik lubuk hatinya untuk menyadari kesalahan yang telah dia buat. 

Hari ini usai makan malam bersama, Airin mengungkapkan kabar mengejutkan yang membuat Maz tak siap. Gadis itu mengatakan akan kembali ke Amerika dan ia sangat menikmati waktunya di Korea ditemani Maz. Akan tetapi gadis itu sudah memiliki karir yang cukup cemerlang di Amerika dan tak pernah berencana untuk  bekerja di Korea, terlebih gadis itu juga secara jujur mengatakan belum siap untuk menikah dan meminta Maz agar tidak terlalu berharap padanya. 

Airin bahkan bilang kalo selama jalan bersama Maz ia seperti melihat Maz selalu memikirkan hal lain. Airin ingin Maz jujur pada hatinya sendiri. Ucapan Airin itu cukup membuat Maz merasa malu. Ia menghargai keputusan Airin dan berharap gadis itu mencapai apa yang menjadi cita-citanya. 

D E C E P T I O N [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang