🌀
Pria yang menguntit Joanna melaporkan pada Maz kalo melihat Joanna masuk ke kantor polisi dan sudah lima menit di sana.
"Sialan kau benar-benar nekat"
Maz menyudahi telpon dan segera mengubungi Joanna.
"Kau serius mau video mesum mu menyebar rupanya. Untuk apa kau datang ke kantor polisi?"
Joanna kaget bagaimana Maz bisa tahu tapi Joanna segera bersikap tenang.
"Kenapa kau ingin tahu? Kau takut aku melaporkan pemerasan yang kau lakukan, kalo berani datang kemari jangan jadi pengecut!"
"Sialan Joanna, seberapa banyak kau ingin hancur hah? aku akan mempostingnya dengan dengan senang hati"
"Hah jelas sekali kau mengirim seseorang untuk memantau kegiatan ku. Aku disini untuk melaporkan wajah orang yang sedang menguntit ku. Kau pasti paham itu, petunjuknya akan mengarah padamu. Siapkan alibi terbaikmu Mazen Kim"
"Hentikan apapun niatmu, aku bukannya takut, ayo kita bernegosiasi" suara Maz tak terdengar cemas atau pun emosi.
"Cih jangan harap"
"Jadi kau siap dengan konsekuensi yang akan kau dapat Joanna, jika kau masih nekat" Maz sebenarnya sedikit terpancing jika Joanna beneran nekat "Aku akan menarik pria itu supaya tak menguntitmu lagi"
"Itu tak cukup!"
"Apa mau mu?"
"Hapus semua file video ku"
"Hah jangan harap itu terlalu berharga dibanding kebebasan pria penguntit mu itu. Silahkan laporkan saja" Maz menutup teleponnya.
Joanna melotot marah "Brengsek dia menantang aku! "
Sepertinya akan percuma melaporkan pada polisi. Bisa saja koneksi Daehan Corp sangat kental di kepolisian, itulah sebabnya Mazen Kim sangat percaya diri. Melaporkan kasus penguntitan hanya akan dianggap sepele oleh polisi-polisi itu.
Segera saja ia beranjak pergi keluar dari kantor polisi. Joanna tak ingin tambah stess karena ini akan berdampak ke kesehatan tubuhnya yang harus siap untuk penyuntikan pembuahan dua minggu lagi.
Ia tak melihat lagi mobil yang sering mengikutinya seminggu ini.
Tak lama kemudian ada pesan masuk.
'Dia sudah ku tarik tak akan ada yang mengikuti mu lagi'
Joanna segera menelpon Maz "Hapus videonya?!"
"Ayo bertemu" pinta Maz.
"Jangan mimpi" Joanna melajukan mobil tapi kewaspadaannya tak menurun ia melihat mobil baru kini terus membuntuti.
Dia melewati sebuah mall dengan parkiran luas, Joanna belok lalu parkir dan melihat mobil yang membuntuti berhenti di gerbang masuk mall. Joanna mengambil alat setrum dan akan membuka pintu mobil saat ada telpon masuk.
"Apa lagi?" semprotnya saat tahu kalo itu dari Maz.
"Keluarlah dari mobilmu dan masuk ke sedan merah di belakangmu. Sekarang, aku tak mau penolakan"
"Ku pikir siapa kau seenaknya memerintahku?"
"Aku baru saja bertemu pesaing bisnismu, pemain lama dalam bisnis kosmetik, setiap produkmu akan mudah dilibas oleh mereka yang sudah punya nama. Kau juga akan kesulitan mencari bahan baku di dalam negeri. Turuti aku atau rencana peluncuran produk barumu terhambat"
KAMU SEDANG MEMBACA
D E C E P T I O N [✔]
FanfictionDia mengira targetnya telah masuk jebakan tanpa menyadari bahwa dialah sebenarnya yang terkena perangkap. Who VS Who.