Joanna membuka mata dan menatap ke sekeliling ia tersadar sudah berada di IGD. Seorang perawat lewat dan melihatnya.
"Nyonya anda sudah sadar?" Joanna tak menjawab "Aku akan panggilkan dokter"
Tak lama, bukan hanya dokter tapi juga ia melihat Maz menghampirinya. Kening Joanna berkerut dengan kehadiran Maz di sana.
"Sayang... Apa yang kau rasakan?" tanya Maz.
Joanna masih membisu dan menoleh ke dokter.
"Nyonya, tadi anda pingsan karena kaget dengan suara benturan keras. Untungnya tak berakibat fatal, tapi anda harus bed rest" Dokter itu memberikan penjelasan "Apakah anda mau dipindahkan ke ruang rawat atau memilih di rawat di rumah saja? Kondisi kandungnya juga baik-baik saja tapi kami sarankan jangan terlalu banyak melakukan hal yang berat nyonya"
Joanna mengangguk kecil.
"Pindahkan saja ke ruang rawat VIP dok, supaya dia bisa istirahat" pinta Maz. Dokter itu mengangguk ia cukup mengenali siapa Maz.
"Baiklah akan kita proses segera pemindahannya" dokter itu berlalu. Maz akhirnya mendekat dan meraih tangan Joanna menggenggamnya.
"Ann kau yakin tak apa apa?" Joanna menatap ke perut lalu melepas genggaman Maz untuk mengelus kandungannya.
Tangan besar Maz juga ikut membelai lembut perut besar itu sambil tersenyum tipis.
"Dia sangat kuat, benar-benar seorang jagoan. Hey baby kau harus sayang pada ibumu karena ibumu berusaha sangat tegar untuk mengandung mu" ucap Maz. Tangannya masih aktif mengelus membuat Joanna jadi merasa berdebar.
"Apa kamu mau makan sesuatu?"
Joanna menggeleng pelan "Aku ingin bertemu ibuku... bolehkah bantu mengubungi nya?"
Tentu saja Maz mengiyakan sambil langsung mengeluarkan ponsel untuk menelpon ibunya Joanna.
"Ibumu akan segera kemari" Maz menutup percakapan dengan ibunya Joanna yang terdengar sangat khawatir mendengar berita Joanna.
"Terimakasih" Maz mengangguk lalu duduk lagi disamping Joanna. Ia menyibak anak rambut yang menutupi wajah Joanna dengan sangat hati-hati. Kedua mata mereka bertemu dan saling tatap yang membuat Maz was-was karena sorot tajam mata Joanna yang tak bisa Maz pahami.
"Kau akan baik baik saja Ann... Aku janji akan menjagamu. Oh ya aku lupa bilang kalo ruangan di sampingmu akan diubah menjadi ruangan bayi... tadinya hari ini designer nya akan datang tapi aku tunda sampai kamu pulang supaya kamu bisa memilih sesuai selera" Maz berusaha membuat rileks dengan percakapan kecil.
Ia kembali menggenggam jemari Joanna dan mengecupnya pelan. Maz ini sangat touchy itu yang malah Joanna rasakan saat ini.
"Tidurlah sepertinya kamu lelah, aku akan membangunkan saat ibumu datang"
"Maz terimakasih sudah menolong dan merawat aku"
"Hey jangan berkata begitu aku senang dengan kehadiranmu di rumahku. Kamu membuat rumah terasa hangat dan para pelayan di rumah juga merasa gembira dengan keberadaan mu"
Joanna tersenyum tipis lalu perlahan memejamkan matanya.
🌀
Maz menyambut ibunya Joanna dan meminta maaf karena tak bisa menjaga Joanna sampai wanita itu harus dibawa ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E C E P T I O N [✔]
FanfictionDia mengira targetnya telah masuk jebakan tanpa menyadari bahwa dialah sebenarnya yang terkena perangkap. Who VS Who.