Katanya Indah Tapi Bisa Membawa Musibah

0 0 0
                                    

Di sinilah Naya, duduk dengan setengah hati setelah dipaksa ikut oleh teman-temannya. Bukan Naya tidak ingin atau tidak senang berkumpul dengan mereka, hanya saja dalam seminggu mereka mengajak Naya bermain sebanyak dua kali. Naya tahu bahwa teman-temannya membutuhkan udara segar setelah penat bekerja, begitu pula Naya. Ia butuh udara segar dari penatnya tugas yang menumpuk karena kini ia sudah menuju semester akhir.

Satu hal yang membuat Naya risih ikut berkumpul dengan teman-temannya, mereka terkadang membawa pasangan masing-masing. Sering pasangan mereka membawa teman yang katanya ingin berkenalan dengan Naya. Apa mungkin mereka berusaha mencarikan Naya pacar? Ayolah, mereka sudah tahu prinsip Naya sejak duduk di bangku SMP tingkat akhir, bahwa Naya tidak akan berpacaran lagi.

Naya pernah berpacaran sewaktu SMP karena penasaran, kata teman-temannya dan berdasarkan apa yang ia lihat di televisi punya pacar itu asyik. Kita bisa bercengkerama sembari bersenda gurau, keliling kota hanya untuk menikmati senja, atau bahkan hanya untuk berbagi keluh kesah.

Naya tidak merasakan itu semua, yang Naya rasakan hanyalah segala aktivitasnya terasa dikekang padahal ia hanya mempunyai pacar bukan suami. Naya berpacaran hanya melalui gawai dan terkadang bertemu di sekolah, tapi baginya itu hanya membuang waktu. Naya berpikir bahwa bisa saja apa yang ia lakukan saat itu sebuah kesalahan, mungkin yang bersamanya saat itu adalah jodoh orang lain bukan jodohnya. Jadi, itulah mengapa ia berpikir bahwa pacaran membuang waktu.

Meskipun ada kalanya Naya merasa iri pada temannya yang ke mana-mana selalu diantar oleh sang pacar. Naya pun sempat iri kala teman-temannya memamerkan wajah tampan pacarnya masing-masing ditambah dengan segala kisah yang mereka ceritakan yang tentunya hanya kisah manisnya saja.

Tidak hanya itu banyak fakor yang membuat Naya memutuskan untuk tidak berpacaran, jika dihitung mungkin sudah tujuh tahun Naya hidup dengan prinsip itu. Meskipun sempat tergoda lagi, ada saja pengingat bahwa ia harus tetap pada prinsipnya. Kala itu, ketika ia masih duduk di bangku SMA kelas dua belas, salah seorang temannya terkena musibah.

“Nay, aku harus bagaimana lagi? Aku merasa seperti perempuan paling hina.”

Itulah kalimat yang diucapkan oleh salah satu teman Naya. Awalnya, Naya tidak tahu apa yang dibicarakan oleh temannya itu. Hingga, mengalirlah cerita yang mengerikan. Ternyata teman Naya sedang mengandung tanpa ikatan pernikahan akibat terlalu terlena dengan kehidupan asmaranya. Kini, temannya itu sudah menjadi istri sekaligus Ibu dengan mengubur dalam-dalam impiannya untuk menjadi seorang arsitek.

Dengan kejadian tersebut, Naya menjadi yakin bahwa keputusannya sudah benar karena dapat menghindarinya dari perbuatan zina. Tidak hanya itu, satu tahun kemudian, salah satu temannya pun dilanda kesedihan berat, sebut saja Tina. Hampir seminggu ia tidak makan.

Naya tahu kisah asmara temannya ini dari awal bertemu hingga berpisah. Awalnya ia tidak ingin tahu karena dari awal sudah diperingatkan bahwa lelaki yang main tangan bukanlah lelaki yang baik, tapi tidak didengarnya. Apa boleh buat? Pada saat Tina bercerita bahwa pacarnya itu selingkuh, Naya hanya bisa mendengarkan.

“Aku gak tahu kalau akhirnya bakal seperti ini. Kamu benar Nay, dia bukan lelaki yang baik.”

Seperti itulah kalimat yang Naya dengar pertama kali saat Tina datang ke rumahnya, sangat berbanding terbalik waktu awal diajak berpacaran.

“Dia romantis banget Nay, tadi aja aku dibawain cokelat dan bunga. Aku yakin dia lelaki setia, aku sudah sangat berharap dia jodohku Nay.”

Padahal kesetiaan tidak dapat diukur apalagi hanya karena cokelat atau bunga. Sudah jelas pula bahwa kita tidak boleh berharap pada manusia, karena yang didapat pasti hanya rasa sakit. Sebagaimana Allah SWT berfirman ‘Dan kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap (QS. Al-Insyirah:8)’.

Saat itu Naya bersimpati pada Tina, tetapi Tina kembali masuk ke lubang yang sama. Ya, Tina memutuskan kembali pada lelaki yang sudah membuatnya tidak makan selama seminggu. Kali ini, Naya menutup mata dan telinga pada apapun yang terjadi pada Tina.

Lagi-lagi ini terjadi pada temannya, bisa dikatakan dalam bidang asmara, Naya hanya mengambil hikmah dari pengalaman teman-temannya. Kali ini teman sekaligus tetangga Naya, Mirna. Sejak awal hubungan Mirna dengan pacarnya tidak disetujui oleh keluarga Mirna, setahu Naya itu karena pacarnya Mirna tidak bekerja.

“Padahal aku udah minta sama Allah buat hubungan aku sama dia lancar, orang tua setuju, dan hubungan kami langgeng, Nay.”

Naya tidak bisa berkata-kata lagi, bagaimana bisa temannya itu berdoa untuk dilanggengkan hubungan yang masih pacaran. Bukankah sama saja itu berdoa untuk kemaksiatan? Dan bukankah Rasulullah melarang berdoa meminta sesuatu yang haram? Sebagaimana hadits Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda, ‘Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama ia tidak berdoa untuk berbuat dosa atau memutus silaturahmi dan selama tidak terburu-buru (HR. Muslim dan Ibn Hibban).’

Satu lagi kisah yang paling membuat Naya harus mengindari perbuatan zina. Ini terjadi masih di lingkungan Naya, saat itu terdapat seorang wanita muda yang baru mempunyai seorang bayi. Baru dua bulan melahirkan, wanita tersebut langsung tidak bisa jalan. Sudah melakukan pengobatan medis, tradisional, dan spiritual tetap saja tidak ada perubahan.

Akhirnya, ia mengatakan aibnya sendiri. Dosa yang orang tuanya pun tidak tahu anaknya sampai hati berbuat sekeji itu. Pada saat sekolah, wanita itu ternyata pernah berbuat zina, tidak hanya dengan satu lelaki melainkan dua. Kejadian terakhir, ia hamil dan memutuskan melakukan aborsi pada usia kandungannya itu menginjak enam bulan.

Tidak ada yang tahu jenis kelamin si bayi dan bahkan dikuburkan di mana karena dibawa oleh kekasihnya yang saat itu juga masih merupakan seorang pelajar.

Kecewa? Tentu saja, orang tua mana yang tidak kecewa. Suami mana yang tidak sakit mendengar hal itu. Kini, ia selalu dihantui oleh rasa bersalah karena telah membunuh buah hatinya sendiri.

Allah SWT memang baik, ia bahkan sudah melarang hambanya untuk berbuat zina jauh-jauh hari karena yang didapat dari zina hanyalah keburukannya saja. Seperti yang disampaikan dalam QS. Al-Isra’ ayat 32, ‘Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.’

Lalu bagaimana dengan kisah manis yang diceritakan oleh teman-teman Naya? Itu semua pastilah hanya kenikmatan duniawi, kesenangan semu, karena cinta sejati tidak pernah merusak. Jika cinta seseorang, mintalah pada penciptanya, Allah SWT.

Itulah yang Naya rasakan, Naya takut jika dirinya berpacaran hanya akan merusaknya yang akhirnya akan terlena dengan manisnya cinta terlarang yang berakhir dengan penyesalan. Bukankah lebih aman untuk meminta langsung pada Allah? Jika berjodoh alhamdulillah jika tidak ya tunggu saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KERANGKA HIDUP - Kumpulan Cerita Pendek Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang