"Wahh Todoroki"
"Semangat lah kau bisa kalah loh"
"Semangat lah aku mendukungmu" Todoroki memasuki kelas Murayama diiringi dengan ucapan-ucapan dari para siswa paruh waktu yang berjalan meninggalkan kelas.Didalam kelas yang tampak berantakan itu ada Yara yang sedang memainkan gitarnya dan Murayama yang sedang membaca koran sambil mendengarkan Yara bermain gitar.
"Ore,, orang populer" Murayama menyadari kehadiran Todoroki namun ia tetap membaca koran ditangannya sambil menyapa Todoroki.
"Siswa paruh waktu mau kemana?" Tanya Todoroki saat melihat semua siswa paruh waktu meninggalkan sekolah lebih cepat dari biasanya.
"Ohh tak ada urusannya denganmu" Jawab Murayama, ia masih fokus dengan apa yang ia baca.
"Sudahlah, kalau kau tak segera dikalahkan hal yang merepotkan akan terjadi" ujar Todoroki pada Murayama. Yara memetik gitarnya cukup keras saat mendengar ucapan Todoroki itu.
"Sekarang? Hal yang mustahil. Sebagian besar dari siswa penuh waktu saja sudah kalah dariku bagaimana kalian akan mengalahkan Murayama" Yara kembali memetik gitarnya dengan tenang dan menggoyangkan kepalanya mengikuti alunan lagu.
"Lagipula aku tak ada niat berkelahi dengan mu saat ini" Murayama melirik sejenak ke arah Todoroki yang berdiri di belakangnya dan kembali membaca koran.
"Hah?" Todoroki tampak bingung.
"Soalnya kau yang sekarang itu membosankan, sama seperti saat kau berkelahi dengan Yara beberapa hari lalu. Apa karna kau pikir dia seorang perempuan?"
"Aku sudah jelas kuat!" Yara mengajukan protes saat Murayama berujar demikian.
"Ya kau memang kuat gadis kecil, jangan mengomel mainkan saja gitarmu"
"Todoroki-can,, perhatikan di sekelilingmu dengan cermat" Murayama melihat ke arah Todoroki lalu memutar tangannya di udara menyuruh Todoroki untuk menelaah kondisi di sekitarnya.
"Ada anak yang bersemangat di siaran sekolah beberapa hari lalu, kau juga dengar kan?" Tanya Murayama lagi.
Beberapa hari lalu setelah Yara menghasut Yasukiyo untuk sedikit bermain-main dengan siswa kelas 1. Fraksi Yasukiyo mematahkan jari seorang siswa kelas 1 dan membiarkan suara jeritannya menggema di seluruh koridor sekolah. Dan juga mengajukan tantangan pada fraksi lainnya yang ingin melawan mereka.
"Kau sudah bertarung dengan mereka?" Tanya Yara sambil menyetel senar gitarnya.
"Aku tidak tertarik dengan kelas teri!" Bentak Todoroki, jelas sekali ia meremehkan Yasukiyo.
"Salah! Salah sangat salah!" Suara Murayama memenuhi ruang kelas. Murayama lalu berdiri dan menghadap ke arah Todoroki.
"Disitulah sifat burukmu"
"Sebelum kau menargetkan taringmu padaku, lakukanlah yang harus kau lakukan" Murayama menunjuk dirinya lalu menunjuk Todoroki.
Murayama menghela nafas, ia berjalan mendekati Todoroki dengan kedua tangan di belakang pinggangnya.
"Meskipun kita sama-sama siswa Oya Kou, para paruh waktu sudah dewasa maka dari itu kami tidak bisa seenaknya"
"Tapi kau itu, siswa penuh waktu yang sudah diakui!" Yara meletakkan gitarnya, melipat kedua tangannya didepan dada. Entah sejak kapan ia selalu menikmati saat dimana Murayama memberikan nasihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are All Fighter
Historical FictionCoba bayangkan bagaimana seorang gadis masuk ke sekolah khusus laki-laki? Dan berhasil mengalahkan si petarung nomor 2 di sekolah tersebut? Ehh penasaran ya baca!!