"Onissan onissan onissan jelek" Yara terus bernyanyi tak jelas sambil memasak.
"Kau ini kenapa sih kalau satu hari saja tidak mengejekku?" Murayama memukul pelan kepala adiknya itu.
"Itu hobiku" Yara terkekeh.
"Bilang saja kau suka membuat onissan marah" Murayama geleng-geleng dengan kelakuan adiknya itu. Tapi bukan masalah besar baginya. Bagi Murayama selagi adiknya bahagia dan itu bukan hal yang buruk, ia tidak akan melarangnya.
"Jadi Onissan akan membangun usaha bar? Onissan ngin bersaing dengan Rocky?" Yara meletakan omelet yang baru selesai ia masak di atas meja.
"Bagaimana menurutmu?" Murayama makan sambil meminta pendapat dari Yara.
"Menurut ku bagus saja sih" Yara duduk dan mulai makan.
"Dengan begitu aku tidak perlu jalan jauh-jauh kalau mau minum-minum" Yara terkekeh.
"Ya lebih baik lagi karna dibawah pengawasan ku" salah satu alasan Murayama ingin membuka Bar adalah agar Yara tidak terlalu sering pergi keluyuran dan menciptakan resiko yang berbahaya.
••••
Yara berjalan-jalan di pusat kota, hari ini seharusnya ia dan Tsukasa pergi ke akuarium bersama. Tapi sepertinya Tsukasa lupa? Sengaja lupa? Yara tidak peduli pasti Tsukasa sibuk berkencan dengan siswa Sma khusus perempuan itu.
Yara berjalan masuk keluar satu toko ke toko yang lain. Rasanya bosan, haruskan ia pergi ke akuarium saja.
Yara akhirnya memutuskan untuk pergi ke akuarium. Ia membeli tiket dan masuk ke dalam akuarium.
"Ahh menyebalkan" Yara menatap jengkel saat ia baru saja memasuki tempat wisata akuarium matanya menangkap objek yang tak asing di matanya.
Tsukasa dan seorang gadis yang mengandeng manja lengan pemuda itu.
"Ahh menyebalkan, dia mengajak ku duluan. Dan pergi dengan gadis lain" Yara ingin pergi tapi ia sudah membayar tiket bagaimana bisa dia pergi begitu saja.
Yara hanya berbalik dan berjalan ke arah berlawanan dengan Tsukasa dan gadis itu.
Yara berkeliling sambil memperhatikan ikan ikan yang berenang di akuarium. Matanya berbinar saat melihat seekor ikan hiu yang sedang mencabik-cabik ikan yang menjadi makan siangnya.
Yara terlalu sibuk memperhatikan ikan-ikan didepannya sambil berjalan. Ia tidak memperhatikan kemana kakinya membawanya pergi. Ia fokus mengangkat kameranya dan memotret ikan-ikan yang menurutnya menarik.
Bukk
Yara sedikit terkejut saat ia menabrak seseorang. Ia langsung menunduk dan meminta maaf.
"Gomenasai" Yara sedikit membungkuk dan meminta maaf.
"Yara?" Suara yang tak asing itu membuat Yara mengangkat kepalanya. Ahh sial sekali orang yang ia tabrak adalah Tsukasa. Gadis bermana Maeda itu menatap Yara dengan wajah bingung.
"Ohh Kasa, kau datang kesini juga ya" Yara berusaha sesantai mungkin.
"Kau sendiri?" Tsukasa menatap ke arah Yara.
"Aku diajak seseorang beberapa hari lalu, tapi sepertinya dia sibuk dengan pacarnya jadi ia tidak datang" Yara berbalik ke arah Akuarium dan kembali memotret ikan-ikan didepannya.
"Tsukasa dia siapa?" Maeda menatap ke arah Tsukasa sambil bertanya.
Tsukasa tidak menjawab, ia mengingat janjinya pada Yara beberapa hari lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are All Fighter
Historical FictionCoba bayangkan bagaimana seorang gadis masuk ke sekolah khusus laki-laki? Dan berhasil mengalahkan si petarung nomor 2 di sekolah tersebut? Ehh penasaran ya baca!!