#21

240 23 6
                                    

"Dua tiga ikan berenang, apakah aku bisa terbang?" Yara duduk di rooftop Oya Kou dengan kakinya yang dia biarkan bergelantungan di udara.

"Kau tidak akan bisa terbang, kemarilah" Yasushi menggelengkan kepalanya melihat tingkah Yara. Ia sudah duduk disana hampir satu jam, dengan tumpukan kertas yang ia gunakan untuk membuat pesawat kertas. Lalu Yara menerbangkan pesawat-pesawat itu sambil mengajukan pertanyaan aneh.

"Setidaknya aku harus berusaha" Yara kembali melipat-lipat kertas dan menjadikannya pesawat.

"Kemarilah, aku akan buat lebih banyak pesawat" Panggil Tsukasa, Yara hanya mengangguk dan berdiri dengan hati-hati. Ia mengangkat semua tumpukan kertasnya dan membawanya pada Tsukasa yang duduk di sofa.

"Lihat Tsukasa hanya perlu satu kali memanggilnya" Yasushi menunjuk Yara dengan sedikit protes. Entah sudah berapa kali mereka memperingati gadis itu tapi ia keras kepala sekali. Sekarang disaat Tsukasa yang baru satu kali memanggilnya ia langsung berdiri dan menghampiri pemuda itu.

"Yasushi tampaknya kau gagal ya dengan yang kemarin" Tsuji menggoda Yasushi.

"Mana ada, kami masih saling mengirim pesan sampai sekarang " ujar Yasushi tidak terima. Ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan memamerkan chatnya dengan gadis yang menjadi pasangan kencannya.

"Wohoho Keren" Yara mengajukan kedua jempolnya pada Yasushi.

"Todoroki bagaimana denganmu?" Yara berbalik dan bertanya pada Todoroki yang sibuk dengan bukunya.

"Apa? Ya begitulah" Yara yang mendengar jawaban Todoroki itu memicingkan matanya.

"Aiahhh kalian akan berkencan lagi kan" Yara berujar sambil menggoda Todoroki.

"Ya, bisa dibilang begitu" Todoroki tetap memasang wajah seriusnya sambil membaca bukunya. Tapi, dengan jelas ia sesekali berusaha menahan senyum.

"Oyyy sungguh" Tsuji dan Shibaman berseru dengan tak percaya.

"Aihh kalian pikir aku ini apa" Todoroki berbalik dan menatap mereka dengan tajam.

"Aku bahkan sempat berpikir kau belok" Yara memasang wajah sok polosnya. Ia hanya berusaha menggoda Todoroki.

"Yara~" Todoroki memelas, ia menutup bukunya dan menatap kesal ke arah Yara yang dengan sengaja menggodanya.

"Ahahaha bercanda" Gelak tawa bergema di rooftop. Fujio yang duduk di dekat Jamuo bahkan terus menepuk lengan Jamuo membuat pemuda itu hanya pasrah.

"Aihhh Fujio-san, sakit" setelah beberapa saat merasa tangannya mungkin akan putus akibat ulah Fujio.

"Ehhy Gomen" Fujio menarik tangannya. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Sudah sarapan?" tanya Tsukasa pada Yara sambil meletakkan pesawat kertas kesekian yang ia lipat.

"Sudah, Todoroki membuatkan omelet untukku" Yara mengangguk ia sibuk dengan pesawat-pesawat kertasnya.

"Kau sepertinya hanya makan omelet" Nakazima menatap bingung ke arah Yara. Lantaran setiap kali ditanya sudah makan ia hanya bilang ia makan omelet.

"Todoroki hanya bisa buat omelet, sisanya dapur akan meledak" Yara meniup pesawat kertasnya dan pesawat itu berakhir di kolam.

"Masak sendiri lain kali" Todoroki tidak terima dengan ungkapan Yara.

"Ahhh Onissan bukan begitu, tapi itukan fakta" ucapan Yara itu mengundang gelak tawa siswa Oya Kou lainnya.

"Sungguh kau akan buat sarapanmu sendiri" Todoroki memalingkan wajahnya dan kembali fokus pada bukunya.

"Onissan,,, ohhh onissan. Aku akan lapor pada kakak ipar" Todoroki langsung menutup bukunya dengan cukup keras.

We Are All Fighter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang