#15

199 23 0
                                    

          Recommendation for listening

               ♪   I can't stop loving you ♪
        By. TakaseToya, Emi noda

Tsukasa berlari tanpa peduli dengan apapun yang menghalanginya. Ia menolak pelan tubuh orang-orang yang menghalangi jalannya. Pikirannya gaduh, ia harus dengan cepat memastikan bahwa yang di katakan Yuken dan Mercy adalah fakta. Fakta bahwa ia tak pernah mencintai sendiri, fakta bahwa mereka saling mencintai, fakta bahwa hati Yara adalah miliknya.

|
  |
|
  |

"Ahahaha sebaiknya kau botak saja" Shibaman sedang menertawakan Kiyoshi yang sedang memikirkan gaya rambut agar para gadis tertarik padanya.

"Kau pikir aku ini Housen!" Kiyoshi memprotes dengan ide Shibaman.

Tiba-tiba Tsukasa berlari memasuki rooftop dengan nafas terengah-engah. Intensi para ketua fraksi yang sibuk bercanda tertuju pada Tsukasa.

"Ada apa Tsukasa-san?" Tanya Jamuo sambil berjalan menghampiri Tsukasa yang berdiri di pintu masuk.

"Yara?" Tanya Tsukasa saat ia menatap di sekelilingnya dan tidak mendapati Yara dimana-mana.

"Dia sakit, terlalu banyak bermain hujan kemarin" Todoroki menjawab pertanyaan Tsukasa sambil membaca buku ditangannya.

"Sa-sakit?" Tsukasa terdiam sejenak. Apa gunanya ia berlari dengan tergesa-gesa kalau Yara saja tidak ada disini.

"Ada yang ingin kau bicarakan dengannya?" Tanya Tsuji melihat Tsukasa yang tampak kecewa.

"Bukan apa-apa" Tsukasa memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya dan berjalan ke arah sofa yang biasanya ia duduki.

"Ahahaha lihat dirimu, makanya dengar dulu sampai Odajima selesai berbicara" Fujio yang baru saja tiba memegangi perutnya yang sakit akibat menertawakan kecerobohan Tsukasa.

"Jangan menertawakan ku" Tsukasa menatap Fujio dengan wajah mengerut.

"Kalau tidak sabar lagi menunggu pergi saja ke rumahnya" Fujio duduk di dekat Nakagoshi dan Nakazima.

"Apa yang ingin kau bicarakan? Aku akan sampaikan" Todoroki bangkit berdiri sepertinya ia hendak pergi.

"Akan aku sampaikan sendiri" Tsukasa juga ikut bangkit berdiri. Setelah memikirkan perkataan Fujio, memang seharusnya ia pergi dan menghampiri Yara di rumahnya.

"Jangan-jangan kau mau melakukan pengakuan?" Jamuo akhirnya paham dengan pembicaraan ini berseru.

"Kau? Bukankah kau berkencan dengan Asura-can?" Ujar Yasushi.

"Hanya pelampiasan" Tsukasa berhenti sejenak. Walaupun memang caranya salah tapi itu cara terbaiknya untuk mendapatkan kepastian dari Yara.

Star to listening the song

Semua yang ada di sana terdiam mendengar ucapan Tsukasa. Walaupun mereka semua yang ada di sana adalah berandalan bahkan dibilang brengsek. Tak pernah satupun di antara mereka yang mempermainkan perasaan seseorang perempuan. Hal itu mungkin hanya berlaku bagi Yara yang memang sudah menjadi buaya betina sejak lahir.

"Keren juga ya, kau" semua yang ada disana kembali terkejut saat Yara melangkah masuk ke rooftop dengan tatapan dingin.

"Yara.."

"Apa yang kau lakukan? Murayama akan marah kalau tau kau datang ke sekolah" Todoroki menghampiri adiknya itu dan menjitak pelan dahi Yara.

"Ahh aku bisa mati bosan sendirian di rumah, lagi pula aku baik-baik saja" Yara mengelus dahinya pelan sambil mengerut.

We Are All Fighter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang