♪ And break into the dark
I'll break into the dark, oh~
I′ll give everything I have and everything I had
I'm one step closer to the light
I′ll break into the dark
I'll break into the dark ノ♪Bibir tipis Yara dengan lembut menyenandungkan lagu break into the dark.
Hari ini adalah pembukaan resmi bar milik Murayama. Pembukaan ini cukup ramai, pasalnya hampir semua teman-teman Murayama dan Yara datang.
Yara tersenyum ke arah teman-temannya yang tampak begitu bahagia sambil menikmati minuman mereka. Dan juga suara indah Yara yang menghiasi malam ini.
Setelah menyanyikan beberapa lagu, akhirnya Yara memberi kesempatan untuk band yang mereka sewakan untuk bernyanyi. Ia turun dari panggung dan menghampiri teman-temannya.
"Kenapa kau tidak menjadi penyanyi saja?" Ujar Murayama sambil menyodorkan segelas jus pada Yara.
"Menurutmu cocok?" Yara malah balik bertanya pada kakaknya.
"Ya cocok sekali" Tsukasa menjawab sambil mengecup pipi Yara.
"Kau sudah berhenti minum ya?" Ucapan Kiyoshi itu hanya mendapatkan anggukkan kecil sebagai jawaban.
Memang Yara baru-baru ini memutuskan untuk berhenti minum minuman keras dan juga merokok. Karena ada sesuatu yang harus ia jaga.
"Hai Murayama" Yara menatap sinis ke arah Oshiage yang berjalan mendekati Murayama.
"Kau siapa memanggilnya dengan akrab begitu?" Ujar Yara tak senang.
"Bukan masalah, aku yang memintanya untuk memanggilku dengan santai" jawaban Murayama itu membuat mereka cukup terkejut.
"Ahhh kalian sudah akrab ya sekarang" Entah dari mana Rathara muncul dengan rokok ditangannya. Setelah menghisap rokoknya dengan cukup keras ia menghembuskan asap rokok dari mulutnya ke wajah Oshiage.
Perbuatannya itu membuat semua orang terdiam. Tapi beda hal dengan Yara dan Rathara yang malah tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Oshiage yang kesal.
"Kakak iparmu marah Yara" Rathara berbalik kembali ke tempat duduknya.
"Kakak ipar apanya" Yara memutar bola matanya dengan malas.
Entah mengapa kedua gadis itu tak pernah bersahabat dengan Oshiage. Padahal Yara juga tak pernah punya masalah dengan Oshiage. Rathara sendiri juga tak memiliki hubungan apa-apa dengan Murayama.
Wajah Oshiage merah padam antara malu dan marah. Ia hendak maju untuk menyiram Rathara dengan minuman di tangannya. Tapi Murayama lebih dulu menahannya.
"Jangan ganggu dia" ucapan itu membuat hati Oshiage tersayat. Apa-apaan ini? Murayama yang meminta maaf sebelumnya malah membela gadis lain saat ini.
Saat ia berbalik menatap ke Junko pemimpin Ichigo Milk gadis itu menggelengkan kepalanya. Jadi apakah gadis itu sangat berpengaruh. Terserahlah, Oshiage tak kenal dengan gadis menyebalkan itu.
Semakin malam, maka semakin meriah dan ramai. Yara yang merasa cukup lelah melangkah menuju balkon bar di lantai dua.
"Mendadak sekali kau berhenti minum? Tidak terjadi sesuatu kan?" Tak disangka Yuken mengikutinya keluar.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin berhenti"
"Bukan karena Pacarmu melarang?" Yuken kenal betul dengan Yara. Bertahun-tahun jadi teman baik Yara tak akan pernah berhenti minum hanya karena alasan kecil.
"Tentu saja tidak" kali ini Yara menjawabnya dengan pasti.
"Lalu apa?"
"Aku hanya ingin berhenti"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are All Fighter
Historical FictionCoba bayangkan bagaimana seorang gadis masuk ke sekolah khusus laki-laki? Dan berhasil mengalahkan si petarung nomor 2 di sekolah tersebut? Ehh penasaran ya baca!!