Tumpukan berkas melambai untuk dipahami. Caru marut pikiran dan fisik. Adrian kelimpungan karena banyak agenda rapat dengan pihak penting perusahaan. Jika dulu, ayahnya selalu mewakili untuk meringankan.
Tapi sekarang. Ayahnya sudah tiada. Mau tak mau ia harus menghandle semuanya. Semua karena wanita pembunuh itu.
Sial, di saat genting saja, masi terpikirkan. Lihat saja, Adrian akan memikirkan rencana hukuman selanjutnya, setelah perubuhan rumah itu.
Tok
Tok"Masuk" ucap Adrian.
Muncul sekretarisnya, Bayu.
Bayu lelaki dua tahun lebih muda darinya. Direkrut sebagai sekretaris, ia teman baik Adrian yang kebetulan ayahnya seorang supir pribadi keluarga Sanjaya.
Meski, Bayu bukan berasal dari orang yang kaya. Ia berhasil menempuh perguruan tinggi berkat beasiswa. Begitu, pak Adi tahu Bayu telah lulus. Mertua Karen itu, langsung merekrut Bayu sebagai sekretaris Adrian.
Keluarga Sanjaya sangat lah bijak. Tak membedakan kasta sosial. Buktinya Bayu notebenenya anak seorang supir bisa berkawan baik dengan sang pewaris.
"Hari ini, ada rapat dengan investor. Satu jam setelahnya. Bapak harus mendiskusikan mengenai CSR perusahaan dengan divisi pemasaran mengenai program promosi nya" ucap Bayu sangat formal.
Adrian menggenggam erat pulpennya. Kapan waktunya menyusun hukuman Karen selanjutnya.
"Sial, kenapa banyak sekali agenda nya dari kemarin?" Ucap Adrian.
"Maaf, Pak. Akhir tahun seperti ini sudah biasa terjadi dari sebelumnya, bukan?" Ucap Bayu menimpali.
"Iya, tapi saya rasa tahun ini berat" ucap Adrian.
"Saya perhatikan, bapak akhir-akhir ini sering pucat. Saya ingatkan, untuk menjaga kesehatan" ucap Bayu.
"Saya merasa aneh dengan tubuh saya. Setiap pagi rasanya mual" ucap Adrian.
"Mau saya panggilkan dokter untuk bapak ?" Tanya Bayu.
"Boleh, tolong kirimkan dokter kerumah saya. Jam 9 malam nanti."
Balas Adrian."Siap, Pak." Ucap Bayu penuh sopan.
___________
Adrian mengendarai mobilnya menuju rumah. Agenda dengan investor berjalan lancar. Tapi agenda divisi pemasaran mengenai CSR, baginya aneh.
Masa iya, program CSR yang dirancang, memberi santunan narapidana wanita. Alasannya, akan banyak masyarakat simpati dengan perusahaan dan berujung memberikan loyalitas konsumen. Karena narapidana wanita lebih dilindungi secara hukum dibandingkan laki-laki.
Dari banyaknya jenis santunan. Kenapa harus narapidana wanita. Belum lagi, mereka berkilah jarang perusahaan yang memberikan santunan kepada narapidana.
Ah, sepertinya ia harus mengajukan lapas tempat istrinya dikurung. Agar bisa main-main dengan wanita pembunuh itu.
Tiba dirumah, memakirkan kendaraannya di carport. Badannya lelah sekali, dulu ketika pulang lelah. Biasanya ada istrinya yang memberikan pijatan hangat untuk mengurai penatnya.
Sial, teringat Karen.
____________
Dokter yang dihubungi Bayu telah datang. Yang tak lain adalah dokter pribadi keluarganya.
"Saya sering mual-mual, Dok ketika bangun tidur. Tapi yang keluar hanya cairan bening" jelas Adrian.
Dokter menyerngit,
"Lalu apa lagi yang Anda rasakan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Lara
RomanceKarenia Lara. Persis nama akhirnya. Orang kata nama adalah doa. Hidupnya penuh dengan luka. Tak memiliki orang tua. Sempat merasa bahagia. Bak pangeran berkuda putih. Adrian pria baik juga kaya, meminangnya. Menjanjikan apa itu bahagia. Nyatanya, t...