Prolog

564 36 16
                                    


Semua para peserta MPLS kini berkumpul di Lapangan. Sikap tegas sang Ketua OSIS berhasil mendidik mereka menjadi patuh dan tertib.

"Selamat pagi semuanya! Saya disini akan menginformasikan tentang tantangan yang akan kalian laksanakan." Suara itu mengintrupsi semuanya.

Sang Ketua OSIS kini memegang sebuah toples yang berisikan lembaran kertas. "Saya sudah menuliskan beberapa nama murid disini. Tugas kalian adalah mencari orang itu dan meminta tanda tangannya."

"Saya memberikan waktu tiga puluh menit untuk menyelesaikan tantangan ini."

"Saya harap kalian dapat dengan tertib mengambil salah satu kertas ditoples ini! Panitia yang akan menyebarkan lembaran kertas ini, jadi kalian hanya perlu duduk tertib menunggu giliran."

Amara Violencia, salah satu peserta MPLS yang sejak tadi menunggu gilirannya. Saat panitia menghampirinya, ia langsung mengambil satu lembar kertas.

Saat hendak membukanya, tiba-tiba terdengar intruksi dari sang Ketua OSIS untuk tidak membukanya terlebih dahulu. Ia hanya menghembuskan nafasnya kasar.

"Setelah hitungan ketiga, kalian boleh membuka kertas itu."

"SATU.."

"DUA.."

"TIGA.."

Cia membukanya perlahan, "Leandra Diaskara?"

LEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang