10. Telat Bareng

148 16 13
                                    


Holaa apa kabar semuanyaa?!
Semoga sehat selalu yaa ❄️

🫧 Selamat membaca 🫧

-o0o-

Hari ini Cia sudah siap dengan seragam barunya. Dengan rok abu diatas lutut dan juga kemeja pendek yang dimasukkan ke dalam rok. Begitu juga dengan dasi dan topi yang sudah terpampang rapih ditubuhnya. Rambutnya ia kelabang satu. Rapih. Satu kata untuk Cia hari ini.

Cia langsung menunggu angkot di Halte dekat Rumahnya. Padahal kemarin Cia bertemu dengan Lean, tapi Cia lupa menanyakan si Olen. Terpaksa ia harus berangkat dengan angkot pagi ini.

"Ish angkotnya mana ya. Udah mau telat nih," cicit Cia saat melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 06.40

Saat Cia menoleh ke kanan, ada angkot yang akan mendekatinya. Dengan segera Cia naik ke dalam angkot tersebut. Saat masih dipintu, Cia melihat banyak Ibu-Ibu yang sudah duduk disana dengan belanjaan yang begitu banyak sehingga membuat udara menjadi sesak. Cia juga bingung harus duduk dimana karena banyaknya orang disana. Tapi tidak mungkin juga ia turun lagi, waktunya tidak banyak.

"Neng duduk sini aja nih. Kursinya penuh Neng," ujar sang Ibu-Ibu setelah menggeser belanjaanya. Cia menurut, ia duduk di bawah tanpa alas apapun. Masa bodo dengan rok nya yang kotor, yang penting ia bisa sampai ke Sekolah dengan tepat waktu. Cia menutup hidungnya dengan tangannya karena bau ikan asin yang menyengat dari belanjaan Ibu-Ibu tadi. Cia saat ini hanya berharap agar segera sampai ke Sekolahnya.

-o0o-

"HUFTT--"

Cia membulatkan matanya lebar ketika pagar Sekolah sudah ditutup. Ia melirik jam tangannya yang sudah menujukkan pukul 07.15. Pasti upacaranya sudah dimulai, sampai pagar ini sudah ditutup. Cia hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Hari ini adalah hari pertama Cia masuk Sekolah. Gawat jika ia harus menerima poin terlambat.

Deruman motor ninja terdengar dari arah kanannya. Cia menoleh dan mendapati cowok dengan seragam Smanla dan dibalut oleh jaket kulit berwarna hitam. Wajahnya tidak terlihat karena tertutup oleh helm. Saat motor itu berhenti di depan gerbang, pengendaranya menoleh pada Cia. Cowok itu langsung turun dari motornya, membuka helmnya dan melepas jaketnya lalu ia taruh dimotor. Dia adalah Lean.

"Hari pertama aja udah terlambat, apalagi besok-besok," ujar Lean saat melihat Cia dihadapannya dan mengalihkan pandangannya lagi. Sesekali ujung mata Lean melirik kepada gadis itu. Sedangkan Cia hanya acuh, tidak menganggap keberadaan Lean.

Lean mengambil ponsel disakunya. Ia mulai menghubungi seseorang, "Vin tolongin gue. Bukain gerbang sekarang."

Lean memasukan ponselnya kembali ke dalam sakunya. Keheningan menyaingi suasana panas terik pagi ini. Cia enggan memulai obrolan duluan, begitu juga Lean. Bohong jika gadis itu tidak memperdulikan Lean yang ada di depannya. Gadis itu juga sesekali melirik Lean, dan selalu saja tertangkap oleh mata Lean sehingga terjadi kontak mata di antara mereka.

Sampai pada saatnya Gavin datang dan membuka gerbang Sekolahnya. "Cepet masuk. Keburu ada Pak Wido," ujar Gavin dan diangguki oleh Lean. Tanpa aba-aba Lean menarik tangan Cia untuk ikut masuk ke dalam bersamanya. Cia hanya bisa diam saja. Mungkin ikut dengan Lean dirinya akan selamat.

Posisi mereka bertiga sekarang berada di depan Perpustakaan. Karena Lapangan tidak jauh dari sana. Gavin menatap keduanya dengan intens, apalagi saat melihat Lean masih menggenggam tangan Cia. Cia pun hanya diam saja. "Lo berdua tetep gue hukum. Sekarang kalian baris dibarisan paling kiri. Disitu tempat murid yang nggak pakai atribut. Serahin atribut kalian ke gue, biar itu jadi alesan kalian masuk barisan sana."

LEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang