Bab 6

316 18 0
                                    

Krieettt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krieettt ....

Mila membuka pintu masjid perlahan-lahan. Lampu masjid dimatikan, tapi ia tidak berniat menghidupkannya. Ia ingin sholat dalam kegelapan agar tidak ketahuan oleh orang-orang yang berlalu-lalang di luar.

Dengan segera gadis itu melaksanakan sholat isyanya dengan khusyuk. Ia tahu ia pendosa berat, tapi sebaik-baik pendosa adalah dia yang selalu bertobat kepada Tuhannya. Itulah yang menjadi motto hidupnya selama ini.

Setelah menyelesaikan salam terakhirnya, ia tiba-tiba mendengar suara langkah kaki seseorang. Tanpa ba-bi-bu lagi, Mila berlari dan bersembunyi di samping lemari agar tidak ketahuan.

Ternyata oh ternyata, orang tersebut masuk ke area saf cowok. Pria itu menyalakan lampu tapi hanya menyinari area saf pria saja. Mila bisa merasa sedikit aman karena ada pembatas sehingga saf wanita tidak terlihat oleh para pria saat sholat di depan, begitupun sebaliknya.

Mila segera merapikan alat sholatnya tanpa menimbulkan suara dan berniat untuk pulang secepatnya. Akan tetapi lantunan ayat suci Al-Qur'an seorang pria mulai terdengar dan mengalihkan perhatiannya. Ia yakin bahwa lantunan suara merdu laki-laki yang baru datang tersebutlah yang ia dengar.

Karena penasaran siapakah pemilik suara indah tersebut, Mila mengintip di balik kain pembatas. Detik berikutnya, senyumnya mengembang. Ternyata orang tersebut ialah pria yang berhasil merebut hatinya hari ini.

Ihzam, ia adalah pemilik suara merdu tersebut. Mila benar-benar memperhatikan pria itu tanpa mengalihkan pandangannya ke arah yang lain.

Sekitar satu jam lebih, pria itu baru selesai dari rutinitasnya murojah Al-Qur'an.

"shadaqallahul adzim." Gus Ihzam mencium Al-Qur'annya dengan sayang.

"Masya Allah." Sahut Mila dengan suara yang ternyata masih bisa di dengar oleh pria tersebut. Gus Ihzam langsung melihat ke belakang setelahnya. Mencari-cari sumber suara.

"Siapa di sana?" Tanyanya. Tapi tidak ada seorangpun yang menjawab.

Mila, gadis itu terkejut. Satu hal yang harus kalian tahu, Mila memiliki sisi lain dari dirinya yang begitu ekstrover di mata orang-orang. Ia menjadi amat introver dan sangat pemalu jika hanya berdua dengan seorang pria.

Jangankan untuk menyapa, melihat wajah pria saja ia tidak sanggup. Tapi orang-orang mengenal ia yang sebaliknya. Dan inilah kepribadian Mila yang sebenarnya.

Mila menutup mulutnya rapat-rapat, melihat Gus Ihzam mendekat ke arahnya, ia buru-buru bersembunyi kembali di balik lemari.

Gus Ihzam membuka tirai. Lalu yang tidak disangka-sangka adalah, ternyata Jihan datang melalui pintu yang tetap tertuju pada pandangan Gus Ihzam.

Mata Jihan dan matanya gus Ihzam sling memndang sebelum akhirnya keduanya sama-sama salinv memutuskan pandangan.

"A-assalamualikum warahmatullahi wabarakatu, Gus." Ucap Jihan terbata-bata.

Dokter Sayangnya Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang