Bab 8

306 21 0
                                    

Berbeda dengan Mila, Ihzam wajahnya sudah memerah karena menahan emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbeda dengan Mila, Ihzam wajahnya sudah memerah karena menahan emosi. Sepertinya ia salah pahan dengan situasi ini.

"Kamu? Apa yang kamu lakukan di rumah saya? Keluar sekarang juga!!" Usir Ihzam dengan nada kasar.

"Gak mau!! Emang kamu siapa yang berhak usir-usir aku. Iya kan Umi?" Tanya Mila sembari memeluk Umi Iyas dari belakang seperti anak kecil. Ia bahkn mengeluarkan lidahnya untuk mengejek Ihzam.

Gus Ihzam melihat ejekan itu mengepakkan tangannya kuat-kuat. "Lepasin Umi saya, lalu segera keluar dari rumah ini!!" Ucapnya yang  kini menaikkan dua oktaf volume suaranya.

"Loh-loh, Gus. Kamu kenapa toh Nak? Kamu kenal sama Mila? Nak Mila, kamu kenal sama putra Umi?" Tanya Umi Iyas kepada keduanya karena dibuat kebingungan.

"Dia tuh Umi. Masa cuma karena Mila puji dia ganteng malah marah-marah gak jelas kayak gini. Kan harusnya orang tuh bilang makasih kek, ini malah kayak mau bunuh orang. Tuh kan, tuh kan Umi!! Tolongin Mila huaa ...." Mila berekting seolah-olah Gus Ihzam mengancamnya.

Jelas Gus Ihzam kena marah oleh Umi Iyas. "Gus!! Nak Mila ini tamu spesial umi. Dia udah umi angkat sebagai putri umi. Jadi kamu jangan kasar-kasar sama adik kamu."

"Adik, Umi? Umi tidak salah angkat seseorang jadi anak?" Tanya Gus Ihzam tak percaya.

"Enggak!" Tolak Umi mentah-mentah. Bahkan Mila masih sempat-sempatnya menjulurkan lidah lagi ke arah Gus Ihzam.

"Umi dia tuh wanita gila yang aku ceritakan kemarin Umi. Masa Umi ngangkat gadis kurang waras jadi anak sih?!!" Kata Gus Ihzam yang sangat mempertanyakan keputusan Umi Iyas.

Wajah Mil memerah marah. Ia memberikan tatapan permusuhan kepada gus Ihzam tapi makah di abaikan.

"Benar itu, nak?" Tanya Umi Iyas kepada Mila. Mila tidak bisa berbohong saat ini, ia pun mengangguk sambil menunduk dalam.

"Tuh kan, Umi! Apa aku bilang. Dia tuh wanita-"

"Hahahaha, Nak Mila Nak Mila. Kamu tuh kok bisa ngegemesin banget toh. Tahu tidak, cuma kamu satu-satunya wanita yang berhasil mencuri perhatian putr umi sampai kehilangan kendali emosi kayak gini, hahaha. Umi bahkan sudah mengira anak umi tidak normal karena tidak pernah melirik wanita manapun sebelumnya. Ternyata oh ternyata karena belum ketemu kamu aja hahahaha." Umi Iyas tertawa lepas. Mila dan Gus Ihzam bahkan sampai terdiam kebingungan.

"Ya Allah, Astaghfirullah. Baru kali ini Umi bisa tertawa lepas. Kamu memang putri ajaib yang selama ini ibu dambakan dari Gusti Allah."

Jujur saja, Mila hampir tersedak. Baru kali ini ada yang menganggap tingkah anehnya ajaib. Umi Iyas kembali memeluknya erat.

"Apa yang telah kamu lakukan pada ibuku?" Tanya Gus Ihzam meminta penjelasan lewat gerakan bibirnya tanpa mengeluarkan suara.

Mila memberikan kode kepada Gus Ihzam bahwa ia sama sekali tidak melakukan apa-apa kepada Umi Iyas. Entahlah ia juga bingung.

Dokter Sayangnya Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang