Bab 15

362 20 4
                                    

Disclaimer

Harry Potter@JkRowling
Apologize@Dayaaanadiv

Cerita saya asli dari pikiran saya sendiri, saya hanya meminjam nama dan pemeran dari kepemilikan JK Rowling
.
.
.

H

arry ingat kapan terakhir kali dia menerima hawa canggung ini, didepannya Draco sedang menatap sengit Tom meminta penjelasan. Sedangkan, Tom sendiri sedang anteng memangku Rose yang sudah tertidur.

"Aku akan membawa Harry pulang," Ucap Draco memecah keheningan.

Mendengar hal tersebut Harry menoleh kan pandangannya pada Tom yang sekarang sedang menyesap teh di depannya.

"Tidak! Harry akan tetap disini sampai pelakunya di temukan." Jawab Tom yang terdengar Mutlak.

Mendengar itu Harry mulai mengerutkan kening nya bertanya. Mata Emerald nya menelisik satu persatu wajah dua orang yang sedang saling pandang dengan serius. Harry juga tidak ada niatan untuk menengahi pembicaraan.

"Kau membawa Harry terlalu jauh, kak James benar benar mencemaskan nya. Jangan egois,"

Draco mulai kembali berbicara. Melihat Tom yang tidak bergeming Draco mulai merilekskan wajahnya. Belum sempat kembali berbicara tangan Tom terangkat untuk memanggil pelayan masuk ke dalam.

"Bawa dia ke kamar Harry, jangan sampai terbangun!" Tom menyerahkan Rose pada pelayan wanita, segera meninggalkan ruangan dengan Rose di gendongannya.

"Itu tergantung Harry, apa dia akan tetap disini atau pergi dan menjadikan dirinya umpan untuk musuh."

Tangan Tom meraih sebuah rokok dan menyalakan nya, dia sedikit tidak peduli bahwa masih ada Harry yang berada di dalam ruangan yang sama.

Draco terkekeh remeh. "Bukankah lucu meminta pendapat dari orang yang tidak tau menahu tentang apa yang terjadi? Apa kau hilang ingatan Riddle?"

Harry sendiri masih diam menyimak di antar keduanya, sedari tadi dia menahan untuk tidak berbicara atau menyela. Dia sendiri tidak ingin kehilangan informasi sedikit pun akibat rasa penasaran nya.

"Lagi pula tidak kah sopan bagi Remaja untuk merokok di sini?"

Tom tergelak mendengar Penuturan Draco, segera di buangnya rokok itu sembarangan. Sambil berdiri Tom mulai mendekati Draco dan duduk di samping nya.

Harry melupakan fakta bahwa mereka masih remaja. Bukankah sedari perbincangan ini terlihat seperti orang dewasa?

Tom menarik kerah Draco membuatnya tertarik ke depan dengan spontan, menimbulkan reaksi Harry yang syok dan reflek berdiri.

"Berhenti berpura pura polos, Malfoy junior. Kau sudah tau dengan jelas berapa usia ku. "

Melihat tangan Draco terkepal, sudah di pastikan akan memberikan ancang-ancang meninju wajah tampan Tom Riddle sendiri, segera Harry berlari ke arah keduanya dan menarik mereka untuk berjauhan.

"Bisakah kalian memberi tahu ku apa yang sebenarnya terjadi? Aku yang paling di rugikan disini. "

Keduanya tidak bergeming, sama sama masih diam dan saling pandang dalam artian yang tidak bisa Harry artikan.

"Kumohon.... Tom? Ceritakan semuanya, termasuk detail siapa sebenarnya Rose."

Tom mengaku kalah dan kembali duduk di posisi nya sambil merapikan kemejanya kusut.

"Berjanjilah untuk tidak menyela. "

"Aku janji. "

.
.
.

Harry mengelus lembut rambut Rose yang masih tertidur nyenyak, sesekali anak itu merengek dan mengigau karena tidak nyaman.

Harry sudah mendengar keseluruhan cerita dari Tom dan Draco. Dia masih tidak mengerti dan mencoba mengerti. Apa sebenarnya yang di sembunyikan Ayah nya dulu sehingga banyak musuh dalam selimut yang mencoba mengincar nya.

Terutama yang membuat nya lebih terkejut lagi adalah hubungan nya yang rumit dengan Rose Riddle. Lebih syok lagi mengetahui fakta bahwa Draco Tau tentang semua itu.

Harry tersenyum lembut melihat wajah lucu dari Rose yang sedang tertidur, sesekali di berikan kecupan ringan oleh Harry.

"Dunia pasti adil kan? "
.
.
.

Tom mengantar Draco untuk pergi ke luar manor. Setelah mendengar cerita keseluruhan Harry memberikan keputusan untuk tetap tinggal disini, dengan satu syarat bahwa dia masih akan berpura-pura tidak tau apa yang sedang terjadi.

Draco menghela nafas memasuki mobilnya, memandang gerbang yang menjulang di depannya. Dirinya tersenyum miris saat melihat kaca spion yang memperlihatkan Tom sedang memandang nyalang ke arah mobilnya.

"Dunia memang penuh kebohongan, benar kata-nya, jangan pernah percaya siapapun bahkan jika itu dirimu sendiri. Maaf Harry."

Melihat mobil Draco yang meninggal kawasan kediaman, Tom melangkah kan kakinya untuk masuk ke dalam rumah.

"Aku tidak tau bahwa pria tadi tidak mencoba menyangkal kebohongan mu."

Tom menghentikan langkahnya mendengar seseorang menginterupsi. Menoleh ke sumber arah, melihat ibunya yang sedang berdiri di samping jendela besar dekat ruang tamu.

"Aku juga." Jawab Tom singkat lalu pergi meninggalkan Ibunya sendirian disana.
.
.
.

"Kau sudah bersumpah untuk tidak berkhianat Riddle. "

.
.
.

"Aku menunggu janji mu Tom, jaga Harry untukku dari dirinya. "
.
.
.
Harry terbangun merasakan pergerakan dari samping tempat tidurnya, sambil menyesuaikan pencahayaan Harry melihat sebuah siluet anak kecil yang sedang berusaha membangun kannya sambil menolek nolek pipi tembamnya.

"Kak bangun... "

Harry mendudukkan dirinya, menunjukkan raut bertanya sambil melihat Rose yang juga masih mengucek kcek matanya.

"Aku haus, airnya habis."

Harry terkekeh sendiri melihat tingkah Rose yang malu malu untuk berbicara padanya. Matanya itu terlihat membengkak akibat  Menangis dan langsung tertidur.

Setelah beberapa menit Harry membawakan Rose segelas air untuk dirinya.

"Minum pelan pelan.. "

Rose dengan rakus meminum air nya hingga tandas, tenggorokan nya sakit dan terasa sangat perih sekarang. Namun sedikit mereda setelah dia beri minum air.

"Terima kasih kakak cantik, " Ucap Rose sambil cengengesan.

"Kenapa kau sangat lucu...." Harry mencubit pipi Rose gemas. Lalu melepaskan nya setelah dirasa Rose mulai memberontak dan pipinya memerah.

"Kemarilah, dan kembalilah tidur." Suruh Harry agar Rose mendekat ke arahnya. Anak itu dengan lincah menurut pada Harry seperti anak patuh.

Harry memeluk anak itu sambil  bersenandung kecil, Rose sendiri mulai berat untuk membuka matanya. Anak itu sudah hampir memejamkan matanya sebelum Harry mendengar gumaman dari mulut kecilnya itu.

"Jangan pergi lagi."

.
.
.
Tbc
Haiii ketemu lagi sama aku
Ada gk sih yang nungguin cerita ini hehehe

Oiya gk akan bosen aku buat ngingetin ke kalian untuk selalu vote dan komen.

Jangan jadi sider yaaa
Byee, see you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

APOLOGIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang