Disclaimer
Harry Potter@JkRowling
Apologize@DayaaanadivCerita ini murni karya saya sendiri, saya hanya meminjam nama dan pemeran dari kepemilikan JK Rowling
.
.
.
Mobil Tom melaju dengan kecepatan stabil sebelum Harry menyadari kemana mereka akan pergi. Harry terjengit pelan melihat dengan jelas kemana arah mereka. Jalan asing yang tidak pernah Harry lihat.Disamping nya Harry melihat Tom yang masih kalem duduk dengan tenang, melihat kearah jendela. Sepertinya Harry terlalu lama diam diri hingga tidak menyadari Tom juga diam sedari tadi.
Tangan Harry telulur ke arah Tom, menepuk pundaknya singkat lalu kembali meletakkan tangannya di atas paha.
Tom yang merasakan pundaknya di raih pun menoleh, dan mendapati Harry yang sedang memandang nya. Tom masih melihat sisa sisa air mata di wajah Harry, matanya sembab akibat banyak menangis, hidung nya juga masih sangat merah.
Tom menggigit bibir dalamnya gemas melihat ekspresi Harry saat ini. Jika saja suasana nya tidak sedang berkabung maka sudah dipastikan Tom akan langsung menerkam Harry.
"Kau butuh sesuatu? " Tanya Tom pada Harry.
Harry menggeleng pelan, dan menarik ujung jas Tom sambil mengode dirinya untuk mendekat. Harry yakin suara pasti sudah habis akibat menangis.
"Kemana kita akan pergi?"
Suara serak dan pelan Harry mampu membuat Tom langsung menegakkan tubuhnya, tangannya ia bawa untuk menggaruk belakang leher yang tidak gatal.
Jika bukan karena dia, mungkin Tom sudah membawa lari Harry ke pelaminan sekarang juga. Jelas siapa yang bisa menahan nya.
"Kerumah ku, kakakmu akan sibuk dengan kasus ini, sedangkan ibumu dia pasti buth waktu. Kau akan tinggal dengan ku sementara waktu," Penjelasan itu mempu dengan cepat di balas dengan anggukan Harry.
Suasana kembali tenang setelah Tom memberikan Harry sebotol air untuk di minum, tepat setelah itu Harry merasa atmosfer di sekitar nya terasa menenangkan, membawa matanya untuk terpejam.
.
.
.
Hal pertama yang Harry lihat adalah sebuah kamar mewah dengan desain kuno, setelah merasa cukup dengan tidurnya.Harry tidak ingat kapan dia tertidur hingga ia sudah berada di kamar ini. Ia melihat dengan seksama setiap sudut kamar itu, menerawang di setiap dinding. Beberapa lukisan yang sudah bisa di pastikan mahal terpasang apik di setiap sudutnya.
Analisis Harry berhenti tepat pada dinding di depan tempat tidur, sebuah lukisan besar dengan bingkai emas. Terlukis jelas sosok perempuan yang sedang berdiri di tengah laut, dengan rambut panjang nya dan dress merahnya yang terlihat seperti tertiup angin.
Perlahan Harry menuruni kasur itu penasaran, tanpa alas kaki menuju ke lukisan, menganalisis dengan seksama, dia masih belum melihat dengan jelas rupa perempuan dalam lukisan itu.
Tangannya terangkan ingin menyibak sebuah kain putih yang bergantung di samping wajah perempuan itu sebelum sebuah suara menginterupsi kan dari belakang sana.
"Kau sudah bangun rupanya."
Harry menoleh dan berdiri canggung di tempat nya, dilihat seorang wanita paruh baya yang mendekat kearahnya itu lebih dulu meletakkan sebuah cangkir di nakas meja samping tempat tidur.
"Kau pasti kaget, sini duduklah!" Ucapan perempuan itu terkesan memerintah untuk Harry, namun tetap saja di turuti.
"Aku Ibu Tom, kau bisa memanggilku Bunda seperti dirinya,Aku Merope Riddle."
Harry tidak tau bagaimana dia harus bereaksi, jika dia teliti lagi mungkin dia sudah berada di kediaman Tom.
"Kau sangat cantik seperti yang di cerita Tom, pantas dia langsung menyukai mu. "
Perkataan wanita itu melembut, dia dengan telaten mengusap tangan Harry dan membelai waja Harry dengan lembut.
"Itu terlalu berlebihan, aku tidak secantik itu aku ini laki-laki. Kau berlebihan nyonya Riddle."
"Sudah kubilang kan, panggil aku Bunda!" Harry tersenyum canggung, Ia pun hanya mengangguk menyetujui.
Ibu Tom tersenyum manis, dia masih dalam pertahanan nya untuk menganalisis Harry, sebelum dia berdiri.
Harry ikut berdiri, dilihat nya wanita itu menuju nakas dan mengambil kembali cangkir yang di letakkan tadi.
"Aku kesini untuk mengantar teh, minumlah selagi hangat. Tom akan kesini sebentar lagi, aku akan pergi, istirahat lah."
Tepat setelah Harry menerima cangkir itu, Ibu Tom pergi meninggalkan kamar. Harry sendiri masih bingung, dia mendengar sebuah suara pintu yang terkunci.
Di letakkan nya cangkir itu dan Harry mendekati pintu. Harry meraih gagang pintu dan mencoba membukanya, nihil pintu nya terkunci.
Alis Harry berkerut heran, kenapa harus dikunci? Dia bukan tahanan yang perlu di amankan.
Harry menyerah pada aksi membuka pintu, dia kembali menganalisis kamar tersebut. Kembali pada cangkir berisi teh pemberian Ibu Tom.
Dari pertama mereka bertemu tadi, Harry merasa tidak ada ketulusan di matanya. Biasanya Harry akan terbuai dengan perlakuan manis seseorang. Tetapi perlakuan ibu Tom tadi tidak terpengaruh sedikit pun pada dirinya.
Harry tidak gegabah, dia tidak langsung berteriak memanggil Tom. Dia kembali mendekat pada tempat tidurnya mencari ponsel genggamnya.
Tidak ada.
Harry menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk memikirkan apa yang terjadi. Memikirkan segala sesuatu. Seharusnya dirinya saat ini sedang di rumahnya, menenangkan Ibu nya yang baru saja kehilangan sosok pasangan.
Bukan disini, di rumah orang lain. Seharusnya dia memberontak tadi saat Tom bilang ia akan membawanya ke rumahnya. Apa mereka punya niat buruk pada Harry.
Jelas Harry curiga, mereka belum kenal cukup lama. Hingga lamunan Harry terpecahkan saat mendengar pintu terbuka. Disana Tom berdiri dengan nafas tersenggal.
"Kau tidak apa?"
Tom mendekat memegang pundak Harry dan menelisik ke setiap bagian tubuh Harry, mencoba mencari sesuatu.
"Memang aku kenapa?"
Harry mencoba tenang, ia tidak akan panik. Ada sesuatu.
"Apa Bunda ku kesini? Dia yang mengunci mu?"
Harry mengangguk, merasakan seseorang memeluknya erat. Tom membenamkan wajahnya ke leher Harry dan mengeratkan pelukannya.
"Syukurlah kau baik baik saja, ku kira aku terlambat," Tom berkata dengan nada khawatir.
Harry semakin penasaran sendiri di buatnya. Tangan Harry telulur untuk mengusap punggung Tom menenangkan. Perlahan dan lembut. Dirasa pelukan nya mengendur Harry mendongakkan wajahnya.
"Memang apa yang terjadi?"
"Aku akan menjelaskan nya nanti, setelah makan malam. Pelayan akan mengambil kembali cangkir itu segera"
Tom berbalik setelah mengucapkan itu, meninggal kan Harry yang akan bertanya.
"Jika bundaku kembali kesini lagi, segera panggil aku, atau tidak di depan kamarmu ada penjaga. "
"Apa semua ini Tom?"
"Aku tidak bisa menjelas kan sekarang. "
Harry melongo melihat kepergian Tom dari kamarnya. Dia sendiri tidak mendengar suara pintu yang terkunci, itu artinya Tom tidak mengurung nya.
.
.
.
TbcSorry banget baru Update lagi. Butuh niat dan juga lagi mikirin ending yang pas.
Seperti biasa mau ngingetin
JANGAN LUPA VOTE
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGIZE
Fanfiction'it's too late to apologize' taylor swift . . . . Disclaimer Harrypotter @JKRowling APOLOGIZE @Dayaaanadiv :Cerita ini asli karangan saya sendiri, saya hanya meminjam nama dan pemeran dari kepemilikan JK Rowling. *UPDATE HARI KAMIS*