Disclaimer
Harry Potter@JkRowling
Apologize@DayaaanadivCerita ini murni karya saya sendiri, saya hanya meminjam nama dan pemeran dari kepemilikan JK Rowling
.
.
.Suasana mobil saat ini sangat hening saat kedua remaja yang dalam kondisi sama sama marah tidak peduli satu sama lain. Draco yang sedang menyetir dan Harry yang sedang sibuk dengan headphone nya.
Setelah kejadian di depan kelas tadi Draco menarik Harry untuk membolos saja dari pelajaran terakhir mereka. Toh sekolah itu milik keluarga Parkinson, ayah dari teman akrab mereka.
Rencana nya Draco ingin mengajak Harry pergi ke bioskop agar amarah Harry semakin mereda.
Sesampainya di lokasi Draco turun dan membukakan pintu untuk Harry yang hanya di balas lirikan maut dari Harry.
Draco sendiri tidak ambil pusing dan mulai melajukan langkahnya ke dalam Bioskop.
Suasana nya sedikit ramai, banyak mata memandang mereka dengan tatapan heran. Memang siapa yang tidak heran melihat dia orang siswa SMA yang pergi ke bioskop dengan mobil keluaran terbaru tahun ini.
"Ingin menonton film apa?" Tanya Draco mencoba lembut.
"Terserah."
Draco menggeram mendengar jawaban Harry. Okey, sahabat nya masih dalam kondisi ngambek. Salahkan saja semua pada dirinya.
Setelah Draco yang menjahili Harry dengan mencoret wajahnya di tambah sikap tidak sopannya terhadap orang asing. Tidak menunjukkan etika yang baik bagi seorang terpandang.
"Jawablah dengan benar, jangan menjawab seperti seorang perempuan"
Sindiran Draco sontak membuat Harry melirik ganas, dihentakkan kakinya lalu memilih film untuk di tonton.
"Aku bukan perempuan!"
.
.
.
Bersumpahlah pada Draco untuk mengingat kan padanya bahwa jangan biarkan Harry memilih film untuk di tonton nya.Apa Harry adalah seorang psychopath?
Mereka sedang menonton film tentang pembunuhan dan adegan penuh darah tapi dari ekspresi Harry, dia malah menunjukkan senyum gembira pada bibirnya.
Draco jadi bergidik ngeri sendiri. Atau jangan jangan Harry berencana untuk membunuhnya karena kejahilan nya tadi. Semoga saja tidak .
Kita doa kan yang terbaik untuk Draco.
.
.
.
Mood Harry kembali bagus setelah menonton Film psychopath tadi. Dirinya seperti melupakan kejadian yang membuatnya kesal seharian.Sepertinya Harry harus membiarkan Draco hidup lebih lama karena mengajaknya menonton film.
"Sudah lebih baik?", Draco merayu.
Yang hanya di balas anggukan lucu dari Harry yang sedang menghabiskan eskrim di tangannya.
Draco membelikan nya saat mereka keluar dari studio tadi. Tangan Draco telulur untuk mengacak rambut Harry yang malah membuatnya mengingat kejadia tadi, dimana ada pria lain yang mengelus rambut Harry.
Hanya dia yang boleh menyentuh rambut Harry selama ini dan tidak ada orang lain yang berani.
.
.
.
Kamar Harry terlihat sangat sunyi saat si pemilik sedang fokus mengerjakan tugasnya.Harry menghentikan goresan pena pada bukunya. Dia berdecak kesal lupa menanyakan nama dari pria yang di tabrak nya siang tadi.
Dan Harry tidak tau dari kelas berapa. Meletakkan kepalanya ke atas meja dan menghela nafas lelah.
Ditutupnya buku tulis itu dan berjalan dengan gontai ingin keluar kamar. Saat ingin meraih kenop pintu, pintu itu terbuka lebih dulu menampilkan kakaknya yang selalu dengan pakaian rapi.
Harry mundur selangkah dan memberikan kakaknya ruang untuk masuk. James yang mendapat izin masuk pun langsung mendudukkan pantatnya ke sofa yang ada di kamar Harry.
"Ada apa malam malam? "
Harry bertanya tanpa basa basi. James mengkode Harry untuk duduk di samping nya lalu di peluknya Harry. Kepalanya dia benamkan di leher adiknya.
"Kau tau aku belum siap Harry."
Balasan dari pelukan nya James rasakan semakin mengerat. James merasakan Harry mengelus lembut bahunya. Dia tidak tau lagi harus mengadu ke siapa selain adiknya. Harry adalah penenang.
"Tadi kita tidak bisa apa apa kak."
James mengerti akan ucapan Harry namun dia masih berusaha menyangkal dan berfikir pasti ada jalan lain.
"Tidak ada jalan lain."
Seolah mengerti jalan pikiran kakaknya Harry berucap.
.
.
.
Rumah keluarga Potter terlihat ramai hari ini. Banyak para pendekor yang datang untuk mempercantik rumah.Hari ini adalah acara pertunangan kakaknya. Dan ayah mereka memilih untuk mengadakan nya di rumah mereka saja dari pada menyewa gedung.
Di kamarnya Harry sedang bersiap untuk berangkat sekolah. Dia tidak akan pergi bersama dengan Draco pagi ini karena Draco tidak akan berangkat sekolah.
Dia pergi bersama ayahnya ke luar kota untuk belajar tentang bisnis. Sebagai satu satunya penerus keluarga Malfoy membuat dirinya menjadi satu satunya harapan keluarganya.
Berusaha acuh dengan semua sapaan para pelayan saat dirinya menuruni tangga. Dilihatnya sang ayah yang sedang berbicara dengan kakaknya di sofa ruang tamu.
Membungkukkan tubuhnya sedikit sebagai salam lalu kembali menuju ke mobil nya.
Jangan pernah berfikir bahwa Harry akan mengendarai mobilnya sendiri. Dia bukan pengendara yang baik dan lagi pula dia punya supir untuk menyuruhnya mengantar Harry kemanapun.
Mobil itu melaju melewati gerbang rumahnya saat berpapasan dengan mobil lainnya yang memasuki area rumah.
Pandangan Harry berpusat pada seorang remaja yang duduk dengan pria lain yang lebih tua. Harry pernah melihat remaja itu tetapi dia berpikir tidak mungkin.
Untuk apa remaja itu pergi kerumahnya di jam sekolah seperti ini. Seharusnya kan dia pergi ke sekolah.
Mencoba acuh dan kembali fokus pada handphone di genggamannya.
.
.
.
"Kak Harry "Terdengar seorang remaja cantik dan berlari menuju Harry dengan pakaian cantik penuh cat warna di rok nya.
Sepertinya remaja ini sudah mengembangkan hobinya di pagi hari yang cerah ini.
"Ada apa Astoria?"
Gadis itu Astoria Greenggass salah satu kandidat yang akan di jodohkan pada Draco Malfoy.
Gadis itu mengulurkan sebuah kotak dengan berhiaskan pita emas di atasnya.
"Bisa kau berikan ini pada kak Draco? Dia tidak bisa di hubungi akhir akhir ini. "
Harry menaikkan alisnya mendengar penuturan Astoria, tidak bisa dihubungi? Atau hanya Astoria saja yang tidak bisa menghubungi?.
Harry mengambil pemberian Astoria dan menyimpannya di tas.
"Terima kasih Kak."
Gadis di depannya ini sangat cantik di banding gadis lainnya tapi Draco menolaknya mentah mentah dari dulu. Entah cabai mana yang menutupi mata Draco itu.
Harry tertawa miris di batinnya, merasa kasian.
.
.
.
Jangan Lupa VoteAku mau nanya, kalian kasih saran dong biar aku seminggu update berapa kali biar bisa terjadwal dan gak males malesan akunya, hehe
Pokoknya semoga suka sama ceritaku
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGIZE
Fanfiction'it's too late to apologize' taylor swift . . . . Disclaimer Harrypotter @JKRowling APOLOGIZE @Dayaaanadiv :Cerita ini asli karangan saya sendiri, saya hanya meminjam nama dan pemeran dari kepemilikan JK Rowling. *UPDATE HARI KAMIS*