6

1.7K 71 216
                                    

Setelah sampai di mansion kakak-beradik mafia..

"Psst, Blaze." Panggil Taufan. "Kenapa mom?" Tanya Blaze. "Aku kayaknya bakal dihukum malam ini, Jadi.. Boleh nginep ga?" Tanya Taufan. "Nginep?" Sahut Thorn. Taufan mengangguk. Thorn dan Blaze saling tatap-menatap. "Tanya suami kita aja." Ujar Thorn. "Yaudah." Balas Blaze. "Icy?" Panggil Blaze. "Ada apa?" Tanya Ice. "Emm.. Anu, Mommy Upan boleh nginep ga?" Tanya Blaze. "Memang Taufan sudah izin sama kak Hali?" Tanya Ice. Blaze menggeleng, "Suruh izin dulu." Ujar Ice.

"Mom, Izin dulu sama suami mommy." Ujar Blaze pada Taufan. Taufan menghela nafas panjang, "Daddy.." Panggil Taufan pelan. "Hm?" Tanya Halilintar. "A-Anu.. Boleh nginep ga?" Tanya Taufan gugup. "Hm.. Emang boleh?" Tanya Halilintar sambil menatap Solar dan Ice. Mereka berdua mengangguk, Itu untuk kesenangan istri mereka masing-masing, Bukan?

"Hah? Mommy mau nginep? Yeyyy!!" Seru Thorn. "Dah, Ayo masuk." Ajak Solar. Solar pun menggendong Thorn. "I-Ish, Kak! Turunin..!!" Titah Thorn. "Kalau aku gamau?" Tanya Solar. Thorn menghela nafas pasrah.

Di ruang tamu..

Akhirnya, Thorn diturunkan oleh Solar. "Mau keliling dulu ga mom?" Tanya Thorn. "Ah.. Boleh kah?" Tanya Taufan. Blaze dan Thorn mengangguk. "Baiklah," Ucap Taufan. "Bibi Ria, Tolong siapkan makanan." Ujar Ice. "Baiklah Tuan Ice." Balas Ria.

Disisi TTM..

"Luas banget.." Gumam Taufan. "Hah? Mommy ngomong apa?" Tanya Thorn. "A-Ahaha.. Enggak kok." Jawab Taufan. "Mommy mau liat kamar mommy sama suami mommy?" Tanya Blaze. "Emm.. Boleh." Jawab Taufan. "Ini dia!" Seru Thorn.

"Wahh, Besar banget." Ucap Taufan. "Ga sebesar kamar utama sih.." Ucap Blaze. "Iya, Kupikir besarnya sama." Ucap Thorn. "Ekhem, Nyusu." Pinta Thorn. "A-Astaga.." Gumam Taufan.

Disisi TC..

"Jadi.. Mafia tingkat keempat akan kau apakan, Solar?" Tanya Ice. "Belum tentu, Kak. Karena sampai sekarang.. Gangguannya tidak besar." Jawab Solar. "Menurutku, Sebaiknya kau lebih cepat angkat tangan." Ujar Halilintar. "Kak, Bisakah kau hack kode mafia keempat?" Tanya Solar. "Bisa, Itu mudah." Jawab Halilintar. "Kak Ice, Aku berpikir bahwa istri kakak adalah mafia juga." Ucap Solar.

"Mengapa kau berpikir seperti itu?" Tanya Ice. "Dari gerak-gerik saat kita diserang, Ia sangat tenang menghadapi musuh." Jawab Solar. "Betul kata Solar, Ice. Saat istrimu hampir tertembak peluru, Ia langsung menghindar." Ujar Halilintar. "Dan aku dengar-dengar bahwa mafia terkuat tingkat ketiga adalah seorang Alpha Ressesive. Tapi.. Sekarang biodatanya, Ia sudah menikah dan menjadi Omega." Lanjutnya.

"Lagipula, Dalam 1 generasi.. Hanya ada 1 Enigma. Jadi, Tidak ada Enigma selain kak Ice. Jangan lupa bahwa kak Ice tak pernah menyentuh orang lain selain istri kakak sendiri." Ucap Solar. "Solar ada benarnya, Ice. Sebaiknya kau menanyakannya." Ujar Halilintar. ".... Akan ku pikirkan." Ucap Ice. Solar dan Halilintar tersenyum.

"Aihh.. Kalian tuh kenceng banget hisapnya! Mana digigit pula." Protes Taufan. "Hehe, Maaf mom." Ucap Blaze. "Maaf ya mommy!" Seru Thorn. "Blazie," Panggil Ice. Blaze menoleh kearah Ice. "Apa?" Tanya Blaze. "Ada yang ingin ku tanyakan." Jawab Ice. Blaze mendekat kearah Ice, Ice menarik Blaze ke pangkuannya. "Jawab jujur. Apakah kau seorang mafia?" Tanya Ice. Blaze menelan ludahnya sendiri dengan kasar. "E-Ehh.. A-Aku bukan mafia." Jawab Blaze.

"Jawab jujur, Blaze Khana."

"Ugh, Baiklah. Aku adalah mafia." Jawab Blaze. Semua orang yang ada disana melongo. "S-Sejak kapan kak? Kok kakak ga kasih tau Thorn sih?" Tanya Thorn. "Maaf, Aku mencoba menjadi mafia dan menempati peringkat ketiga. Awalnya aku hanya mencoba untuk mencari uang." Jawab Blaze. "Kalau boleh jujur, Aku dan Solar adalah mafia juga." Ucap Ice. Sontak, Taufan, Thorn dan Blaze melongo tak percaya.

Mafia [Solthorn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang