Keesokan paginya..
"Hoammhh..." Thorn terbangun dari mimpi indahnya. Ia pun mengubah posisinya yang tadinya berbaring menjadi duduk ditepi kasur. Sebelum Ia pergi ke kamar mandi, Ia mengumpulkan nyawa terlebih dahulu. "Ugh.... Kak Solar mana ya?" Gumam Thorn. Ah, Sudahlah.... Ia akhirnya pergi ke kamar mandi.
Cklek..
Pintu kamar mandi dibuka oleh Thorn. Mata Thorn terbelalak melihat Solar yang sedang mandi. "A-Ah! Maaf!" Ucap Thorn sambil menutup kedua matanya. "Emm.... Tak apa." Balas Solar. "Hei.... Kau ingin mandi, kan?" Tanya Solar. Thorn mengangguk, Masih dengan mata kedua tertutup. "Mandi bareng aja," Ucap Solar dengan santai. "T-Tidak usah.... Aku lebih baik menunggu." Balas Thorn gugup.
"Tak apa, Sini." Ujar Solar lalu Ia menarik tangan istrinya. Sang empu yang ditarik tangannya refleks kedua matanya terbuka. Sungguh pemandangan yang sulit dijelaskan. Akhirnya, Solar dan Thorn mandi bersama. Tapi.. Di shower. "Emmm.... Bolehkah aku meminta sesuatu?" Tanya Solar. "A-Apa itu?" Tanya Thorn. "Bolehkah aku mendapatkan jatah?" Tanya Solar. Pertanyaan itu membuat Thorn tersedak ludahnya sendiri.
"B-Bisa kau ulangi?" Tanya Thorn yang sudah memerah seperti kepiting rebus. "Bolehkah.... Aku mendapatkan jatah?" Tanya Solar yang ikut memerah. "A–Baiklah..." Jawab Thorn yang mukanya sudah seperti buah apel. Solar menyeringai lebar. Dibawah guyuran shower, Solar mengkabedon Thorn ke dinding. "Akh–" Thorn sedikit kaget dengan gerakan tiba-tiba itu. Solar melumat bibir mungil milik Thorn.
"Mmhh! Hhnmh..." Lenguh Thorn disela-sela ciuman panas tersebut. Pasokan oksigen Thorn pun mulai menipis, Ia memukul-mukuli dada Solar. Solar pun melepaskan ciumannya. Solar beralih membuat kissmark pada leher Thorn. "Akh– S-Solar...–" Thorn merasa sedikit perih di bagian yang Solar gigit. Setelah itu, Solar menyambar puting merah muda milik Thorn.
"Annhh~ S-Solarhh~" Desah Thorn. Solar memilin puting kiri Thorn. "Ughnn....~ S-Solar..." Lenguh Thorn. Solar pun berhenti menghisap puting milik Thorn. Solar mengangkat kaki Thorn yang sebelah kanan ke bahunya. "Oh ya, Pegang erat-erat bahu ku jika tak ingin jatuh." Ucap Solar. Thorn pun memegang erat-erat bahu Solar. Solar pun langsung memasukkan penisnya kedalam hole Thorn.
"AKHHH!! S-SAKIT, K-KELUARKANHHH!!!" Jerit Thorn kesakitan. Solar mengecup kening Thorn. Ia pun perlahan menggerakkan pinggulnya. "Akhnn~ S-Solarhh, S-Sakithh~" Ucap Thorn disela-sela desahannya. Solar pun menambah tempo kecepatannya.
Beberapa menit kemudian...
"Ahh~ S-Solarhhh!~" Desah Thorn. "Ahhh~ S-Solarhhh aku mau keluarhhh~" Ucap Thorn disela-sela desahannya. "Bersama, Honeypie." Ucap Solar.
Crott
Croott
CrrotttThorn pun pingsan, "Duh.... Gimana yak... Bisa-bisa gue di tendang sama Blaze." Gumam Solar sedikit panik. Solar pun menggendong istrinya ala bridal style. Ia meletakkan Thorn diatas kasur king size itu. Tiba-tiba, Ada yang mengetuk– Ah.... Tidak. Lebih tepatnya menggedor-gedor pintu kamar SolThorn dengan brutal.
"Siapa?!" Sahut Solar dari dalam. "BLAZE!" Jawab Blaze tak kalah keras. "Ngapain?!" Tanya Solar. "MAU NGAJAK THORN KELILING!!" Jawab Blaze. "A– Thornnya masih tidur!" Balas Solar. "Yah.. Yaudah deh!" Seru Blaze. Solar menghela nafas lega, Ia takut di gebukin oleh kakak dari Thorn. Solar menatap istrinya, Ia mengecup singkat pipi chubby Thorn.
Disisi Blaze...
"MOMMY UPANNNNN!!" Seru Blaze dengan suara cemprengnya. "Apa?!" Sahut Taufan dari dalam. "KELILING YOK!!" Seru Blaze. "Ayokk, Thorn ikut?!" Tanya Taufan. "GA! KATANYA MASIH TIDUR!" Balas Blaze. "SABAR YA MOM, AKU MAU KE DAPUR!!" Seru Blaze. "Iya!" Balas Taufan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia [Solthorn]
FantasyThorn Ayen, Seorang Omega Dominant berumur 19 tahun yang ingin diculik dan dijual dengan harga yang diluar pikiran. Sedangkan, Ada sebuah geng mafia terkenal di pulau Rintis. Geng tersebut bernama 'Shining Blood' yang dipimpin oleh Solar Renion. Sol...