8

1.8K 68 556
                                    

Keesokan harinya..

KEDEBUK!
PRANGG!
RAWR!
DUAR!
JEBLER!

"WOY UDAH PADA SIAP BELUM?!" Tanya Blaze sedikit berteriak. "BENTAR LAGI KAKK!" Sahut Thorn. Blaze menghela nafas panjang, Sudah 10 menit telat untuk misi. Siapa yang sudah siap? Tentunya- Hanya Ice dan Blaze. Tak lama, Taufan datang. "Hahh.... Hah.... Mat pagi," Sapa Taufan.

"Pagi!" Balas Blaze sambil tersenyum. Thorn pun datang, "Aduh.... Selamat pagi semua!" Sapa Thorn dengan semangat. "Ice, Mana kakak dan adikmu?" Tanya Blaze. Ice menggelengkan kepalanya, Tanda bahwa Ia tak tau. "Bentar lagi palingan," Ucap Taufan. Benar saja.... Halilintar dan Solar pun datang.

"Jangan membuang-buang waktu, Kita sudah telat 15 menit sekarang." Ujar Ice. Mereka semua pun pergi keluar apartemen, Mereka dijemput oleh Leon dan Zenith, Sekretaris dari Ice. Zealand? Tidak bisa datang.

Sesampainya di markas..

"Persiapkan pasukan AB, Sekarang." Titah Blaze. "Siap, Laksanakan!" Balas Leon. Blaze merasa agak mual, Tapi Ia mengabaikannya. "Kak Laze, Kita ngapain?" Tanya Thorn. "Aha- Tunggu aja dulu, Lagi pada siap-siap." Jawab Blaze. Setelah semuanya siap, Mereka membagi kelompok.

"Siapa yang akan membagi kelompok?" Tanya Solar. "Biar aku saja." Balas Ice. "Aku, Blaze, Leon dan Zenith kelompok A. Solar, Kak Hali, Taufan dan Thorn kelompok B. Sisanya bagi kelompok masing-masing." Tegas Ice. Thorn dan Taufan menghampiri Blaze. "Kenapa kak? Kakak sakit?" Tanya Thorn.

"Ugh.... A-Aku ga kenapa-kenapa kok." Jawab Blaze. "Kalau ada apa-apa, Ngomong ya Blaze." Ujar Taufan.
"Iya mom, Tenang aja." Balas Blaze. "Ayo," Ajak Ice.

Setelah sampai di markas mafia kelima..

"Ugh, Bangsat..." Umpat Blaze, Rasa mual dan pusing itu semakin kuat. "Blaze? Kamu kenapa?" Tanya Taufan. "Ah.... Gapapa kok mom," Jawab Blaze. "Serius?" Tanya Taufan lagi. "Iyaa, Serius kok." Jawab Blaze. "Oke," Balas Taufan.

"Barisan paling depan, Maju." Titah Ice. Barisan-barisan yang sudah diatur untung menjadi barisan paling depan pun maju.

Setelah berhasil masuk..

"K-Keluarlah, Pengecut!" Seru Blaze. Tak lama, Mafia terkuat tingkat kelima itu keluar. "Halo, Tamu tak di-" Ucapan mafia tersebut terpotong saat melihat Ice dan Solar. "Lanjutkan," Ujar Ice. Tiba-tiba, Anak panah melesat cepat kearah Blaze. Blaze yang menyadari itu langsung menghindar. Tapi, Tangannya tergores oleh anak panah tersebut.

"Akh- Shh..." Rintih Blaze. Blaze merasa semakin mual dan pusing. "Tuan besar Blaze! Anda kenapa?!" Tanya Leon panik. "Ugh.... A-Aku tak apa, Leon." Jawab Blaze. Taufan menghampiri Blaze. "Blaze! Kau kenapa?!" Tanya Taufan panik. "Tak apa, Hanya tergores anak panah sedikit." Jawab Blaze.

Ice yang mendengar itu tentu saja marah. "Oleh siapa?" Tanya Ice dingin. "A- Aku tidak tau." Balas Blaze. Ice kembali menatap mafia terkuat tingkat kelima tersebut. "Aku belum memulai, Kau sudah memulai duluan.... Dan mengenainya." Ucap Ice dengan dingin. "MATI KAU SIALAN!!!" Seru Ice.

"Panah Ice!"

Ice dengan brutal memanah para musuh, Tak lupa Ia selalu tepat sasaran.

"Tembakan Solar Gerhana!"

Solar pun juga menembak beberapa pasukan musuh dengan kekuatannya. Pasukan dari Blaze, Ice dan Solar juga ikut menyerang. Ada yang dari jarak dekat dan ada juga yang dari jarak jauh. Tiba-tiba, Blaze terkena anak panah lagi. "TUAN!!" Teriak Leon panik. "Akh-" Tentu saja Blaze sedikit terkejut dengan serangan kecil itu karena Ia tidak waspada.

Mafia [Solthorn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang