2. Luka dalam luka

2K 59 2
                                    

rembowruby_

don't copy paste anything from here —

kiss from here untuk 3990 kata 😚🔥

"perihal sedalam luka yang telah muncul pada permukaan tubuh yang tidak pernah bisa diukur. aku hanya ingin bertanya pada harap yang mulai hancur. yah pada kalimat yang seharusnya sudah ku tau jawabannya namun masih ku lemparkan juga. keluar dari bibirku yang mungkin kau tidak bisa menjawabnya.. apakah setelah ini aku masih bisa berlabuh padamu?"

.
.

sudah revisi 🎀🌼

***

Selang beberapa menit, Fiera merasakan kepalanya terasa berat, dan tubuhnya panas seolah terbakar.

Menyanggah badannya pada meja. Satu tangan fiera mengusap peluh keringat di lehernya. Bahkan ia merasakan pening yang semakin kuat. Dirasa keadaanya cukup mengkhawatirkan.

Fiera berlalu, meninggalkan Calon Kakak iparnya itu. Berjalan sempoyongan menuju ibu dan ayhnya. Sibuk menatap sekeliling mencari kedua orang tuanya, kali ini keringat dingin makin mengusai tubuh Fiera. Perempuan yang berbalut ALESSANDRA RICH Tweed  Boucle croped jacket di tambah Dolce&Gabbana terlihat kacau sekali. Ketukan dari Jimmy choo pumps logo 85 in suede yang setia menemani langkah Fiera.

Sementara itu di meja pertama tadi masih ada Kaisar yang mengepalkan tangan saat merasakan tubuhnya yang berubah aneh. Rasa panas yang menjalar begitu cepat hingga  ia terpaksa membuka kancing atasnya karena merasa sesak. Memperlihatkan dadanya yang kini mengkilap akibat keringat.

"Ah... kenapa suhu ruangan tiba-tiba panas sekali!" kembali lagi pada Fiera semakin kesal dengan keadaannya. Ia berusaha meraih gawainya di dalam tas.  Saat itu merasa penglihatannya kabur. Ah, sepertinya Fiera mabuk berat.

"Nona Fiera..." suara itu membuat Fiera merasa lega, setidaknya ada yang mengenalnya. Dia selamat pikirnya.

"Apakah kau melihat ayah dan ibuku?" tanya Fiera, suaranya setengah sadar.

"Tuan dan Nyonya sudah pulang, Nona," jawab orang itu.

"HAH?! Yang benar saja!" Pekik Fiera, setengah marah namun lebih karena kebingungan, kepalanya semakin pusing.

"Mereka meninggalkan kartu akses kamar atas untuk Nona," kata orang tersebut.

"Oh, baiklah, baiklah, tolong antarkan aku ke sana, aku tidak sanggup lagi berjalan," jawab Fiera dengan nada pasrah, merasa sangat membutuhkan tempat untuk beristirahat. Seperti tidur untuk meredakan rasa pening yang mendera.

Si penanya tersenyum miring, lalu membantunya menuju lift. Fiera dibawa masuk ke dalam kamar dan ditinggalkan di sana.

Sementara itu, Kaisar masih sibuk menahan rasa panas yang menjalar di tubuhnya, perasaan yang semakin tak terkendali. "Kaparat!" gerutunya, tahu betul apa yang sedang terjadi. Siapapun yang memasukkan obat perangsang di minumannya akan segera merasakan akibatnya.

Dengan langkah kasar, Kaisar menuju lift, bertekad menuju kamar yang disewanya. Malam ini, ia sengaja menginap di sana,  tidak ingin kembali ke apartemennya yang biasanya selalu diramaikan oleh Vici.

"CK! Vici..." Kaisar merasakan rindu yang mendalam, bahkan dalam kondisi terdesak seperti ini. Pintu kamar terbuka buru-buru. Ia melangkah cepat ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya yang semakin menderanya. Namun, begitu memasuki kamar, matanya menangkap sosok perempuan yang terbaring terlentang, memperlihatkan paha mulusnya. Wajahnya tertutupi oleh rambut.

Don't Say Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang