Malam yang sunyi menjadi saksi bisu tangisan Rita. Yang hampir setiap hari menangis.
Sudah satu minggu ini Rita menangis dan akan bersikap baik-baik saja ketika Rami datang kerumahnya.
Satu minggu ia lewati tanpa Ruto. Apakah Ruto bahagia bersama gadis itu? Apakah Ruto memeluk gadis itu sama seperti Ruto memeluknya? Apa Ruto lebih mencintai gadis itu? Kenapa sakit sekali mengingat Ruto yang sudah punya kekasih baru. Rita sungguh tidak rela Ruto pergi darinya.
Selama ini ia menahan Ruto untuk terus berada disisinya. Bahkan sempat melarang pemuda itu untuk berkuliah karna ini lah yang Rita takutkan. Rutonya berpaling dan meninggalkannya. Rita sadar akan sikapnya itu. Tapi, Rita tidak boleh egois kan? Ruto berhak mendapatkan gadis yang baik. Tidak seperti dirinya yang terkadang seperti orang gila.
Dunianya dan dunia Ruto sangat berbeda. Dunianya sudah hancur sejak kecil dan mana mungkin ia menghancurkan dunia Ruto juga. Dunia Ruto sangat sempurna. Cukup lima tahun ini saja ia menghancurkan dunia pemuda itu dengan terus menahannya untuk berada disisinya. Sekarang tidak lagi.
Tapi, bolehkah Rita menangis? Dirinya masih tidak sanggup melihat dunianya bersama gadis lain.
Rita membuka ponselnya dan melihat foto Ruto yang mencium pipinya. "Kangen..." Lirihnya.
"Balik lagi...gue takut sendirian. Jadi rumah gue lagi, " Rita semakin menangis. Dirinya sangat merindukan pemuda itu.
Sedang asiknya menangis tiba-tiba saja Rita mendengar lagu yang diputar oleh tetangganya yang lumayan kencang.
"Oh mengapa kau tinggalkan....aku sendiri"
"Menangis setiap hari hatiku sedih sepanjang hari"
"Terasa sunyi dunia ini tanpa dirimu"
"Oh tuhanku tunjukan jalan bahagia"
"Andaikan oh detik ini masih bersama hatiku takkan luka, takkan luka separah ini"
Entah kenapa lagunya sangat cocok untuk menggambarkan keadaan Rita saat ini. Ia tidak tau lagu apa itu yang jelas lagu itu sangat cocok dengan keadaannya.
Rita semakin meringkuk memeluk tubuhnya sendiri menikmati tangisannya dalam diam.
Rita janji hanya untuk malam ini saja ia menangis. Besok dan seterusnya ia akan tertawa dan bahagia.
°°°°
Hari minggu Arlan mencuci motornya dan sesekali bersenandung. Ia sedikit melirik rumah disebelahnya. Sejak hari pertama gadis itu tak pernah terlihat keluar.
Arlan hanya melihat seorang gadis berambut blonde yang setiap hari datang. Dan yaaa gadis berambut itu datang membawa dua kantong yang Arlan tebak makanan dan cemilan.
Rami melirik Arlan sekilas dan mengetok pintu. "Ritaaaa...."
Arlan sudah berdiri dan mengernyit. "Rita yaa namanya," Gumamnya. Ia berjalan kearah samping rumah dan seolah-olah menyiram tanaman. Padahal mah dirinya sangat penasaran dengan Rita. Kenapa gadis itu tidak pernah keluar dari rumah.
Arlan bersiul dan menyiram tanaman bundanya karna Rami melihat dirinya.
Rami mengangkat kedua bahunya dan menggedor kembali. "Buka woi",
Dan pintu terbuka menampilkan sosok Rita yang sepertinya baru bangun tidur. Rambutnya berantakan dan mata yang membengkak akibat menangis semalaman.
Arlan mencondongkan tubuhnya dan melihat penampilan Rita. Ia setengah mati menahan tawanya agar tidak meledak.
Rita melirik sinis tetangganya itu lalu menarik tangan Rami agar segera masuk.
"HAHAHAHAHAHA"
"Anjing banget tau gak. Kenapa sih dia jadi tetangga gue," Kesal Rita. Tetangganya itu semalaman membuka lagu. Dan lagunya sangat random sekali.
Rami tertawa dan melempar kaleng soda yang langsung ditangkap oleh Rita. "Seenggaknya lo harus bersyukur punya tetangga kayak gitu," Yaaa Rami sering kali mendengar keluh Rita tentang tetangganya itu. Tapi, Rami jadi sedikit tenang setidaknya Rita tidak terlalu merasa sendiri karna Rita mempunyai tetangga seperti itu.
"Bersyukur apanya? Gaada yang lapor ke rt apa? Tiap malem buka lagu anjirrr," Rami tersenyum senang melihat Rita yang sedikit bisa kembali ke Rita yang dulu.
"Cuci muka sono. Udah kek monster tau gak lo," Rami menyuruh Rita mencuci mukanya.
"Aaaaaaa..." Teriak Rita dikamar mandi membuat Rami yang sedang bersantai dikursi langsung menghampiri gadis itu.
"Kenapa?," Rami sangat panik dan melihat Rita yang didepan cermin.
Rta menunjuk dirinya sendiri dipantulan cermin. "It-itu siapa?,"
Rami mendengus sebal. Lihat kan gadis itu saja tidak mengenali dirinya sendiri. "Itu lo bodoh,"
"Kok jelek banget"
"Yaa emang lo jelak"
"Sialan" Rami tertawa dan menyuruh Rita mencuci mukanya.
"Makanya jangan kebanyakan nangis terus," Rami memberikan sebungkus nasi padang kepada Rita.
"Serah gue"
"Lo gak sendiri Taa. Gue selalu disisi lo. Gue pastiin dunia lo bakal sempurna lagi," Rita menghentikan suapannya lalu menatap Rami yang menatapnya juga.
"Aaaaaaaaa sayang Rami banyak-banyak" Rita memeluk Rami. Kenapa dirinya sangat cengeng sekali.
"Udah ah jangan nangis lagi. Mau tambah jelek lo? Kalo jelek ntar gaada yang mau," Pharita memukul pelang lengan Rami.
Mereka berdua memakan nasi padang dan bersenda gurau.
Rita menangguk. Dirinya harus berdamai dengan masa lalu dan membuka lembaran hidup baru. Ia takkan membuat Rami dan keluarga gadis itu khawatir lagi dengannya.
"Gue mau kerja" Sekarang ini mereka berdua tengah menonton kartun dua botak kembar melalui ponsel Rami.
"Gak! Gue gak izinin yaaa,"
Rita menampol pelan Rami yang sedikit berteriak di telinganya. "Terus gue mau makan apa cok! Gue gamau nyusahin keluarga lo terus," Keluarga Rami tidaklah kaya. Mereka hanya keluarga yang sederhana. Papa Rami adalah driver grab dan mama Rami hanya membuka warung kecil-kecilan. Untung saja Rami mendapatkan beasiswa untuk berkuliah.
"Keluarga gue seneng-seneng aja tuh disusahin lo,"
"Anjing" Rita terkekeh pelan.
"Besok gue disuruh dateng ke cafe yang didepan jalan sana. Doain diterima yaa Ramikuuuuu," Sejujurnya Rami tidak tega jika Rita ingin bekerja. Nanti mereka berdua tidak ada waktu untuk bertemu karna Pharita yang sibuk bekerja.
"Masih bisa ketemu anjirr....kek gue mau kerja diluar negri aja lo," Rita tau pemikiran Rami.
Rami tertawa dan memukul Pharita. "Hehehe....semoga temen cantik gue ini diterima terus bisa traktir gue jajan"
Mereka berdua tertawa sesekali saling memukul.
Rami berdoa agar Rita seperti ini terus. Dan semoga gadis itu diterima kerja agar bisa bersosialisasi kepada manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me!
Teen FictionSebelum baca harap follow dulu yaaa🌸 Jangan lupa tinggalkan jejak. seperti, vote dan komen. Cover by:Pinterest 🌼🌼🌼 "Putus?," "Hm," "Aku gak mau! kalo kamu masih aja ingin putus, lebih baik aku mati!" "Aku serius...lebih baik aku mati daripad...