Arlan menarik tangan Rita menuju tempat dimana musik diadakan.
Rita mendengus berusaha melepaskan tangan Arlan.
Kini mereka sudah berada dibarisan belakang, melihat penyanyi yang mengcover lagu Keisya levronka - tak ingin usai.
"Berdiri, ku memutar waktu. Teringat kami yang dulu" Arlan kini sudah ikut bernyanyi bersama banyak mahasiswa.
"Ada disampingku setiap hari jadi sandaran ternyaman saat ku lemah, saat ku lelah...huwooooo" Rita menutup mata menikmati lagu yang entah kenapa mengingat masa-masa ia bersama Ruto.
"Tersadar ku tinggal sendiri, merenungi semua yang tak mungkin...bisa ku putarkan s'perti dulu, ku bahagia tapi semuanya hilang tanpa sebab kau hentikan semuanya,"
"Terluka dan menangis, tapi ku terima semua keputusan yang telah kau buat satu yang harus kau tau....ku menanti kau tuk kembali"
Rita membuka matanya dan tanpa diduga dirinya melihat Ruto yang tidak jauh dari posisinya.
"Jujur, ku tak ingin engkau pergi tinggalkan semua usai disini. Tak tertahan air mata ini mengingat semua yang t'lah terjadi, ku tau kau pun sama s'perti aku tak ingin cinta usai disini. Tapi mungkin inilah jalannya harus berpisah...hohohohooooooo,"
Sedikit lagi Rita berdiri disamping Ruto. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ada seorang gadis mencium pipi Ruto dan melingkar tangannya di pinggang Ruto. Dirinya mematung dengan jantung yang berdetak dengan kencang, Rutonya telah menjadi kekasih orang lain. Dan dirinya hanyalah orang asing saat ini.
Rita memundurkan langkahnya perlahan dengan mata yang masih memandang mereka berdua. Lalu ia benar-benar membalikan tubuhnya dengan sempurna ketika Ruto melihat dirinya.
"Berharap suatu saat nanti, kau dan aku kan bertemu lagi. S'perti yang kau ucapkan s'belum kau tinggalkan aku"
Rita menghapus air matanya lalu menarik tangan Arlan untuk pergi dari kampus tanpa berpamitan lagi dengan Rami.
Arlan bingung kenapa Rita menarik dirinya tiba-tiba, padahal ia sedang berusaha galau dengan lagu yang dibawakan.
"Pulang?," Tanya Arlan yang diangguki Rita.
Sedangkan disisi lain Ruto nampak berdecak dan berlari mencari Rita. Tapi, dirinya tidak menemukan Rita. Bahkan di stand Rami gadis itu juga tidak ada.
Ruto kembali ke standnya dengan mengacak rambutnya dan menatap Mia yang menunduk.
"Ck!" Ruto berdecak keras dan menendang kursi membuat mereka bertiga kaget.
"Lo kenapa anjirrr," Ren dan Aiden menatap sebal Ruto. Sedangkan Mia memegang bajunya erat.
Mia maju selangkah dan menatap Ruto yang kelihatannya pemuda itu sedang menahan emosi. "Maaf...." Lirihnya mengundang tatapan Ren dan Aiden.
"Kenapa nih? Lo ngapain minta maaf sama Ruto,?" Tanya Ren menatap Mia yang menunduk.
"A-aku gak sengaja cium Ruto.....terus, mantannya Ruto liat," Cicitnya menyatukan kedua tangan mendongak menatap Ruto yang sama sekali tak menatapnya.
Aiden dan Ren sontak langsung menghembuskan nafas pelan.
"Lo sengaja cium Ruto?," Tuding Aiden membuat Mia menggeleng dengan gugup.
"Aku gak sengaja sumpah. Ada yang dorong aku dari belakang tadi, Ruto aku serius aku gak sengaja cium kamu. Maafin aku," Sebenarnya Mia memang sengaja mencium Ruto ketika dirinya melihat Rita yang berjalan mendekati Ruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me!
Teen FictionSebelum baca harap follow dulu yaaa🌸 Jangan lupa tinggalkan jejak. seperti, vote dan komen. Cover by:Pinterest 🌼🌼🌼 "Putus?," "Hm," "Aku gak mau! kalo kamu masih aja ingin putus, lebih baik aku mati!" "Aku serius...lebih baik aku mati daripad...