"Lo kenapa selalu gini sih Taa?, udah gue bilang lo gak sendirian didunia ini. Ada gue! Gue janji bakal buat dunia lo sempurna lagi....gue mohon Taa jangan gini lagi" Rami memeluk Rita yang duduk di ranjang rumah sakit.
Rita tidak menyahuti Rami. Ia hanya memandang kearah jendela rumah sakit yang menampilkan langit yang begitu cerah.
"Gimana caranya lo buat dunia gue sempurna lagi? Sedangkan orang yang buat dunia gue sempurna aja udah ninggalin gue," Ujar Rita tanpa melihat Rami. Ia masih asik memandang kearah jendela rumah sakit.
"Gue benci ngerasain hal yang sama kayak dulu lagi. Kehilangan orang yang gue sayangi untuk yang kedua kalinya. Gue benci," Rita mengucapkan itu dengan tenang namun ada emosi disetiap kalimatnya.
"Gue gaakan ninggalin lo!" Rita terkekeh pelan mendengar perkataan Rami.
"Ortu gue dulunya juga bilang gitu. Tapi, nyatanya mereka tetep ninggalin gue sendirian didunia ini. Dan Ruto paling sering bilang gitu....lagi dan lagi gue ditinggalin" Rita tidak menyeka air matanya yang mengalir. Ia menikmati setiap tetes air matanya yang mengalir.
"Gue udah muak denger kata-kata itu Ram," Rami memeluk Rita erat dan menangis. Berbeda dengan Rita ia nampak diam dengan air mata yang mengalir.
"Gue gaakan tinggalin lo. Dan lo juga jangan tinggalin gue Taa" Rita hanya membalas pelukan Rami saja.
"Gak janji Ram,"
Rami semakin menangis mendengar jawaban Rita.
Sedangkan diluar. Arlan terlihat mondar mandir ragu apakah dirinya masuk atau tidak. Arlan sangat khawatir dengan Rita. Kenapa gadis itu nekat melukai pergelangan tangannya. Dan tadi ia mendengar percakapan Rami dengan dokter bahwa ini bukanlah hal pertama kali yang dilakukan oleh Rita.
Apa gadis itu kehilangan akalnya? Bisa-bisanya melakukan percobaan bunuh diri berulang kali. Memikirkannya saja sudah membuat Arlan kesal dengan Rita.
Rami keluar dari ruang inap Rita. "Thanks udah bawa Rita ke rumah sakit,"
Arlan mengangguk. Ia ingin bertanya bagaiman keadaan Rita sekarang. Tapi, dirinya ragu.
"Baik-baik aja," Ucap Rami seperti tau apa yang dipikirkan oleh Arlan. "Gue nitip yaa? Sebentar aja"
"Lo mau kemana emang?,"
Rami diam sejenak dan tersenyum.
"Bawa dunianya kembali. Gue titip yaa Ar," Arlan mengangguk saja walupun ia tak paham apa yang maksud Rami.Perlahan Arlan masuk dan mendapati Rita yang berbaring. Sepertinya gadis itu tertidur. Lalu ia memperhatikan pergelangan tangan gadis itu.
Arlan duduk di sofa yang sudah disediakan didalam ruang inap Pharita. "Lo cewe pertama yang buat gue khawatir," Ucapnya dengan mata terus memandang Rita yang tertidur diatas ranjang.
°°°°
"Balik lagi ke Rita yaa? Gue mohon sama lo....cuma lo yang bisa bikin dunianya kembali sempurna," Rami menemui Ruto dirumah pemuda itu dan memohon agar Ruto kembali lagi bersama Rita.
Ruto menggeleng pelan. "Gue gak bisa Ram. Maaf," Hubungan mereka sudah berakhir dan tidak akan pernah kembali lagi. Meskipun dirinya masih mencintai Rita. Ia tau jika mereka kembali bersama yang ada mereka berdua saling tersakiti.
Rita yang mau Ruto disisinya dan melarang pemuda itu untuk mengejar impian. Rita hanya ingin fokus Ruto kepadanya tanpa harus membagi kepada siapapun.
Sedangkan Ruto. Masih banyak mimpi yang harus ia kejar. Dan dunianya bukan hanya Rita saja. Tapi, juga ada bundanya dan masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me!
Teen FictionSebelum baca harap follow dulu yaaa🌸 Jangan lupa tinggalkan jejak. seperti, vote dan komen. Cover by:Pinterest 🌼🌼🌼 "Putus?," "Hm," "Aku gak mau! kalo kamu masih aja ingin putus, lebih baik aku mati!" "Aku serius...lebih baik aku mati daripad...