"Masih pusing?," Tanya Ruto memijat pelan kepala Rita.
Rita menggeleng pelan, sungguh dirinya sangat bahagia saat ini.
"Maaf," Rita menatap Ruto heran, kenapa pemuda itu meminta maaf.
Ruto menghentikan pijatannya dari kepala Rita. Mengambil kedua tangan gadis itu untuk digenggamnya. "Balik kayak dulu lagi yaaa?,"
Rita mematung ditempatnya. Menatap Ruto yang juga menatap dirinya dengan hangat.
"Taa," Panggil Ruto lembut dan sedetik itupun juga dirinya kaget karna Rita yang menangis.
"Hey, jangan nangis...liat aku, aku udah balik. Maaf yaa udah buat kamu nangis terus, aku janji gak bakal ninggalin kamu lagi," Ruto menghapus air mata Rita dan mengecup kedua mata gadis itu.
"Jangan tinggalin aku lagi," Ruto mengangguk dan membawa Rita kedalam pelukannya, mencium pucuk kepala gadis itu.
Memeluk Rita dengan erat, menyalurkan perasaan rindunya yang selama ini ia tahan.
Ruto sangat merindukan Ritanya.Ruto kembali lagi seperti dulu, bedanya jika dulu mereka bertengkar dan berpisah Ruto selalu dengan cepat kembali dan meminta maaf. Tapi, kali ini untuk yang pertama kalinya mereka berpisah cukup lama.
Rita memukul pelan dada Ruto. "Lama,"
"Maaf," Ruto semakin erat memeluk Rita dan mencium kening gadis itu.
"Jangan nangis lagi," Menangkup wajah Rita dan menyatukan kedua bibir mereka.
Ruto mengusap pergelangan tangan Rita yang masih terlihat bekas gadis itu menyayat urat nadinya. "Jangan gini lagi yaa," Rita mengangguk patuh.
Ruto kembali menarik Rita kedalam pelukannya.
Sedangkan disisi lain terdapat tiga pemuda dan satu gadis yang melihat mereka berdua.
Rami tersenyum senang dan menghapus air matanya. Ia ikut bahagia melihat Ruto kembali ke Rita. Kini pasti Rita sangat bahagia karna dunia gadis itu kembali lagi.
Tak jauh beda dengan Rami, Aiden dan Ren juga ikut bahagia melihat mereka berdua yang kembali bersama lagi. Lihatkan, mereka berdua itu emang ditakdirkan untuk bersama. Meskipun sempat berpisah, tapi takdir menyatukan mereka kembali lagi.
Aiden dan Ren tau jika Ruto lelah dengan sikap Rita, mana pada waktu itu keluarga Ruto sedang ada masalah karna bokapnya kedapatan menikah lagi dengan janda yang memiliki satu anak gadis seusianya. Dan ditambah dengan sikap Rita yang semakin hari semakin membuat Ruto muak dan lelah, makanya pemuda itu dengan gamblang memutuskan hubungannya dengan Rita.
Tapi, mereka bersyukur karna Ruto kembali lagi bersama Rita.
Arlan mengernyit menatap sedikit tidak suka kepada Ruto yang memeluk Rita.
Rami menoleh kearah Arlan dan menyikut perut pemuda itu. "Biasa aje muka nya,"
Arlan mendengus lalu menjitak pelan kening Rami. "Yok ah balik!" Ucapnya lalu menarik tangan Rami.
"Gamau!" Rami tidak mau pulang. Masa hari minggunya dihabiskan dirumah saja.
Arlan berdecak pelan. "Gue traktir nonton mau gak?," Mata Rami berbinar dan mengangguk semangat. Kini giliran dirinya yang menarik tangan Arlan dengan cepat menuju ke mobil pemuda itu.
"Pelan-pelan anjirrrr,"
Rita masih berada didalam pelukan Ruto. Tangannya digenggam oleh pemuda itu dan satu tangannya lagi mengusap kepala Rita.
"Mau jalan?," Tanya Ruto memainkan rambut Rita.
"Mau," Ruto tersenyum dan melepaskan pelukan mereka. Lalu berdiri mengulurkan tangannya kearah Rita.
Rita menyambut uluran tangan Ruto dan berdiri memeluk lengan pemuda itu.
"Nonton mau?,"
"Mau," Apapun itu jika bersama Ruto, dirinya akan mau-mau saja.
Ruto tersenyum dan mengusap kepala Rita dan mencium kening gadis itu.
Rita tertawa dan memeluk erat lengan Ruto.
°°°°
Rita mengernyit mendengar ketukan pintunya.
"Loh? Tumben pake dress," Ucap Rita membuka pintu melihat Rami yang memakai dress selutut.
"Gue mau nonton sama Arlan, terus gue bilang jemput gue dirumah lo aja. Kan sampingan,"
"Kalian kencan?," Tanya Rita menyandar disamping Rami yang bercermin.
"Mana ada njirrr! Dia mau traktir gue nonton," Rita ber-oh ria dan mengangguk.
"Lo balikan sama Ruto?," Tanya Rami membuat Rita tersenyum bahagia.
"Gue ikut seneng kalian balikan lagi," Rami memeluk Rita.
"Dunia gue balik lagi Ram," Rami mengusap kepala Rita dan ikut menangis karna terharu.
"Dah jangan lagi," Rami menghapus air mata Rita.
"Gimana penampilan gue?," Tanya Rami mengalihkan topik.
Rita menghapus air matanya dan meneliti penampilan Rami. "Jelek," Rami memukul lengan Rita dan cemberut.
Rita tertawa dan membalas dengan mendorong pelan Rami. "Canda elah, cantik kok. Lo itu selalu cantik Ram,"
Rami tersenyum malu-malu. "Makasih gue emang dilahirkan untuk menjadi cantik,"
"Dih,"
"Woi!" Mereka berdua menoleh dan mendapati Arlan yang berada didepan pintu.
Arlan menatap sebal Rami. Bayangkan saja, dirinya sudah menjemput gadis itu dirumahnya dan Rami baru bilang jika dia menunggu dirumah Rita.
Rami cengengesan menggaruk kepalanya. "Sorry, salah lo lah napa gak periksa notif"
Tipikal cewe yang gamau salah.
"Yaudah kita pergi dulu yaa beb," Rami mencium sekilas pipi Rita dan menyusul Arlan yang sudah menunggu didalam mobil.
Rita melambaikan tangannya. "KALIAN BERDUA COCOK!" Teriaknya dan tertawa karna Arlan dan Rami sama-sama memberinya jari tengah.
"Siapa?,"
"Astagaa," Rita menutup matanya kaget karna Ruto tiba-tiba saja berada dibelakangnya.
Ruto tertawa pelan dan memeluk Rita. "Maaf yaa buat kamu kaget,"
Rita membalas pelukan Ruto menghirup aroma khas pemuda itu. "Gapapa, kamu mah minta maaf mulu. Telinga aku sampe bosen dengernya,"
Ruto tertawa dan melepaskan pelukan mereka. "Udah siap?," Tanyanya yang diangguki oleh Rita.
Ruto lalu menatap gadis itu yang mengenakan dress pink panjang dan outer berwarna putih lalu rambut yang dikepang satu. Ruto berdecak pelan karna penampilan Rita sangat cantik dan manis. Ia takut nanti banyak pemuda yang melirik gadisnya.
"Ayokkk, nanti keburu telat nonton nya" Ruto mengangguk dan membuka pintu mobilnya untuk Rita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me!
Teen FictionSebelum baca harap follow dulu yaaa🌸 Jangan lupa tinggalkan jejak. seperti, vote dan komen. Cover by:Pinterest 🌼🌼🌼 "Putus?," "Hm," "Aku gak mau! kalo kamu masih aja ingin putus, lebih baik aku mati!" "Aku serius...lebih baik aku mati daripad...