Mia membanting semua barang yang ada di kamarnya.
"Mia kamu apa-apaan sih?!" Sinta masuk kedalam kamar anaknya dan kaget melihat begitu berantakannya.
"Kamu kenapa?" Tanya Sinta mendekati Mia.
Mia menangis. "Ruto mau n-nikah sama Rita maa"
"Nikah? Kamu tau dari mana?"
"Tadi aku gak sengaja denger mereka ngomong dikampus" Mia memeluk Sinta dirinya sangat sedih mendengar Ruto yang akan menikah. "Aku suka sama Ruto maa, aku...aku gak rela dia nikah sama orang lain. Aku gak rela!"
Sinta melepaskan pelukan anaknya lalu menatap Mia. "Kamu kurang tegas mepet Ruto, jangan nangis mama bakal bantu supaya kamu dapet Ruto"
"Caranya?"
Sinta tersenyum lalu membisikan sesuatu kepada Mia yang membuat gadis itu kaget.
"Maa? Gamau ah, aku gamau kalo sampe nanti masuk penjara" Yang benar saja masa mama nya menyarankan untuk menghabisi Rita.
Sinta berdecak karna anaknya menolak idenya. "Kamu tuh yaaa, dikasih ide bukannya makasih. Nurut aja kenapa sih? Tenang aja kamu gabakal masuk penjara"
Akhirnya Mia mengangguk.
Mia akan menghabisi Rita tepat dihari pernikahan Rita dan Ruto.
***
Kini Tia tengah sibuk mempersiapkan pernikahan anaknya. Memesan ini dan itu, Tia pastikan pernikahan Ruto dan Rita sangat meriah sesuai keinginan mereka berdua.
"Bunda."
Tia menoleh mendapati Rita yang berjalan kearahnya. "Kenapa sayang?"
Rita tersenyum memeluk Tia dari belakang. "Nanti aku mau temanya kayak di kerajaan gitu"
"Iya, kamu tenang aja. Besok kamu bakal jadi princess" Tia menjawil hidung Rita.
"Makasih bunda"
"Sama-sama sayang"
"Ruto mana?"
Rita melepaskan pelukannya. "Tidur, kasihan dia nya capek"
"Yaudah bentar lagi aja yaa kita ambil bajunya" Rita mengangguk dengan ucapan bunda Tia.
"Kalo gitu aku siap-siap dulu yaa bunda, sekalian bangunin Ruto"
"Iyaa sayang"
Rita menuju kamarnya untuk bersiap-siap lalu menuju kamar Ruto untuk membangunkan pemuda itu.
"Bangun lah"
"Hm? Bentar lagi" Ruto malah menarik tangan Rita untuk dipeluknya.
"Ruto ih! Bunda udah nungguin dibawah, ayo cepet bangun" Rita menarik tangannya dan mengguncang tubuh Ruto agar segera bangun.
Rita berdecak sebal karna Ruto masih saja tidak mau bangun. "Ruto bangun"
"Hm"
"Bangun ish! Jangan hm hm doang, bangun cepet"
Kesal karna Ruto tidak mau bangun, akhirnya Rita menyerah dan berdiri mending dia kebawah dan membantu bunda nya menyiapkan souvenir pernikahannya nanti.
Tapi, Ruto malah menarik tangannya hingga jatuh diatas tubuh pemuda itu.
Ruto memeluk Rita erat, tak membiarkan gadis itu menjauh darinya.
"Rutoooooo......" Rengek Rita sebal memukul dada Ruto.
"Nyaman" Ruto membenamkan wajahnya di ceruk leher Rita.
"Bangun ih"
"Bentar lagi"
"Kita mau ambil baju"
"Iyaa nanti"
"Gamau nanti, maunya sekarang!"
Ruto melihat wajah Rita yang sebal, dirinya tertawa pelan lalu mencium pipi Rita. "Iyaa aku bangun"
Akhirnya Ruto bangun dan mencuci wajahnya.
"Ayoo" Ruto menggenggam tangan Rita dan menuju kebawah.
Dibawah terlihat bundanya sedang menyiapkan segala jenis kebutuhan persiapan pernikahan dirinya dan Rita.
Banyak sanak saudaranya yang datang dan ikut membantu.
"Udah bangun? Mau ambil sekarang? Yaudah ayoo" Mereka berdua mengangguk lalu menuju ke mobil untuk mengambil baju mereka.
***
Mereka sudah mengambil baju dan mengantar bunda Tia pulang. Sedangkan Ruto dan Rita menikmati waktu sore ditaman.
Rita memakan es krim nya dengan nikmat tanpa menghiraukan Ruto yang terus menatap dirinya.
Ruto tersenyum memandangi wajah Rita yang besok akan menjadi istrinya. Dirinya sungguh sangat bahagia menjadikan Rita sebagai pendamping hidupnya.
Besok Rita resmi menjadi istrinya.
"Kenapa?" Tanya Rita setelah selesai menghabiskan es krimnya.
Ruto menggeleng lalu mengusap puncak kepala Rita. "Gapapa, istriku"
Sungguh pipi Rita sangat merah saat ini, dirinya memukul pelan tangan Ruto. "Apasih," Ucapnya memalingkan wajah kearah lain.
Ruto tertawa pelan melihat reaksi Rita yang salah tingkah. "Harus terbiasa, nanti aku sering bilang gitu"
"Yaaa, tunggu nanti aja. Jangan sekarang"
"Harus sekarang, biar nanti kamu terbiasa sayang" Ruto memainkan rambut Rita. "Coba bilang suamiku"
Rita bergedik geli dan tertawa pelan. "Geli banget ih"
Ruto mengusap hidungnya mengalihkan wajahnya dan menatap kembali Rita. "Coba dulu sayang"
Rita berdehem pelan. "Iyaaa suamiku" Setelah mengatakan itu tawa Rita pecah dan menggeleng karna sangat menggelikan untuk diucapkan saat ini. Tidak tau nanti.
Ruto pun sama seperti Rita dirinya sebenarnya juga agak gimana gitu mendengar dan memangil seperti itu.
"Iya-iya nanti aja jangan sekarang, geli dengernya" Ruto menarik tangan Rita dan membawa gadis itu kedalam pelukannya.
Mereka berdua menikmati waktu sebelum besok resmi menjadi sepasang suami istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me!
Teen FictionSebelum baca harap follow dulu yaaa🌸 Jangan lupa tinggalkan jejak. seperti, vote dan komen. Cover by:Pinterest 🌼🌼🌼 "Putus?," "Hm," "Aku gak mau! kalo kamu masih aja ingin putus, lebih baik aku mati!" "Aku serius...lebih baik aku mati daripad...