Lisa POV
Aku rasa semua orang di dunia ini memang gila uang, termasuk presdir dari agensiku dan Jennie. Kenapa mereka berdua bisa berpikir untuk mengambil keuntungan dari kabar buruk yang menimpa kami.
Berkencan dengan Jennie sama sekali bukan ide yang bagus, terlebih itu hanya berpura-pura saja.
Tetapi untuk sekarang aku harus menghadapi permohonan dari presdir ku untuk melakukan hal itu.
"Tidak, sajangnim, aku tidak bisa melakukan itu, itu akan merugikan dan bisa saja mencemarkan nama dan citra yang baik yang selama ini sudah ku bangun"
Presdir Park berdecak, aku tau pria di hadapanku ini sedang membutuhkan banyak uang, pasalnya aktor seniorku yang di bawah naungannya terlibat kasus narkoba yang membuat saham agensi turun drastis akibat pembatalan beberapa kontrak secara mendadak "Tidak bisakah kau membantu kali ini saja, Lisa-ya, aku janji setelahnya aku tidak akan memintamu untuk melakukan hal-hal yang berat lagi"
Sejujurnya aku kasihan melihat bagaimana putus asanya wajah presdir Park, tetapi aku tetap tidak akan mau jika harus berhadapan dengan Jennie apalagi sampai dikenal sebagai sepasang kekasih.
Bukan maksudku dia tidak menarik, aku akui dia cukup cantik, pintar, dan sedikit sexy, aku hanya mengatakan ini pada kalian, tolong jangan membocorkan kepada siapapun kalau aku sempat memuji si Kim itu, bisakah kalian dipercaya.
Sampai sekarang aku masih kesal dengan sikapnya yang sombong, aku tidak tau apakah dia bersikap seperti itu pada semua orang atau hanya padaku saja, Jennie Kim memang sulit ditebak.
"Begini saja sajangnim, aku tau kau memang sangat membutuhkan uang untuk sekarang ini, aku akan menyetujui rencana mu, tetapi kau juga harus mendapatkan izin dari pihak Jennie dalam waktu tiga hari, jika tidak, maka batalkan saja idemu itu" tiga hari waktu yang sangat singkat, bukan? Aku yakin gadis kucing yang keras kepala itu akan sulit dibujuk, jika dalam kurun waktu yang singkat itu tidak berhasil, maka rencana kedua presdir agensi itu akan gagal, ini tujuanku, lebih sopan untuk sekadar menolak keinginan presdir ku sendiri.
"Baiklah, untuk tiga hari, aku akan mencobanya"
Aku bangkit dari kursiku dan tersenyum ke arah pria yang sudah terlihat sedikit menua, banyak kerutan di dahinya sekarang. "Jennie sangat cantik, Lisa, aku tau kau tertarik dengan wanita, jadi jika kita berhasil untuk membuat media play ini, kau jadi punya kesempatan untuk mendekatinya, punya kekasih seterkenal Jennie juga cukup menarik di hidupmu, ku jamin itu"
Aku hanya berdecih saja. Pria ini memang pandai merayu. Tetapi untuk apa aku harus memiliki kekasih seperti Jennie jika aku sendiri juga sudah terkenal "Aku tidak tertarik pada gadis itu, sajangnim"
*****
Jennie POV
Hari ini proses syutingku hanya sampai jam makan siang saja, aku beranggapan bisa bersantai di rumah setelah itu, tetapi aku salah, staff dari agensi tiba-tiba menghubungiku dan mengatakan ada rapat yang diadakan untuk membahas model pakaian yang akan dirancang untukku. Peluncuran film yang masih dalam proses syuting itu tidak lama lagi, itu sebabnya ada beberapa acara Show award yang turut hadir mengundangku, itu sebabnya pihak agensi harus meluncurkan pakaian yang mewah yang akan ku kenakan nanti.
Rapat hanya berlangsung sekitar 45 menit. Setelah itu, aku memilih untuk buru-buru keluar dan mencari keberadaan managerku, tidur di kasurku yang empuk mungkin akan sangat nikmat, wah, sepertinya aku sudah gila karena terus saja merindukan benda mati itu.
"Permisi, apa kau tau dimana Rosé?" setelah masuk ke ruangan khusus untuk ku, aku tidak menemukan managerku disana, itu sebabnya aku memilih bertanya pada seorang staff.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Choice [OnGoing]
FanficPerasaan benci bisa saja berubah menjadi cinta. Tak jarang kata-kata itu didengar oleh semua orang. Namun juga masih banyak menganggap itu hanya omong kosong saja, seperti halnya yang sedang terjadi pada dua orang aktris yang saling membenci. Yang s...