1. Annoying Meeting

1.6K 183 5
                                    

Author POV

Jika berbicara tentang kesenioran, maka satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah menghormati, tetapi bukankah junior harus mendapatkan perlakuan yang baik juga. Lisa masih bingung dengan sikap Jennie terakhir kali, sebagai seorang senior sudah seharusnya dia menunjukkan sikap yang baik kepada juniornya tetapi gadis itu sama sekali tidak repot-repot untuk melakukannya.

"Dia selalu seperti itu, entah sampai kapan sikapnya itu bisa berubah" Irene, satu-satunya dari kalangan artis yang dekat dengan Jennie, kebetulan dia juga ikut berperan dalam satu film dengannya "Aku minta maaf atas perlakuannya kepadamu, Lisa, aku akan mencoba berbicara serius dengannya nanti"

Lisa tersenyum ramah, walaupun hatinya masih terasa panas, namun dia tidak boleh menunjukkan amarahnya kepada yang lain "Kenapa sunbae yang meminta maaf, aku tidak masalah sama sekali, tadi itu mungkin benar, aku kurang masuk dalam karakter saat membaca skrip"

"Kau orang yang baik, Lisa, aku tau kau pasti akan sukses" ucap Irene sambil mengelus tangan Lisa "dan satu lagi jangan memanggilku sunbae, panggil saja Irene atau jika kau merasa canggung cukup tambahkan kata eonni" keduanya terkekeh sekarang, Lisa merasa senang saat mendapatkan teman baru se welcome Irene, sebenarnya semuanya baik hanya Jennie saja yang bersikap kasar padanya. Jika diingat-ingat lagi itu kembali membuat suasana hati Lisa buruk dan ia kembali merasa kesal.

*****

Jennie POV

Suasana hatiku sangat buruk sekarang. Entahlah, sebenarnya sedari tadi pagi aku juga tidak mood untuk melakukan apapun, tetapi hari ini adalah hari pembacaan skrip yang tidak bisa aku hindari. Dan kalian semua harus tau, dimulai dari aku bangun tidur, Rosé terus saja memarahiku karena aku terlambat bangun dan harus berangkat dengan terburu- buru dan bahkan sampai sekarang hanya karena aku pulang begitu saja setelah mendengar gadis bodoh itu membaca skripnya dengan kemampuan yang minim. Okey, aku akan berbicara realistis saja, artis sekelas denganku tidak ingin bekerja dengan orang yang kemampuannya di bawah standar.

"Tidak seharusnya kau bersikap seperti tadi padanya eonni, dia itu juniormu sudah seharusnya kau mengajarinya jika ia melakukan kesalahan, bukan malah membentaknya seperti tadi" kalian dengarkan? Kupingku rasanya panas sekali karena managerku ini terus saja mengomel.

"Aku kesal, kenapa pihak Netflix memilih orang sembarangan seperti dia" aku bisa mendengar Rosé menghela napas kasar, aku tau dia kesal tetapi kenapa dia tidak membela artisnya kenapa dia bersikeras padaku untuk menyalahkanku sekarang?

"Dia bukan orang sembarangan eonni, aku sempat menonton drama yang ia perani, walaupun perannya sebagai peran pembantu tetapi aktingnya sangat bagus, jadi apa salahnya sekarang dia masuk ke tim film yang akan kau perani juga?" Aku mendelik tajam ke arah managerku yang sibuk menyetir, dia masih sempat mengomel padahal sedang mengendarai mobil.

"Ya! Bela saja dia terus, kalau begitu kau jadi managernya saja, aku tidak ingin punya manager secerewet dirimu" sekarang aku melipat kedua tanganku di dada, aku memasang wajah kesal. Namun, bukannya takut dia malah terkekeh sambil mencubit pipiku.

"Kau ini sebenarnya sangat bayi, eonni, lihat kau mudah sekali kesal seperti anak berusia lima tahun" kini tangan managerku itu mengusap alus rambutku. Aku tau dia bersikap seperti itu karena takut ku pecat, dasar manusia ini, tetapi aku harus mengatakan pada kalian semua, bahwa aku bisa marah kepada siapapun tetapi tidak kepada Rosé ku ini.

"Tidak ada yang tau Jennie Kim yang marah akan terlihat seimut ini" aku tidak tau sejak kapan membual menjadi kebiasaanya sekarang.

"Tidak perlu bersikap seperti itu, aku tetap akan memecatmu" tentu saja aku hanya berbohong, aku sulit menyesuaikan diri dengan orang baru dan lagi pula Rosé sudah menjadi manager yang cukup baik, dia bukan sekadar bekerja denganku dia sudah seperti adik sekaligus sahabat untukku.

You Are My Choice [OnGoing] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang