Author POV
"Sudah cukup sayang, kau sudah minum terlalu banyak" Lisa dengan cepat menahan tangan Jennie yang lagi-lagi akan meneguk minuman di slokinya.
"Aku sudah menyakiti perasaannya Lisa, aku menyakitinya" Lisa membawa Jennie ke dalam pelukannya, memberi kecupan di pucuk kepala gadis itu.
"Apa kau mencintainya?" tanya Lisa, dengan cepat Jennie menggeleng.
"Tidak Lisa, tidak, aku hanya menyayanginya sebagai adikku" Lisa mengangguk, tangannya kembali mengusap air mata di pipi sang kekasih "Aku hanya mencintai mu Lisa"
"Aku mengerti honey, kita akan membicarakan ini lagi besok, sekarang kau sudah sangat mabuk, lebih baik kita pulang, okey?" Jennie tidak lagi menjawab, saat Lisa mulai memapah tubuhnya.
Sejujurnya Lisa merasa kasihan dengan Rosé yang menyimpan perasaan pada Jennie entah sejak kapan. Namun tentu saja Lisa juga tidak akan rela jika Jennie akan memilih Rosé sebagai pasangannya, Lisa selalu mengatakan ia tidak bisa hidup lagi tanpa kekasihnya.
"Lisa, apa kamu marah?" Jennie bertanya, dengan nada yang sedikit terbata-bata.
"Marah? Kenapa aku harus marah, baby?" Lisa tersenyum, dan memberikan kecupan dalam di kening sang kekasih.
Ini yang tidak Lisa sukai jika kekasihnya sudah mabuk, Jennie akan kehilangan keseimbangannya, bukannya Lisa merasa direpotkan dia hanya tidak ingin jika kekasihnya itu sampai terjatuh, seperti tadi Jennie yang beberapa kali melepas pelukannya pada Lisa dan hampir mendarat begitu saja di lantai.
Sekarang Lisa sudah berhasil membawa Jennie masuk ke dalam mobil, gadis berponi itu harus membawa kekasihnya pulang, tetapi tidak mungkin dia membiarkan Jennie pulang dengan keadaan yang mabuk seperti ini, bisa-bisa Lisa kehilangan kepercayaan calon mertuanya untuk menjaga anak mereka.
"Lisa, lihat aku!" Jennie menangkup kedua pipi Lisa dan menariknya agar mereka bisa berhadapan "Jangan marah padaku, aku tidak menyukai Rosé, hanya saja Rosé ternyata jatuh cinta padaku" Jennie kembali mengeluarkan air matanya "Aku sangat menyayanginya, jangan minta aku dan Rosé berjauhan"
Lisa mengangguk, dia paham bagaimana perasaan kekasihnya "Baik sayang, aku tidak akan marah, aku akan marah jika kamu memilih orang lain ketimbang aku" sekarang giliran Jennie yang mengangguk. Gadis berpipi mandu itu mengecup bibir Lisa, membuat Lisa sedikit terkejut, jarang-jarang jika Jennie melakukan hal intim terlebih dahulu.
Lisa mendorong bahu Jennie pelan "Sudah cukup ciumannya sayang, jangan sampai aku memakanmu disini" Jennie mengerutkan hidungnya tanda protes membuat Lisa semakin gemas.
"Aku tidak akan membawa mu pulang, kita akan menginap di apartemen ku saja, bagaimana?" tanya Lisa dan langsung mendapat anggukan setuju oleh Jennie.
"Nanti aku boleh tidur sambil memelukmu?"
"Tentu saja, sayangku"
*****
Rosé terbangun saat cahaya matahari mulai mengusik tidurnya, gadis itu membuka matanya secara perlahan, ia menatap ke sekeliling ruangan yang sedang ia tepati, tempat ini sama sekali tidak familiar baginya.
Kehadiran seseorang yang bisa ia lihat membelakanginya membuat Rosé sedikit was-was, dia cukup paham jika postur tubuh itu bukanlah Jennie sebagai satu-satunya orang yang dekat dengannya.
Rosé berdehem membuat satu gadis lain di sana menatap ke arahnya, Rosé jadi lega saat mengetahui ternyata dia sedang bersama orang baik lainnya.
"Kau sudah bangun, apa kepalamu pusing, Rosé-ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Choice [OnGoing]
FanficPerasaan benci bisa saja berubah menjadi cinta. Tak jarang kata-kata itu didengar oleh semua orang. Namun juga masih banyak menganggap itu hanya omong kosong saja, seperti halnya yang sedang terjadi pada dua orang aktris yang saling membenci. Yang s...